Awas, Ini Dampak Kurangnya Zat Gizi Mikro Bagi Tubuh Anak
Reporter
Sarah Ervina Dara Siyahailatua
Editor
Mitra Tarigan
Rabu, 16 September 2020 18:15 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Di masa tumbuh dan kembang, anak tentu membutuhkan berbagai macam nutrisi untuk pemenuhan gizinya. Selain gizi makro yang terdiri dari karbohidrat, protein dan lemak, gizi mikro yang terdiri dari zat besi, zinc, kalsium dan vitamin A pun tak boleh disepelekan.
Sayangnya berdasarkan data dari Global Nutrition Record pada tahun 2017, sebanyak dua miliar anak di dunia mengalami kekurangan zat gizi mikro tersebut. Bahkan di Indonesia sendiri, sebanyak 50 persen anak kekurangan zat besi, 60 persen kekurangan zinc, 80 persen kekurangan kalsium dan 70 persen kekurangan vitamin A.
Lalu, apa dampak yang bisa ditimbulkan? Dokter sekaligus Pemerhati Kesehatan Lula Kamal mengatakan bahwa dimulai dari zat besi, anak-anak tentu akan mengalami gangguan fungsi otak seperti pusing dan kurang konsentrasi. Sebab, zat besi berhubungan erat dengan pasokan oksigen ke seluruh tubuh termasuk otak.
“Kalau zat besi dalam tubuh anak berkurang, itu akan mempengaruhi sel darah merah atau hemoglobin yang memasok oksigen ke seluruh organ tubuh. Dampaknya kalau oksigen ke otak kurang, mereka akan sulit fokus. Terlebih anak perempuan yang sudah menstruasi, bisa pingsan,” katanya dalam webinar bersama Nestle pada 16 September 2020.
Untuk zinc, Lula menjelaskan bahwa zinc bersama dengan vitamin C dan D umumnya merupakan satu kesatuan penting dalam memelihara imunitas tubuh. “Kalau zinc-nya kurang, maka anak akan rentan sakit. Terlebih di era penyebaran virus seperti ini, risikonya akan semakin besar untuk tertular,” katanya.
Berkaitan dengan kalsium, Lula menghubungkannya dengan kesehatan tulang, gigi, gusi, dan massa otot. Adapun usia anak-anak sampai 30 tahun penting sekali dalam memelihara kecukupan kalsium. “Jadi manusia hanya bisa menabung kalsium sampai usia 30, kalau tabungannya sedikit, saat tua akan gampang osteoporosis,” katanya.
Terakhir tentang vitamin A, ini tentu tak lepas dari pemeliharaan kesehatan mata untuk mencegah rabun senja sampai kebutaan. “Di era serba teknologi, rasanya mata akan lebih mudah lelah karena terpapar radiasi dari gadget dan komputer. Vitamin A pun bisa melindungi mata agar terhindar dari berbagai kerusakan,” katanya.
Oleh karena itu, Lula Kamal mengimbau agar para orang tua tidak hanya memperhatikan kebutuhan gizi makro, namun juga mikro. “Kalau kekurangan gizi makro mungkin terlihat jelas misalnya anak menjadi kurus. Kalau kekurangan gizi mikro butuh perhatian khusus untuk tahu ada masalah. Tapi kesehatan itu harus dilihat secara keseluruhan jadi gizi makro dan mikro wajib seimbang dan sama-sama diperhatikan,” katanya.
SARAH ERVINA DARA SIYAHAILATUA