Ini Pemicu Kanker Tenggorokan, Penyakit yang Renggut Nyawa Eddie Van Halen
Reporter
Sarah Ervina Dara Siyahailatua
Editor
Mitra Tarigan
Rabu, 7 Oktober 2020 15:15 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Gitaris band legendaris Van Halen, Eddie Van Halen meninggal dunia pada 6 Oktober 2020 dalam usia 65 tahun. Sang putra, Wolfgang William menyebutkan bahwa ayahnya menghembuskan nafas terakhir setelah berjuang melawan kanker tenggorokan yang telah diderita sejak lima tahun silam.
Kepergian Eddie Van Halen pun tentu menyisakan duka mendalam bagi keluarga, sahabat dan para penggemar. Ini juga sekaligus menjadi pengingat bahwa kanker tenggorokan bukanlah masalah kesehatan yang bisa disepelekan karena dapat merenggut nyawa seseorang.
Melansir dari situs Health Line, kanker tenggorokan merupakan penyakit yang terjadi pada jaringan di sekitar belakang hidung hingga ke pita suara. Umumnya, pasien akan mengalami batuk, perubahan suara menjadi lebih serak, sulit menelan, benjolan pada leher, hingga penurunan berat badan.
Berbicara mengenai penyebab agar bisa dihindari, sebagian besar penderita kanker tenggorokan memiliki gaya hidup kurang baik. Contohnya mengonsumsi minuman keras. Berbagai penelitian membuktikan bahwa minum alkohol di atas satu gelas per hari bisa meningkatkan risiko kanker tenggorokan.
Selain alkohol, kanker tenggorokan juga sering mengintai perokok. Melansir dari situs Medical News Today, para peneliti dari American Cancer Society mengatakan perokok berisiko 4-10 kali lebih tinggi mati alami kanker kerongkongan dibandingkan nonperokok.
Kondisi orang dengan penyakit bawaan gastroesophageal reflux atau GERD alias naiknya asam lambung ke kerongkongan secara abnormal juga bisa meningkatkan risiko kanker tenggorokan. Adapun, infeksi virus HPV (human papillomavirus) dan imunitas tubuh yang lemah menjadi penyebab lainnya.
Terakhir dan sering dilupakan, ketidaksukaan untuk mengkonsumsi sayur dan buah-buahan juga menjadi pemicu kanker tenggorokan. Pasalnya, berbagai penelitian menunjukkan bahwa buah dan sayuran dikenal kaya serat, vitamin, mineral, antioksidan, dan fitokimia yang jika digabungkan, ampuh membantu mengurangi risiko kanker.
SARAH ERVINA DARA SIYAHAILATUA | WEBMD | MEDICALNEWSTODAY