Gagal Bikin Mengolah Sampah Jadi Pupuk Kompos, Ini Cara Mudah untuk Pemula

Reporter

Antara

Editor

Rini Kustiani

Selasa, 10 November 2020 13:17 WIB

Pupuk kompos ditimbang saat pengemasan sebelum didistribuskan di Desa Lubuk Mandarsyah, Kecamatan Tengah Ilir, Kabupaten Tebo, Jambi, 18 Desember 2019. Terdapat kelompok Tani Genap Mufakat yang memproduksi pupuk kompos organik dari bahan baku kotoran sapi, daun kelapa sawit serta ampas dari pengolahan sawit menggunakan peralatan bantuan dari PT Wira Karya Sakti. ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A

TEMPO.CO, Jakarta - Mengolah sampah menjadi pupuk kompos adalah kegiatan yang bermanfaat untuk lingkungan sekaligus ekonomi. Ketimbang membuang sampah organik begitu saja, ada baiknya iseng-iseng mengolah sampah menjadi pupuk agar dapat digunakan kembali sebagai penyubur tanaman.

Hanya saja, tak semua orang berhasil mengolah sampah organik menjadi pupuk kompos atau mengompos. CEO Sustaination Dwi Sasetyaningtyas mengatakan kegagalan saat mengompos bisa jadi karena ada proses yang terlewat sehingga sampah organik tidak menjadi pupuk.

Dwi Sasetyaningtyas mengatakan ada empat hal dalam proses mengompos, yaitu mikroba, materi coklat, materi hijau, dan udara. "Material coklat warnanya coklat, kering, bunyinya kriuk. Contoh ranting, daun kering, kardus, koran, atau serpihan kayu," kata Dwi dalam siaran pers Ikatan Alumni Universitas Indonesia atau ILUNI UI.

Material hijau adalah semua yang segar, seperti bunga, daun, bulu-bulu hewan, sisa sayur dan buah, hingga roti. "Itu semua material hijau," kata dia.

Ada dua metode mengompos, yakni dengan oksigen (aerob) dan tanpa oksigen (anaerob). Aerob membutuhkan oksigen atau udara melalui lubang komposter dan pengadukan sesekali. Sementara anaerob menguraikan sampah tanpa menggunakan udara.

Advertising
Advertising

Pupuk Kompos Organik Diminta Dilabeli

Bagi para pemula, Dwi menyarankan untuk menerapkan metode aerob karena lebih mudah, hasil dapat dikontrol, risiko lebih rendah, dan tidak menimbulkan bau. "Mikroba menjadi kunci sukses dalam mengompos," katanya.

Selain sampah organik, sampah anorganik seperti sampah plastik juga dapat digunakan untuk hal yang bermanfaat dan bernilai tambah, seperti kemasan kopi instan, kemasan bumbu dapur dan lainnya. Sampah ini bisa diolah kembali misalkan menjadi bahan baku bangunan.

Masyarakat dapat bisa mengirimkan sampah plastik ini Rebricks Indonesia. Di sana, sampah plastik ditransformasi menjadi bahan-bahan material bangunan dengan menggunakan metode shredding. Caranya, mencacah sampah plastik, lalu mencampurkan formula yang telah dibuat, kemudian sampah dibentuk menjadi batu bata.

"Sampah plastik tidak mesti bersih, tapi harus kering," kata Co-Founder Rebricks Indonesia, Novita Tan. Jika masih terdapat serbuk di dalam kemasan, menurut dia, biarkan saja dan tidak perlu dicuci. Untuk sampah plastik minyak, bisa dilap supaya kering kemudian kirim ke drop point Rebricks di Setiabudi, Ciputat, dan Tangerang Selatan.

Berita terkait

Pemda Sumbawa Bangun 3 TPA dan 11 TPS Terpadu

4 hari lalu

Pemda Sumbawa Bangun 3 TPA dan 11 TPS Terpadu

Pemerintah Kabupaten Sumbawa, membangun 3 Tempat Pembuangan Akhir (TPA) dan 11 Tempat Pengolahan Sampah (TPS) Terpadu, sebagai upaya untuk meningkatkan pengelolaan sampah.

Baca Selengkapnya

Profesor Riset Termuda BRIN Dikukuhkan, Angkat Isu Sampah Indonesia yang Cemari Laut Afrika

6 hari lalu

Profesor Riset Termuda BRIN Dikukuhkan, Angkat Isu Sampah Indonesia yang Cemari Laut Afrika

Reza dikukuhkan sebagai profesor riset berkat penelitian yang dilakukannya pada aspek urgensi pengelolaan plastik.

Baca Selengkapnya

Depo Sampah Tutup, Warga Yogyakarta Berebut Buang Sampah ke Bak Truk yang Melintas

6 hari lalu

Depo Sampah Tutup, Warga Yogyakarta Berebut Buang Sampah ke Bak Truk yang Melintas

Pascalibur Lebaran, sejumlah depo sampah di Kota Yogyakarta memang belum dibuka. Tumpukan sampah masih tampak menggunung.

Baca Selengkapnya

Pertamina Geothermal Energy Dorong Program Pengelolaan Sampah

8 hari lalu

Pertamina Geothermal Energy Dorong Program Pengelolaan Sampah

PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGE) melakukan berbagai inisiatif untuk menjaga lingkungan.

Baca Selengkapnya

Alasan Gunung Bromo Ditutup Sementara di Akhir April 2024

8 hari lalu

Alasan Gunung Bromo Ditutup Sementara di Akhir April 2024

Gunung Bromo akan ditutup sementara mulai dari 25 April 2024

Baca Selengkapnya

Tantangan Besar Tema Hari Bumi 2024: Planet vs Plastics

9 hari lalu

Tantangan Besar Tema Hari Bumi 2024: Planet vs Plastics

Hari Bumi 2024 menyoroti masalah plastik, termasuk sampah plastik, dan mendorong aksi global melawan produksi plastik global yang tak terkendali.

Baca Selengkapnya

8 Cara yang Bisa Dilakukan untuk Memperingati Hari Bumi

9 hari lalu

8 Cara yang Bisa Dilakukan untuk Memperingati Hari Bumi

Banyak cara yang bisa dilakukan untuk memperingati Hari Bumi dengan aktivitas yang menghargai dan melindungi planet ini. Berikut di antaranya.

Baca Selengkapnya

Aktivis Lingkungan Aeshnina ke Kanada Minta Justin Trudeau Hentikan Ekspor Sampah Plastik ke Indonesia

9 hari lalu

Aktivis Lingkungan Aeshnina ke Kanada Minta Justin Trudeau Hentikan Ekspor Sampah Plastik ke Indonesia

Aktivis lingkungan Aeshnina Azzahra Aqilani co Captain Riverin minta PM Kanada Justin Trudeau hentikan impor sampah plastik ke Indonesia.

Baca Selengkapnya

4 Sumber Bau Tak Sedap di Rumah dan Cara Mengusirnya

10 hari lalu

4 Sumber Bau Tak Sedap di Rumah dan Cara Mengusirnya

Berikut barang yang biasa jadi sumber bau tak sedap di rumah dan cara mengatasinya agar Anda tak malu bila ada kerabat berkunjung.

Baca Selengkapnya

Sampah di Jakarta, Sebelum dan Setelah Lebaran

13 hari lalu

Sampah di Jakarta, Sebelum dan Setelah Lebaran

DLH DKI Jakarta mengangkut sampah yang dilakukan selama periode tujuh hari sebelum hingga hari kedua Lebaran 2024

Baca Selengkapnya