Hentikan Siklus Stunting, Edukasi Remaja Penting Dilakukan

Reporter

Tempo.co

Editor

Mitra Tarigan

Minggu, 30 Agustus 2020 21:13 WIB

Webinar bertema 'Saatnya Remaja Cegah Stunting' pada 26 Agustus 2020/Tanoto Foundation

TEMPO.CO, Jakarta - Stunting masih menjadi isu besar bagi bangsa Indonesia. Upaya menurunkan angka stunting terus dilakukan dengan melibatkan berbagai pihak, pemerintah maupun swasta. Remaja adalah kelompok usia potensial yang bisa dilibatkan dalam berbagai program pencegahan stunting sejak dini.

Program Advocacy and Communications Manager Tanoto Foundation, Indiana Basitha mengatakan mencegah stunting menjadi fokus yang pertama untuk mencapai misi agar setiap anak mampu mencapai penuh potensi belajarnya. “Untuk mencapai misi tersebut, kami berupaya memaksimalkan potensi tumbuh kembang sesuai usia anak, karena kami yakin setiap anak bisa memiliki perkembangan otak yang pesat,” kata Basitha dalam seri webinar 'Saatnya Remaja Cegah Stunting' pada Rabu 26 Agustus 2020.

Menurut Basitha remaja penting diedukasi terkait isu stunting ini. Banyak yang menyangka isu stunting hanya untuk orang tua dan pasangan yang sudah menikah. Padahal sebenarnya stunting adalah sebuah siklus. Jika calon ibu punya asupan gizi kurang sejak remaja ia berisiko punya anak kurang gizi dan si anak akan mencontoh pola makan ibunya dan terus berputar. “Siklusnya dimulai dengan kondisi kesehatan remaja putri. Maka masalah stunting harus jadi perhatian sejak remaja. Harapannya agar mereka menjaga asupan gizi, karena remaja adalah calon orang tua," katanya.

Data Riskesdas 2018 menunjukkan, 8,7 persen remaja usia 13-15 tahun dan 8,1 persen remaja usia 16-18 berada dalam kondisi kurus dan sangat kurus. Global Health survei 2015 menunjukkan, penyebab tingginya angka stunting antara lain karena remaja jarang sarapan, 93 persen kurang makan serat sayur buah. Ditambah angka pernikahan remaja di Indonesia tinggi, padahal hal ini berkontribusi pada kejadian stunting. Remaja belum paham tentang pentingnya gizi dan stimulasi yang tepat. Pengetahuan mereka sangat terbatas tapi mereka harus menikah, hamil dan jadi ibu.

Salah satu penerima Tanoto Scholars angkatan 2017 Melinda Mastan menambahkan, penting untuk melibatkan remaja dalam penanggulangan stunting karena beberapa alasan. Pertama, remaja berada di garis depan dalam inovasi dan agen perubahan. “Saat ini eranya diambil alih oleh anak muda. Banyak inovasi dikembangkan anak muda yang sudah memulainya sejak remaja. Dari merekalah inovasi lahir karena mereka masih memiliki semangat, idealisme, dan kreativitas tinggi,” kata wanita Sarjana Gizi dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia ini.

Advertising
Advertising

Oleh karena itu, remaja bisa menjadi pintu masuk untuk pengembangan program. “Remaja juga calon orang tua masa depan. Penelitian menyebutkan, status gizi ibu akan berpengaruh pada anaknya. Status gizi ibu ini sudah dibangun sejak mereka remaja, sehingga perilaku dan kebiasaan hidup yang sehat sudah harus dibangun sejak remaja,” tambahnya.

Berita terkait

Cegah Stunting dengan Jaga Nutrisi dan Rutin Periksa Kandungan

1 hari lalu

Cegah Stunting dengan Jaga Nutrisi dan Rutin Periksa Kandungan

Ibu hamil untuk menjaga nutrisi dan rutin memeriksakan kandungan untuk cegah stunting. Berikut saran yang perlu dilakukan.

Baca Selengkapnya

Pemerintah Percepat Penyaluran Bansos Stunting

3 hari lalu

Pemerintah Percepat Penyaluran Bansos Stunting

Kepala Badan Pangan Nasional Arief Prasetyo Adi menyatakan pemerintah akan mempercepat penyaluran Bansos atau bantuan pangan untuk penurunan stunting.

Baca Selengkapnya

Jokowi Ungkap PR Besar di Bidang Kesehatan: Pintar kalau Sakit Mau Apa?

5 hari lalu

Jokowi Ungkap PR Besar di Bidang Kesehatan: Pintar kalau Sakit Mau Apa?

Presiden Jokowi mengungkapkan PR besar Indonesia di bidang kesehatan. Apa saja?

Baca Selengkapnya

Cegah Krisis Pangan ala Gang 8 Malaka Jaya, Duren Sawit, Jakarta Timur

6 hari lalu

Cegah Krisis Pangan ala Gang 8 Malaka Jaya, Duren Sawit, Jakarta Timur

Inisiatif lokal untuk mitigasi krisis pangan lahir di jalan gang di Kelurahan Malaka Jaya, Duren Sawit, Jakarta Timur. Berbekal dana operasional RT.

Baca Selengkapnya

Psikolog Sebut Pentingnya Pendidikan Seksual pada Anak di Era Digital

8 hari lalu

Psikolog Sebut Pentingnya Pendidikan Seksual pada Anak di Era Digital

Peran orang tua sangat penting untuk membuka informasi mengenai kesehatan dan pendidikan seksual kepada anak, khususnya anak perempuan.

Baca Selengkapnya

Polisi Tetapkan Penusukan Uskup di Sydney sebagai Serangan Teror

13 hari lalu

Polisi Tetapkan Penusukan Uskup di Sydney sebagai Serangan Teror

Polisi Australia mengatakan penusukan terhadap seorang uskup gereja Asiria di Sydney adalah tindakan teror

Baca Selengkapnya

Penusukan di Sydney Lukai Uskup Pro-Palestina, Pelaku Remaja 15 Tahun

13 hari lalu

Penusukan di Sydney Lukai Uskup Pro-Palestina, Pelaku Remaja 15 Tahun

Kasus penusukan kembali terjadi di Sydney, Australia setelah seorang remaja ditangkap karena menikam uskup dan beberapa jemaat gereja Asiria

Baca Selengkapnya

169 Remaja yang Konvoi Motor Sambil Main Petasan di Jakarta Pusat Ditangkap

24 hari lalu

169 Remaja yang Konvoi Motor Sambil Main Petasan di Jakarta Pusat Ditangkap

Polres Jakarta Pusat menangkap 169 remaja yang konvoi motor dengan dalih membagikan takjil

Baca Selengkapnya

38 Remaja Diamankan Lantaran Diduga Hendak Tawuran Berkedok SOTR di Depok, 5 Orang Positif Narkoba

24 hari lalu

38 Remaja Diamankan Lantaran Diduga Hendak Tawuran Berkedok SOTR di Depok, 5 Orang Positif Narkoba

Polres Metro Depok AKBP Markuat pengamanan 38 remaja itu berawal dari tim patroli melihat mereka sedang berkumpul.

Baca Selengkapnya

170 Remaja Terjaring Penindakan Konvoi dan Hendak Tawuran, 2 di antaranya Positif Narkoba

25 hari lalu

170 Remaja Terjaring Penindakan Konvoi dan Hendak Tawuran, 2 di antaranya Positif Narkoba

Polda Metro Jaya dan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta mengumpulkan puluhan remaja di halaman Balai Kota DKI Jakarta, Gambir, Jakarta Pusat pada Rabu.

Baca Selengkapnya