Pandemi COVID-19 Bikin Terlambat Vaksin? Ini Tips Dokter

Reporter

Antara

Editor

Mitra Tarigan

Kamis, 2 Juli 2020 06:15 WIB

Ilustrasi vaksinasi (Pixabay.com)

TEMPO.CO, Jakarta - Anak-anak tetap harus mendapatkan vaksinasi sesuai jadwal sekalipun di masa pandemi COVID-19 dan normal baru seperti saat ini. Jika terlambat, orang tua dianjurkan memberikan vaksin susulan agar anak mendapatkan kekebalan tubuh.

"Vaksin tetap boleh disusulkan apabila terlambat karena anak belum memiliki kekebalan dari vaksin. Apabila ada vaksin yang belum diberikan, segera disusulkan supaya anak tetap mendapatkan kekebalan yang diberikan vaksin," ujar dokter spesialis anak RS Pondok Indah - Bintaro Jaya, Caessar Pronocitro dalam Webinar "Pentingnya Vaksinasi untuk Anak", Rabu 1 Juli 2020.

Kalau vaksin yang terlambat sifatnya serial seperti DPT 1, 2, 3, misalnya salah satunya terlambat maka anak tidak perlu lagi mengulang dari awal, cukup dilanjutkan.

Anda bisa segera berkonsultasi ke dokter anak untuk menentukan pemberian vaksin yang terlebih dulu menurut jadwal atau kondisi tertentu yang mendesak. "Bisa dari urutan, misalnya anak sudah berusia 3,5 tahun vaksin untuk 9 bulan belum diberikan, tentu kalau berdasarkan kronologi, kami berikan dari yang seharusnya paling awal, dimulai dari yang 9 bulan dulu, 12 bulan, 15 bulan dan 24 bulan," kata Caessar.

Pertimbangan lainnya, kondisi mendesak atau tingkat kepentingannya. Vaksin campak yang seharusnya diberikan pada anak usia 9 bulan bisa ditunda sementara waktu karena di wilayah anak tinggal ada wabah hepatitis A. "Vaksin hepatitis A diberikan pada anak usia 24 bulan. Kalau berdasarkan kronologi kami berikan vaksin campak dulu, tetapi misalnya di daerah anak tinggal sedang ada wabah hepatitis A, tentu kami prirotitaskan vaksin hepatitis A terlebih dulu," kata Caessar.

Advertising
Advertising

Ikatan Dokter Anak Indonesia merekomendasikan vaksinasi tetap diberikan sesuai jadwal, terutama untuk anak di bawah 18 bulan dan memperhatikan sejumlah hal antara lain: pengaturan jadwal kedatangan untuk menghindari kepadatan orang tua atau anak saat menunggu.

Lalu, ada proses skrining gejala atau kontak dengan individu yang terdiagnosis COVID-19 untuk ditangani khusus. Selain itu, ada pemisahan anak sakit dan sehat di poliklinik yang berbeda, pengaturan jarak selama proses menunggu serta ada hand sanitizer atau area mencuci tangan di lokasi pemberian vaksin.

Vaksinasi atau imunisasi yakni pencegahan primer penyakir dengan memasukkan antigen ke tubuh untuk memicu pembentukan kekebalan tubuh terhadap antigen tersebut. Cara ini bentuk efektif pencegahan penyakit paling efektif dan efisien sehingga telah diterapkan di seluruh dunia.

"Vaksinasi memperkenlkan antigen supaya sistem kekebalan tubuh segera memproduksi antibodi yang spesifik dan bertahan lama. Saat terjadi infeksi, sistem kekebalan tubuh dengan cepat membentuk antibodi untuk melawan penyakit," kata Caessar.

Berita terkait

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

1 jam lalu

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

Selain AstraZeneca, ini deretan vaksin Covid-19 yang pernah digunakan di Indonesia

Baca Selengkapnya

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

7 jam lalu

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

MUI sempat mengharamkan vaksin AstraZeneca. Namun dibolehkan jika situasi darurat.

Baca Selengkapnya

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

10 jam lalu

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

Sebanyak 453 juta dosis vaksin telah disuntikkan ke masyarakat Indonesia, dan 70 juta dosis di antaranya adalah vaksin AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Pembekuan Darah Usai Vaksinasi AstraZeneca, Epidemiolog: Kasusnya Langka dan Risiko Terkena Minim

10 jam lalu

Pembekuan Darah Usai Vaksinasi AstraZeneca, Epidemiolog: Kasusnya Langka dan Risiko Terkena Minim

Pasien pembekuan darah pertama yang disebabkan oleh vaksin AstraZeneca adalah Jamie Scott.

Baca Selengkapnya

Saran Psikolog agar Anak Berkembang di Bidang Seni

19 jam lalu

Saran Psikolog agar Anak Berkembang di Bidang Seni

Orang tua perlu memberikan kesempatan kepada anak untuk bereksplorasi di berbagai bidang, baik seni maupun bidang lain.

Baca Selengkapnya

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

21 jam lalu

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

Astrazeneca pertama kalinya mengakui efek samping vaksin Covid-19 yang diproduksi perusahaan. Apa saja fakta-fakta seputar kasus ini?

Baca Selengkapnya

Vaksinasi Masih Jadi Tantangan, Banyak Orang Termakan Mitos Keliru

2 hari lalu

Vaksinasi Masih Jadi Tantangan, Banyak Orang Termakan Mitos Keliru

Masih ada warga yang menganggap vaksinasi dapat menyebabkan kematian sehingga pelaksanaannya masih sering menemui kendala.

Baca Selengkapnya

Uang Kementan untuk Keluarga Syahrul Yasin Limpo: dari Tagihan Parfum, Skincare, Kafe, hingga Sunatan

3 hari lalu

Uang Kementan untuk Keluarga Syahrul Yasin Limpo: dari Tagihan Parfum, Skincare, Kafe, hingga Sunatan

Dalam sidang terungkap bekas Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo alias SYL acapkali menggunakan uang Kementan untuk keperluan pribadi.

Baca Selengkapnya

Alasan Masyarakat Perlu Imunisasi Seumur Hidup

3 hari lalu

Alasan Masyarakat Perlu Imunisasi Seumur Hidup

Imunisasi atau vaksinasi tidak hanya diperuntukkan bagi bayi dan anak-anak tetapi juga orang dewasa. Simak alasannya.

Baca Selengkapnya

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

6 hari lalu

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

KPK masih terus menyelidiki kasus korupsi pada proyek pengadaan APD saat pandemi Covid-19 lalu yang merugikan negara sampai Rp 625 miliar.

Baca Selengkapnya