Era New Normal, Ini Gaya Berkaraoke Baru di Tokyo

Reporter

Antara

Editor

Mitra Tarigan

Senin, 15 Juni 2020 14:45 WIB

Ilustrasi orang bernyanyi. shutterstock.com

TEMPO.CO, Jakarta - Penggemar karaoke di Tokyo, Jepang, bisa kembali menikmati hiburan dengan bernyanyi di tempat karaoke yang dibuka kembali pada fase new normal. Dilansir Kyodo, Senin 15 Juni 2020, para konsumen di Karaoke Manekineko dekat stasiun Shinjuku harus diperiksa suhu tubuhnya oleh mesin dengan kecerdasan buatan di pintu masuk.

Mikrofon yang dipakai oleh konsumen pun dilapisi kain dan dilengkapi dengan penghalang plastik. Tempat karaoke yang dibuka pada Kamis pekan lalu didatangi oleh sejumlah konsumen sejak pagi.

Tempat karaoke yang ditutup selama lebih dari dua bulan membatasi jumlah tamu yang datang, tergantung ukuran ruangan dan ventilasi. Para staf memakai masker dan penutup wajah dan secara rutin membersihkan ruangan-ruangan.

Tersedia pula sarung tangan untuk tamu yang ingin memakainya saat bernyanyi.

Tempat karaoke, biasanya memiliki beberapa ruangan dalam ukuran beragam, termasuk dalam ruangan sempit, penuh sesak dan membuat orang-orang berinteraksi dalam jarak dekat, tempat yang harus dihindari untuk mencegah penyebaran virus corona.

Advertising
Advertising

Berita terkait

Yen Merosot, Kunjungan Wisatawan Asing ke Jepang Makin Tinggi

1 hari lalu

Yen Merosot, Kunjungan Wisatawan Asing ke Jepang Makin Tinggi

Pemerintah Jepang pun optimistis bakal bisa melampaui target 2025 yaitu 32 juta pengunjung asing pada tahun ini.

Baca Selengkapnya

YLKI Kirim Surat ke Satgas Pasti, Minta Pemberantasan Pinjol Sampai ke Akarnya

4 hari lalu

YLKI Kirim Surat ke Satgas Pasti, Minta Pemberantasan Pinjol Sampai ke Akarnya

Kabid Pengaduan YLKI Rio Priambodo mengungkapkan, lembaganya telah mengirim surat kepada Satgas Pasti terkait aduan konsumen Pinjol ilegal.

Baca Selengkapnya

Zulhas Sebut Pembatasan Barang Impor untuk Melindungi Konsumen

8 hari lalu

Zulhas Sebut Pembatasan Barang Impor untuk Melindungi Konsumen

Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan atau Zulhas mengungkap latar belakang aturan pembatasan barang impor.

Baca Selengkapnya

8 Shopping Street Terbaik untuk Wisata Belanja di Tokyo

8 hari lalu

8 Shopping Street Terbaik untuk Wisata Belanja di Tokyo

Di antara lebih dari 2.400 shotengai atau shopping street di Tokyo, berikut ini yang terbaik untuk wisata belanja

Baca Selengkapnya

Hari Konsumen Nasional, Menteri Zulhas: Pengusaha Jangan Curang

8 hari lalu

Hari Konsumen Nasional, Menteri Zulhas: Pengusaha Jangan Curang

Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan atau Zulhas meminta para pengusaha tidak curang.

Baca Selengkapnya

Wisata Belanja di Tokyo, 7 Barang Ini Wajib Dibeli

8 hari lalu

Wisata Belanja di Tokyo, 7 Barang Ini Wajib Dibeli

Sebelum merencanakan perjalanan wisata belanja ke Tokyo, ada beberapa hal yang perlu diketahui termasuk barang-barang terbaik yang harus dibeli

Baca Selengkapnya

Ketahui Hak-hak Konsumen Plus Perlindungan dan Kewajiban Konsumen

10 hari lalu

Ketahui Hak-hak Konsumen Plus Perlindungan dan Kewajiban Konsumen

Level pengetahuan kebanyakan konsumen Indonesia soal perlindungan dan hak-hak konsumen masih di level tiga, dari level tertinggi 5.

Baca Selengkapnya

Pakta Konsumen Nasional Minta Pemerintah Penuhi Hak Konsumen Tembakau

11 hari lalu

Pakta Konsumen Nasional Minta Pemerintah Penuhi Hak Konsumen Tembakau

Pakta Konsumen Nasional meminta pemerintah untuk memenuhi hak konsumen tembakau di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Kemendag Gelar Festival Hari Konsumen Nasional

11 hari lalu

Kemendag Gelar Festival Hari Konsumen Nasional

Kementerian Perdagangan atau Kemendag menggelar festival untuk memperingati Hari Konsumen Nasional (Harkonas).

Baca Selengkapnya

Kementerian Perdagangan Sebut Sektor Penjualan Online Terbanyak Mendapat Keluhan dari Konsumen

13 hari lalu

Kementerian Perdagangan Sebut Sektor Penjualan Online Terbanyak Mendapat Keluhan dari Konsumen

Kementerian Perdagangan menyebut sektor penjualan online paling banyak dilaporkan keluhan konsumen lantaran banyak penipuan. Selain itu, Kemendag telah menutup setidaknya 223 akun yang diindikasi sebagai penipu.

Baca Selengkapnya