Selain Fokus ke Digital Ini 4 Tips Selamatkan Bisnis Saat Krisis

Reporter

Bisnis.com

Editor

Mitra Tarigan

Senin, 8 Juni 2020 07:30 WIB

Ilustrasi pengusaha. Shutterstock

TEMPO.CO, Jakarta - Pandemi corona memberikan berbagai dampak di masyarakat. Tidak hanya dampak kesehatan, gaya hidup, namun salah satu yang terkena adalah dampak ekonomi. Banyak bisnis yang terganggu dan terdampak negatif dari krisis akibat pandemi corona yang terjadi. Perusahaan, para CEO dan eksekutif, pengusaha, karyawan dan pemilik bisnis dihadapi dengan ketidakpastian besar dan tidak dapat melihat dengan jelas apa yang ada di hadapan mereka.

CEO Perell Ventures Kim Perell mengutarakan bahwa sebagai seorang wirausahawan dan CEO yang telah berhasil mengatasi gelembung dot-com, peristiwa 11 September, dan kehancuran pasar pada 2008, dia tahu secara langsung potensi kehancuran yang dihadapi bisnis saat ini. "Dampak ekonomi dari apa yang kita alami sekarang belum pernah terjadi sebelumnya tetapi masih ada peluang untuk kita keluar lebih kuat dari sebelumnya," ujarnya seperti dikutip melalui Entrepreneur, Selasa 2 Juni 2020.

Menurutnya, hal penting yang perlu diperhitungkan oleh pelaku bisnis saat ini adalah bagaimana agar perusahaan dapat bertahan hingga krisis selesai, salah satunya dengan berubah haluan atau pivoting. Sekarang adalah waktu untuk bereksperimen, membuat sesuatu, dan berinovasi.

Namun sebelum berubah haluan, Anda disarankaan untuk lebih dahulu menstabilkan bisnis sesuai dengan kemampuan Anda. Sebelum mengambil keputusan lakukan semua evaluasi serta tindakan yang diperlukan untuk mengatasi krisis.

Setelah Anda menstabilkan bisnis Anda, saatnya untuk fokus pada masa depan. Berikut adalah 5 cara untuk memutar bisnis Anda agar tidak hanya bertahan, tetapi juga untuk berkembang:

  1. Merangkul sistem digital
    Jika Anda terutama kehabisan toko batu bata dan mortir, saatnya untuk menemukan versi digital dari pekerjaan apa pun yang Anda lakukan. Hal yang dapat dilakukan antara lain emanfaatkan e-commerce, melakukan sesi pertemuan atau konsultasi secara virtual, restoran telah sangat terpukul oleh pandemi, dan banyak yang telah beralih ke pengiriman online dan membatasi pesanan yang dibawa pulang. Dengan semua orang terjebak di rumah, permintaan untuk konten online lebih tinggi dari sebelumnya.

  2. Manfaatkan aset dan sumber daya yang ada
    Manfaatkan aset dan sumber daya yang tersedia saat ini dan selaraskan dengan kebutuhan pelanggan Anda. Tanyakan pada diri sendiri: Apa yang paling dibutuhkan orang saat ini? Bagaimana perusahaan Anda dapat memenuhi kebutuhan itu dengan sumber daya yang ada? Jika bisnis Anda tidak dapat beroperasi, apakah ada cara untuk berporos ke sistem digital atau bisnis lain yang dianggap penting?

  3. Perdalam loyalitas dengan pelanggan eksisting
    Jadilah nyata, otentik dan transparan terkait upaya Anda untuk melayani pelanggan sebaik mungkin dan beri tahu mereka bagaimana mereka dapat mendukung bisnis Anda. Pelanggan yang setia adalah aset dan duta bagi perusahaan Anda. Terus jaga hubungan yang kuat dengan klien baik secara langsung, individu, melalui buletin, atau media sosial. Dengan semakin waktu yang dihabiskan orang online, ini adalah waktu yang tepat untuk berbagi konten yang relevan dan menarik terkait dengan bisnis Anda.

  4. Jelajahi manfaat kolaborasi
    Kemitraan dapat memberikan Anda akses ke pelanggan baru, produk baru, atau pasar baru. Penting juga untuk berkolaborasi dengan bisnis lain untuk mendapatkan dukungan dan ide. Menjadi bisnis lokal atau kecil bisa terasa terisolasi, tetapi ada kekuatan dalam kemitraan dan ide yang melimpah. Berusahalah untuk selalu terhubung, apakah itu bisnis tetangga, kamar dagang lokal, grup perdagangan industri, atau bahkan grup Facebook atau LinkedIn.

  5. Coba, gagal, coba lagi!
    Tidak semua yang Anda coba akan berhasil. Dan itu tidak masalah. Selalu perhitungkan risiko untuk gagal, lalu bangkit. Mungkin diperlukan beberapa upaya untuk mencari tahu cara apa yang cocok untuk Anda, namun pada akhirnya kegigihan akan terbayarkan. Perusahaan paling sukses dan terkenal di dunia bahkan telah mengalami banyak kegagalan, beberapa di antaranya Anda mungkin bahkan tidak ingat, seperti media sosial Google "Orkut", ketika Coca Cola meluncurkan "Coke Max", dan telepon "Fire" keluaran Amazon.

    Jika bisnis Anda sangat terpengaruh oleh krisis saat ini, Anda tidak sendirian. Penting untuk diingat bahwa perusahaan hebat dapat dibangun di masa sulit. Banyak dari perusahaan sukses yang Anda lihat hari ini, sebut saja WhatsApp, Uber, Credit Karma, Pinterest, Slack, Venmo, dan Square semua didirikan selama Resesi 2008. Jangan takut untuk melakukan perubahan. Fokus pada kelebihan dan apa yang dapat Anda lakukan untuk bangkit.

Advertising
Advertising

Berita terkait

Warga Ungkap Rumah Tempat Brigadir RA Tewas dengan Luka Tembak Milik Pengusaha Batu Bara

8 jam lalu

Warga Ungkap Rumah Tempat Brigadir RA Tewas dengan Luka Tembak Milik Pengusaha Batu Bara

Brigadir RA ditemukan tewas dengan luka tembak di kepala di dalam mobil Alphard di sebuah rumah di Mampang.

Baca Selengkapnya

Setelah Laporkan Kapolres Tangsel ke Divisi Propam Polri, Pengusaha ini ke LPSK Bawa Bukti Penembakan Kantornya

1 hari lalu

Setelah Laporkan Kapolres Tangsel ke Divisi Propam Polri, Pengusaha ini ke LPSK Bawa Bukti Penembakan Kantornya

Budi meminta perlindungan LPSK. Lawan pengusaha importir mesin itu diduga dibekingi jenderal.

Baca Selengkapnya

Antony Blinken Minta Beijing Beri Kesetaraan Kesempatan untuk Pengusaha Amerika di Cina

2 hari lalu

Antony Blinken Minta Beijing Beri Kesetaraan Kesempatan untuk Pengusaha Amerika di Cina

Antony Blinken menyerukan pada Cina agar memberikan kesempatan yang sama pada para pelaku bisnis dari Amerika Serikat di Cina.

Baca Selengkapnya

Psikolog Sebut Perlunya Orang Tua Terapkan Aturan Jelas Penggunaan Ponsel pada Anak

2 hari lalu

Psikolog Sebut Perlunya Orang Tua Terapkan Aturan Jelas Penggunaan Ponsel pada Anak

Orang tua harus memiliki aturan yang jelas dan konsisten untuk mendisiplinkan penggunaan ponsel dan aplikasi pada anak.

Baca Selengkapnya

Hari Konsumen Nasional, Menteri Zulhas: Pengusaha Jangan Curang

3 hari lalu

Hari Konsumen Nasional, Menteri Zulhas: Pengusaha Jangan Curang

Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan atau Zulhas meminta para pengusaha tidak curang.

Baca Selengkapnya

Seorang Pengusaha Laporkan Kapolres Tangsel ke Propam Polri Karena Dugaan Kriminalisasi

3 hari lalu

Seorang Pengusaha Laporkan Kapolres Tangsel ke Propam Polri Karena Dugaan Kriminalisasi

Seorang pengusaha mesin di Kota Tangerang melaporkan Kapolres Tangsel atas dugaan kriminalisasi.

Baca Selengkapnya

Kelola Limbah, Startup asal Bandung dan Bekasi Mendapat Dana di Philanthropy Asia Summit

4 hari lalu

Kelola Limbah, Startup asal Bandung dan Bekasi Mendapat Dana di Philanthropy Asia Summit

Dua startup asal Indonesia, MYCL dan Sampangan, mendapat pendanaan dari Philanthropy Asia Summit 2024 karena sukses mengelola limbah.

Baca Selengkapnya

Nilai Tukar Rupiah Melemah, Pengusaha Minta Pemerintah Perluas Pemberian Insentif

4 hari lalu

Nilai Tukar Rupiah Melemah, Pengusaha Minta Pemerintah Perluas Pemberian Insentif

Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia atau Apindo Shinta Kamdani menilai melemahnya nilai tukar rupiah berdampak pada penurunan confidence ekspansi usaha di sektor manufaktur nasional.

Baca Selengkapnya

Terpopuler: Tim Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Segera Dibentuk, AirAsia Tebar Promo Tiket 28 Rute Internasional Mulai Kemarin

4 hari lalu

Terpopuler: Tim Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Segera Dibentuk, AirAsia Tebar Promo Tiket 28 Rute Internasional Mulai Kemarin

Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan Indonesia dan Tiongkok telah sepakat untuk membentuk tim ihwal penggarapan proyek Kereta Cepat Jakarta-Surabaya.

Baca Selengkapnya

Kuasa Hukum Ungkap Ada Perjanjian Pisah Harta Antara Sandra Dewi dan Harvey Moeis

6 hari lalu

Kuasa Hukum Ungkap Ada Perjanjian Pisah Harta Antara Sandra Dewi dan Harvey Moeis

Harvey Moeis dan Sandra Dewi melakukan pisah harta saat keduanya resmi menikah pada 2016 lalu.

Baca Selengkapnya