Benarkah Laki-laki dan Botak Lebih Rentan Terinfeksi COVID-19?

Reporter

Bisnis.com

Kamis, 25 Juni 2020 15:30 WIB

Pasien terinfeksi virus corona George Gilbert, 85 dan istrinya Domneva Gilbert, 84, saling berpegangan tangan saat kunjungan singkat karena dirawat di tempat terpisah, keduanya dalam uji TACTIC-R, di rumah sakit Addenbrooke di Cambridge, Inggris, Kamis (21/5/2020). (REUTERS/POOL)

TEMPO.CO, Jakarta - Covid-19 disebut membunuh lebih banyak laki-laki daripada perempuan. Bagaimana pula virus berdampak lebih besar pada pekerja garis depan perempuan adalah beberapa pertanyaan tidak terjawab yang dihadapi para peneliti di tengah pandemi virus corona.

Institut Hak Azazi mengumumkan telah bermitra dengan George Institute for Global Health untuk melakukan dua proyek penelitian yang bakal membahas virus corona baru dan jenis kelamin. Secara tradisional, penelitian media yang dilakukan biasanya didominasi oleh laki-laki dalam peran penelitian utama. Ini berarti, kemajuan dalam perawatan yang ada telah disesuaikan dengan dan berdasarkan biologi laki-laki pada umumnya.

Sebagai contoh, penyakit jantung adalah penyebab utama penyakit dan kematian bagi wanita di Australia. Akan tetapi, penyakit ini terus dianggap sebagai penyakit laki-laki dan banyak gejala yang dipahami secara umum dialami oleh pria.

Adapun, program penelitian tentang Covid-19 dan jenis kelamin yang dilakukan bertujuan untuk menghindari bias serta menempatkan perawatan dan pengobatan yang efektif untuk pasien penderita atau mereka yang terinfeksi. Kelly Thompson, Manajer Program Geogre Institute untuk Program Kesehatan Wanita, mengatakan dia dan timnya ingin memastikan kesalahan dan pengawasan yang umumnya ada tidak terjadi ketika bicara soal Covid-19.

Proyek pertama yang dikerjakan bakal mempelajari data Covid-19 global untuk laki-laki dan perempuan secara terpisah, memetakan aktivitas layanan kesehatan dan garis depan kekerasan keluarga selama pandemi, dan mensurvei petugas kesehatan di garis depan.

Advertising
Advertising

Proyek kedua adalah seks and gender di Medical Research, merupakan proyek 3 tahun yang akan mengidentifikasi kesenjangan jenis kelamin dan gender dalam sistem penelitian media Austalia, kemudian akan mengembangkan model ekonomi kesehatan yang lebih baik dan sesuai.

“Mengandalkan bukti yang telah dihasilkan oleh dan hanya pada pria, dapat menyebabkan asumi yang salah tentang bagaimana perempuan mengalami penyakit,” katanya, seperti dilansir dari The Guardian.

Keterkaitan antara gender dan penyakit telah diidentifikasi sebagai masalah dalam konteks Covid-19. Sebuah analisis yang diterbitkan dalam jurnal BMJ Open Health pada awal Juni 2020 menemukan perempuan hanya mencakup sepertiga dari semua penulis yang menerbitkan penelitian tentang wabah.

Terkait kasusnya sendiri, beberapa penelitian menduga laki-laki lebih parah terkena Covid-19 daripada perempuan karena virus itu diaktifkan oleh enzim yang dikendalikan oleh androgen, kelompok hormon yang berperan dalam karakteristik laki-laki. Dua penelitian kecil yang baru-baru ini diterbitkan menggambarkan berapa banyak laki-laki botak yang dirawat di rumah sakit karena Covid-19, menambah kuat teori tersebut karena kebotakan pada laki-laki dikaitkan dengan androgen yang tinggi.

“Kami melihat tingkat Covid-19 yang serupa pada laki-laki dan perempuan, tetapi lebih banyak laki-laki yang mengalami gejala parah. Ada begitu banyak variabel yang membuatnya sulit untuk memahami apa yang mendorong perbedaan ini,” kata Thompson.

Dia menambahkan bahwa perempuan juga lebih mungkin menjadi petugas layanan kesehatan garis depan yang merawat pasien. Tetapi, timnya masih belum memiliki banyak data tentang latar belakang responden yang sedang disurvei.

Namun demikian, salah satu tantangan dalam menjalankan penelitian ini adalah banyak negara yang tidak melaporkan kasus Covid-19 atau kematiannya berdasarkan jenis kelamin atau gender sama sekali. Ini membuat penelitian akan lebih sulit.

“Kami telah melihat bahwa negara-negara yang memiliki kebijakan kesetaraan gender yang lebih progresif cenderung tidak melaporkan hal tersebut, sementara negara dengan kesetaraan yang relatif lebih longgor cenderung melakukannya,” imbuhnya.

Louise Chappell, Direktur Institut Hak Azazi Australia mengatakan salah satu bidang utama yang sekarang menjadi fokus lembaga adalah keadilan gender. Dia mengatakan penelitian tentang hal tersebut menghasilkan banyak kejutan yang tak terduga dan penting untuk diketahui.

“Akses ke kesehatan adalah masalah hak asasi manusia. Jika tidak mengumpulkan data untuk memahami bagaimana laki-laki dan perempuan mengalami hasil kesehatan berbeda, maka hak asasi manusia dasarnya tidak terpenuhi,” katanya.

Dia melanjutkan, sangat mengherankan betapa sedikit yang diketahui tentang masalah kesehatan penting dalam terkait apa yang dialami oleh perempuan. Ini berarti ada ribuan perempuan yang kehilangan akses perawatan terhadap kesehatan yang tepat.

Berita terkait

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

2 hari lalu

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

KPK masih terus menyelidiki kasus korupsi pada proyek pengadaan APD saat pandemi Covid-19 lalu yang merugikan negara sampai Rp 625 miliar.

Baca Selengkapnya

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

3 hari lalu

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

Langkah ini untuk menghindari kebingungan penularan wabah yang terjadi di awal pandemi COVID-19, yang menyebabkan korban jiwa yang cukup signifikan.

Baca Selengkapnya

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

4 hari lalu

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

Perum Peruri mencatat lonjakan permintaan pembuatan paspor dalam negeri hingga tiga kali lipat usai pandemi Covid-19.

Baca Selengkapnya

Murid SMA dan SMK di Ukraina Diminta Ikut Latihan Dasar Wajib Militer

7 hari lalu

Murid SMA dan SMK di Ukraina Diminta Ikut Latihan Dasar Wajib Militer

Komite pemuda dan olahraga Ukraina menerbitkan sebuah RUU yang meminta murid SMA dan SMK di penjuru Ukraina mengikuti pelatihan dasar wajib militer.

Baca Selengkapnya

Peneliti BRIN di Spanyol Temukan Antibodi Pencegah Virus SARS-CoV-2

7 hari lalu

Peneliti BRIN di Spanyol Temukan Antibodi Pencegah Virus SARS-CoV-2

Fungsi utama antibodi itu untuk mencegah infeksi virus SARS-CoV-2 yang menyebabkan pandemi Covid-19 pada 2020.

Baca Selengkapnya

Prof Tjandra Yoga Aditama Penulis 254 Artikel Covid-19, Terbanyak di Media Massa Tercatat di MURI

11 hari lalu

Prof Tjandra Yoga Aditama Penulis 254 Artikel Covid-19, Terbanyak di Media Massa Tercatat di MURI

MURI nobatkan Guru Besar Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi Fakultas Kedokteran UI, Prof Tjandra Yoga Aditama sebagai penulis artikel tentang Covid-19 terbanyak di media massa

Baca Selengkapnya

KPK Tuntut Bekas Bupati Muna Hukuman 3,5 Tahun Penjara dalam Korupsi Dana PEN

11 hari lalu

KPK Tuntut Bekas Bupati Muna Hukuman 3,5 Tahun Penjara dalam Korupsi Dana PEN

"Terbukti secara sah dan meyakinkan," kata jaksa KPK di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat saat membacakan surat tuntutan pada Kamis, 18 April 2024.

Baca Selengkapnya

Pesan PB IDI agar Masyarakat Tetap Sehat saat Liburan dan Mudik di Musim Pancaroba

17 hari lalu

Pesan PB IDI agar Masyarakat Tetap Sehat saat Liburan dan Mudik di Musim Pancaroba

Selain musim libur panjang Idul Fitri, April juga tengah musim pancaroba dan dapat menjadi ancaman bagi kesehatan. Berikut pesan PB IDI.

Baca Selengkapnya

Terpopuler: Menhub Budi Karya Usulkan WFH di Selasa dan Rabu, Sri Mulyani Sebut Idul Fitri Tahun Ini Sangat Istimewa

18 hari lalu

Terpopuler: Menhub Budi Karya Usulkan WFH di Selasa dan Rabu, Sri Mulyani Sebut Idul Fitri Tahun Ini Sangat Istimewa

Menhub Budi Karya Sumadi mengusulkan work from home atau WFH untuk mengantisipasi kepadatan lalu lintas saat puncak arus balik Lebaran.

Baca Selengkapnya

Terpopuler: H-4 Lebaran Penumpang di 20 Bandara AP II Melonjak 15 Persen, Kronologi Indofarma Terpukul Melandainya Covid-19

21 hari lalu

Terpopuler: H-4 Lebaran Penumpang di 20 Bandara AP II Melonjak 15 Persen, Kronologi Indofarma Terpukul Melandainya Covid-19

AP II mencatat jumlah penumpang pesawat angkutan Lebaran 2024 di 20 bandara yang dikelola perusahaan meningkat sekitar 15 persen.

Baca Selengkapnya