Tips Menyiapkan Dana Pendidikan Anak dalam Setahun

Reporter

Bisnis.com

Senin, 3 Agustus 2020 15:05 WIB

Ilustrasi anak siswa Sekolah Dasar (SD). TEMPO/Prima Mulia

TEMPO.CO, Jakarta - Sekolah negeri masih menjadi favorit masyarakat Indonesia. Namun, tidak semua anak bisa lulus seleksi untuk melanjutkan pendidikan di sekolah negeri sehingga orang tua dihadapkan pada pilihan yang berat, menunda pendidikan anak hingga tahun ajaran berikut atau menyekolahkan di sekolah swasta.

Jika ingin melanjutkan pendidikan di sekolah swasta, tentunya dibutuhkan biaya yang tidak sedikit sehingga ada saja orang tua yang terpaksa harus berutang. Bagaimana cara menyiapkan dana pendidikan anak untuk setahun ke depan? Krizia Maulana, spesialis investasi PT Manulife Aset Manajemen Indonesia (MAMI) menuliskan dalam keterangan resmi beberapa tips melakukan investasi bagi pendidikan anak.

Siapkan sejak hari ini
Setiap tahun, inflasi atau kenaikan biaya pendidikan cukup tinggi. Saat ini, inflasi pendidikan ada di kisaran 15 persen per tahun. Dengan semakin menantangnya proses seleksi masuk sekolah negeri, orang tua sebaiknya harus benar-benar menyiapkan dana pendidikan anak mulai hari ini.

Semakin ditunda, kemungkinan untuk memiliki dana pendidikan yang cukup juga akan semakin kecil. Akibatnya, orang tua mungkin akan menyekolahkan anaknya dengan beban bunga utang yang cukup besar. Padahal, setiap orang tua pasti sudah tahu rentang waktu yang dimilikinya, dari saat ini hingga waktu pendaftaran anak memasuki jenjang SD/SMP/SMA/kuliah.

Berapa dana yang harus disisihkan setiap bulan?
Biaya masuk sekolah untuk tingkat SD hingga SMA beragam. Namun, untuk masuk sekolah yang bagus saat ini membutuhkan biaya Rp 20-50 juta hanya untuk uang pangkal. Sementara bayaran per bulan mulai dari Rp 1,5 juta. Katakanlah biaya inflasi berkisar 15 persen, dengan uang pangkal Rp 20 juta kita harus mempersiapkan uang pangkal sekolah paling tidak sebesar Rp 23 juta untuk tahun depan.

Advertising
Advertising

Tambahkan juga biaya alat tulis beserta perlengkapannya, tas hingga sepatu sekolah, yang berkisar Rp 1 juta, sehingga total kita membutuhkan tak kurang dari Rp 24 juta untuk biaya sekolah tahun depan.

Menentukan instrumen investasi yang tepat
Besarnya biaya sekolah sudah bisa diprediksi, kemudian waktu pendaftaran pun telah diketahui. Langkah berikutnya adalah menentukan instrumen investasi yang tepat untuk menyimpan dana sehingga kita bisa tenang saat membayar biaya sekolah buah hati tercinta.

Biaya sekolah adalah biaya yang tidak dapat diganggu gugat, yang harus ada saat kita membutuhkannya. Oleh karena itu, kita harus menempatkannya di instrumen investasi yang tepat. Reksa dana pasar uang bisa menjadi pilihan. Selain fluktuasi harganya yang sangat rendah, reksa dana pasar uang imbal hasilnya cukup kompetitif dibandingkan produk konvensional seperti tabungan atau deposito.

Manfaatkan jika ada keringanan dari sekolah
Dengan asumsi satu tahun ke depan kita membutuhkan biaya Rp 24 juta, artinya setiap bulan kita harus menyisihkan Rp 2 juta per bulan. Jumlah yang cukup besar, namun dengan menyiapkannya saat ini, jauh lebih baik ketimbang disiapkan menjelang hari pendaftaran, yang belum tentu kita sudah memiliki dana yang cukup saat itu.

Sebagai catatan, meski tahun ajaran baru berlangsung tahun depan, sekolah swasta favorit umumnya sudah mulai membuka pendaftaran dari Desember 2020. Adapun, uang pangkal harus dibayarkan paling tidak dua minggu setelah siswa diterima. Namun, ada juga sekolah yang memberikan keringanan biaya uang pangkal dengan skema cicilan hingga periode tertentu. Jangan malu untuk memanfaatkannya jika ada tawaran seperti ini.

Disiplin dengan tujuan
Belajar dari kejadian sekarang, di mana cukup banyak juga orang tua yang harus menyekolahkan anak ke sekolah swasta karena tidak diterima di sekolah negeri, serta melihat alur waktu pendidikan dari SD hingga universitas, seharusnya orang tua bisa lebih menyiapkan biaya pendidikan.

Kuncinya adalah perencanaan aliran uang tunai yang tepat, menempatkan dana pada instrumen yang bisa melawan inflasi, semakin dini semakin baik supaya ada waktu untuk mengembangkan dana seoptimal mungkin.

Untuk itu, ketahui dengan pasti kapan anak akan sekolah atau naik ke jenjang yang lebih tinggi. Ini sangat penting, karena mempengaruhi arus kas rumah tangga. Untuk masuk sekolah, butuh uang pangkal, biarpun bayarnya sekali namun jumlahnya cukup besar. Kemudian, masih ada lagi bayaran bulanan dengan jumlah yang lebih kecil, namun rutin dan ada kemungkinan naik setiap tahunnya.

Berita terkait

Perlunya Contoh Orang Tua dan Guru dalam Pendidikan Karakter Anak

1 hari lalu

Perlunya Contoh Orang Tua dan Guru dalam Pendidikan Karakter Anak

Psikolog menyebut pendidikan karakter perlu contoh nyata dari orang tua dan guru kepada anak karena beguna dalam kehidupan sehari-hari.

Baca Selengkapnya

Mayoritas Gaji Dosen di Bawah Rp 3 Juta, SPK: 76 Persen Terpaksa Kerja Sampingan

1 hari lalu

Mayoritas Gaji Dosen di Bawah Rp 3 Juta, SPK: 76 Persen Terpaksa Kerja Sampingan

Hasil riset Serikat Pekerja Kampus: sebagian besar dosen terpaksa kerja sampingan karena gaji dosen masih banyak yang di bawah Rp 3 juta.

Baca Selengkapnya

Kisah Ki Hadjar Dewantara Sebelum Jadi Bapak Pendidikan: Wartawan Kritis Musuh Belanda

1 hari lalu

Kisah Ki Hadjar Dewantara Sebelum Jadi Bapak Pendidikan: Wartawan Kritis Musuh Belanda

Sebelum memperjuangkan pendidikan, Ki Hadjar Dewantara adalah wartawan kritis kepada pemerintah kolonial. Ia pun pernah menghajar orang Belanda.

Baca Selengkapnya

Makna Logo Pendidikan Tut Wuri Handayani, Ada Belencong Garuda

1 hari lalu

Makna Logo Pendidikan Tut Wuri Handayani, Ada Belencong Garuda

Makna mendalam dibalik logo pendidikan Indonesia, Tut Wuri Handayani

Baca Selengkapnya

KPK Sebut Dana BOS Paling Banyak Disalahgunakan dengan Modus Penggelembungan Biaya

2 hari lalu

KPK Sebut Dana BOS Paling Banyak Disalahgunakan dengan Modus Penggelembungan Biaya

Modus penyalahgunaan dana BOS terbanyak adalah penggelembungan biaya penggunaan dana, yang mencapai 31 persen.

Baca Selengkapnya

Politikus di Rusia Diguncang Silang Pendapat soal Isu Gay

2 hari lalu

Politikus di Rusia Diguncang Silang Pendapat soal Isu Gay

Alexandr Khinstein menilai politikus yang bertugas di lembaga pendidikan atau anak-anak tak boleh penyuka sesama jenis atau gay.

Baca Selengkapnya

USAID Kerja Sama dengan Unhas, ITB dan Binus

6 hari lalu

USAID Kerja Sama dengan Unhas, ITB dan Binus

Program USAID ini untuk mempertemukan pimpinan universitas, mitra industri, dan pejabat pemerintah

Baca Selengkapnya

Gibran Dorong Program CSR Lebih Banyak Diarahkan ke Sekolah-Sekolah

7 hari lalu

Gibran Dorong Program CSR Lebih Banyak Diarahkan ke Sekolah-Sekolah

Gibran mengatakan para penerima sepatu gratis itu sebagian besar memang penerima program Bantuan Pendidikan Masyarakat Kota Surakarta.

Baca Selengkapnya

KPPU: Penegakan Hukum Pinjol Pendidikan Masih Tahap Penyelidikan Awal

7 hari lalu

KPPU: Penegakan Hukum Pinjol Pendidikan Masih Tahap Penyelidikan Awal

Pada Februari 2024, KPPU menyatakan memanggil empat perusahaan pinjol yang berikan pinjaman pendidikan kepada mahasiswa.

Baca Selengkapnya

Kemendikbudristek Buka Pendaftaran Calon Pendidik Tetap di Malaysia

12 hari lalu

Kemendikbudristek Buka Pendaftaran Calon Pendidik Tetap di Malaysia

Tenaga pendidik akan ditempatkan Kemendikbudristek di CLC yang berlokasi di perkebunan atau ladang dengan masa penugasan selama 2 tahun.

Baca Selengkapnya