Jangan Tunda Lagi, Segera Isolasi Diri bila Kehilangan Indera Penciuman

Reporter

Bisnis.com

Senin, 5 Oktober 2020 18:31 WIB

Ilustrasi hidung atau indera pencium (Pixabay.com)

TEMPO.CO, Jakarta - Jangan tunda lagi, segera isolasi diri bila kehilangan indera penciuman atau perasa. Pasalnya, hal tersebut merupakan gejala seseorang terinfeksi Covid-19

Sebuah studi baru yang dilakukan para peneliti di UCL dan UCLH (University College London Hospitals NHS Foundation Trust), telah mengidentifikasi indikator Covid-19 yang paling andal. Penemuan kuncinya adalah bahwa hilangnya indera penciuman atau perasa yang akut menjadi indikator paling umum dari infeksi virus.

Studi tersebut menganalisis data kesehatan dari mereka yang terinfeksi pada puncak pandemi di London. Mereka menemukan 78 persen orang yang melaporkan kehilangan bau atau rasa mendadak pada puncak pandemi memiliki antibodi Covid-19. Dari orang-orang ini, 40 persen tidak mengalami batuk atau demam.

Sudah lama diketahui bahwa Covid-19 dapat menyebabkan hilangnya atau berkurangnya kemampuan untuk mencium (anosmia) atau perasa, tanpa batuk atau demam. NHS telah mendaftarkannya sebagai salah satu gejala utama, di samping batuk dan demam baru yang terus menerus.

Menurut para peneliti, ini adalah pertama kalinya angka yang tepat dihitung. Untuk studi ini, peneliti mengamati sekelompok orang di komunitas dengan kehilangan penciuman atau rasa, untuk melihat berapa banyak yang memiliki antibodi. Karena sebagian besar dari kelompok ini memiliki antibodi, hal ini menunjukkan hilangnya bau atau rasa sangat dapat memprediksi infeksi Covid-19.

Advertising
Advertising

Meskipun isolasi dan pengujian diri sendiri berdasarkan hilangnya bau atau rasa dianjurkan di Inggris, pada tingkat global hanya sedikit negara yang mengenali hilangnya bau dan atau rasa sebagai gejala dan menyarankan pengujian dan isolasi diri.

Selama ini banyak negara fokus pada demam dan gejala pernapasan. Para peneliti mengatakan ini harus diubah untuk memperlambat penyebaran pandemi.

“Saat kita mendekati gelombang kedua infeksi, pengenalan dini gejala Covid-19 oleh publik bersama dengan isolasi diri yang cepat dan pengujian akan menjadi sangat penting untuk membatasi penyebaran penyakit. Kehilangan indera penciuman akut perlu dipertimbangkan secara global sebagai kriteria isolasi diri, pengujian, dan pelacakan kontak," ujar penulis utama penelitian, Profesor Batterham seperti dilansir dari Express UK.

Berita terkait

Viral Efek Samping Vaksin AstraZeneca, Guru Besar FKUI Sebut Manfaatnya Jauh Lebih Tinggi

1 hari lalu

Viral Efek Samping Vaksin AstraZeneca, Guru Besar FKUI Sebut Manfaatnya Jauh Lebih Tinggi

Pada 2021 lalu European Medicines Agency (EMA) telah mengungkap efek samping dari vaksinasi AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

3 hari lalu

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

Kemenkes mendapat beberapa laporan yang menunjukkan perubahan gejala pada penderita DBD pascapandemi COVID-19. Apa saja?

Baca Selengkapnya

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

3 hari lalu

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

Selain AstraZeneca, ini deretan vaksin Covid-19 yang pernah digunakan di Indonesia

Baca Selengkapnya

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

3 hari lalu

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

MUI sempat mengharamkan vaksin AstraZeneca. Namun dibolehkan jika situasi darurat.

Baca Selengkapnya

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

3 hari lalu

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

Sebanyak 453 juta dosis vaksin telah disuntikkan ke masyarakat Indonesia, dan 70 juta dosis di antaranya adalah vaksin AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

4 hari lalu

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

Astrazeneca pertama kalinya mengakui efek samping vaksin Covid-19 yang diproduksi perusahaan. Apa saja fakta-fakta seputar kasus ini?

Baca Selengkapnya

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

9 hari lalu

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

KPK masih terus menyelidiki kasus korupsi pada proyek pengadaan APD saat pandemi Covid-19 lalu yang merugikan negara sampai Rp 625 miliar.

Baca Selengkapnya

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

10 hari lalu

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

Langkah ini untuk menghindari kebingungan penularan wabah yang terjadi di awal pandemi COVID-19, yang menyebabkan korban jiwa yang cukup signifikan.

Baca Selengkapnya

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

11 hari lalu

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

Perum Peruri mencatat lonjakan permintaan pembuatan paspor dalam negeri hingga tiga kali lipat usai pandemi Covid-19.

Baca Selengkapnya

Peneliti BRIN di Spanyol Temukan Antibodi Pencegah Virus SARS-CoV-2

14 hari lalu

Peneliti BRIN di Spanyol Temukan Antibodi Pencegah Virus SARS-CoV-2

Fungsi utama antibodi itu untuk mencegah infeksi virus SARS-CoV-2 yang menyebabkan pandemi Covid-19 pada 2020.

Baca Selengkapnya