4 Sifat Selama WFH yang Bisa Berpengaruh Buruk Bagi Karier Anda

Rabu, 24 Juni 2020 17:03 WIB

Ilustrasi bekerja dari rumah. (Shutterstock)

TEMPO.CO, Jakarta - Work From Home (WFH) atau bekerja dari rumah masih banyak dikerjakan oleh para karyawan di tengah pandemi Covid-19. Meski demikian, bukan berarti mereka bisa bebas dan lepas dari tanggung jawab selama bertugas dari tempat tinggal masing-masing.

Terdapat berbagai kesalahan fatal yang sering dikerjakan karyawan selama WFH. Awas, hal-hal tersebut bisa berpengaruh pada keberlangsungan karier mereka. Agar tidak salah langkah, situs Forbes dan Business News Daily pun menjabarkan empat sifat buruk pekerja saat WFH. Apa saja?

  1. Hadir rapat terlambat
    Tidak hanya saat rapat secara fisik, namun rapat secara virtual selama WFH juga diperhitungkan untuk keberlangsungan karier Anda di perusahaan. Jika Anda hadir dengan terlambat dan tidak bersolek seperti biasanya, atasan akan melihat Anda sebagai orang yang kurang bertanggung jawab. Sebaliknya, persiapkan diri sebaik mungkin agar nilai kedisiplinan menjadi poin plus Anda.

  2. Menunda pekerjaan
    Memang selama di rumah saja, Anda mungkin dihadapkan dengan berbagai distraksi. Contohnya ada anggota keluarga yang meminta Anda mengantarnya ke pasar atau harus bergantian menjaga anak bermain. Tentu itu akan menguras waktu kerja dan hasilnya beberapa tugas harus ditunda. Sayangnya, etos kerja Anda akan terlihat dari sini dan kemungkinan pula berpengaruh pada keberlangsungan karir. Intinya, tetap nomor satukan pekerjaan di jam kerja agar semuanya berjalan dengan baik.

  3. Lama membalas chat atau email
    Komunikasi secara online adalah kunci utama selama bekerja dari rumah. Jika Anda ingin mempertahankan pekerjaan, maka belajarlah untuk selalu sigap dan menjadi karyawan yang komunikatif. Sebab, lambat membalas chat atau email dari rekan kerja maupun bos membuat citra Anda buruk. Ini termasuk anggapan malas dan kesan kurang profesional.

  4. Menggunakan bahasa yang kurang sopan
    Meski bekerja dari rumah, bukan berarti Anda bisa menggunakan bahasa yang santai (bahasa gaul dan singkatan) seperti dengan teman. Tetap selama konteksnya adalah pekerjaan, maka Anda harus selalu berbicara dengan bahasa yang sopan dan tepat. Sebab, penggunaan bahasa yang santai terlebih bersama atasan dan klien membuat Anda dicap sebagai orang yang kurang berpendidikan. Tentu tak ada perusahaan yang ingin mempekerjakan karyawan yang demikian, bukan?

    SARAH ERVINA DARA SIYAHAILATUA | FORBES | BUSINESSNEWSDAILY

Berita terkait

Robert Budi Hartono Menapaki 83 Tahun, Salah Satu Orang Terkaya Dimiliki Indonesia

1 hari lalu

Robert Budi Hartono Menapaki 83 Tahun, Salah Satu Orang Terkaya Dimiliki Indonesia

Hartono bersaudara merupakan pemilik beberapa perusahaan mentereng termasuk Perusahaan Rokok Djarum, profil Budi Hartono yang genap berusia 83 tahun.

Baca Selengkapnya

Pentingnya Peran Perempuan Dalam Keluarga dan Dunia Profesional

2 hari lalu

Pentingnya Peran Perempuan Dalam Keluarga dan Dunia Profesional

Refleksi terhadap dinamika peran perempuan dalam berbagai aspek kehidupan dalam memperingati Hari Kartini.

Baca Selengkapnya

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

3 hari lalu

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

KPK masih terus menyelidiki kasus korupsi pada proyek pengadaan APD saat pandemi Covid-19 lalu yang merugikan negara sampai Rp 625 miliar.

Baca Selengkapnya

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

4 hari lalu

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

Langkah ini untuk menghindari kebingungan penularan wabah yang terjadi di awal pandemi COVID-19, yang menyebabkan korban jiwa yang cukup signifikan.

Baca Selengkapnya

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

5 hari lalu

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

Perum Peruri mencatat lonjakan permintaan pembuatan paspor dalam negeri hingga tiga kali lipat usai pandemi Covid-19.

Baca Selengkapnya

Wakil Menhan Rusia Ditangkap karena Korupsi

6 hari lalu

Wakil Menhan Rusia Ditangkap karena Korupsi

Wakil Menteri Pertahanan Timur Ivanov masuk dalam daftar Majalah Forbes sebagai salah satu orang terkaya di struktur keamanan Rusia.

Baca Selengkapnya

Gen Z Dikenal Selalu Ingin Memaknai Hidup

6 hari lalu

Gen Z Dikenal Selalu Ingin Memaknai Hidup

Karakter Gen Z berevolusi menjadi pribadi yang lebih sadar untuk memaknai kehidupan tidak mementingkan kebahagiaan sendiri.

Baca Selengkapnya

Peneliti BRIN di Spanyol Temukan Antibodi Pencegah Virus SARS-CoV-2

8 hari lalu

Peneliti BRIN di Spanyol Temukan Antibodi Pencegah Virus SARS-CoV-2

Fungsi utama antibodi itu untuk mencegah infeksi virus SARS-CoV-2 yang menyebabkan pandemi Covid-19 pada 2020.

Baca Selengkapnya

4 Tips Tingkatkan Performa Setelah Libur Lebaran

9 hari lalu

4 Tips Tingkatkan Performa Setelah Libur Lebaran

Simak tips meningkatkan semangat bekerja setelah libur lebaran agar kamu lebih fresh.

Baca Selengkapnya

Prof Tjandra Yoga Aditama Penulis 254 Artikel Covid-19, Terbanyak di Media Massa Tercatat di MURI

12 hari lalu

Prof Tjandra Yoga Aditama Penulis 254 Artikel Covid-19, Terbanyak di Media Massa Tercatat di MURI

MURI nobatkan Guru Besar Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi Fakultas Kedokteran UI, Prof Tjandra Yoga Aditama sebagai penulis artikel tentang Covid-19 terbanyak di media massa

Baca Selengkapnya