2 Alasan Pentingnya Vaksin Covid-19 Menurut Dokter Paru

Reporter

Swa.co.id

Sabtu, 23 Januari 2021 11:40 WIB

Botol kecil berlabel stiker "Vaccine COVID-19" dan jarum suntik medis dalam foto ilustrasi yang diambil pada 10 April 2020. [REUTERS / Dado Ruvi]

TEMPO.CO, Jakarta - Ada dua alasan vaksin Covid-19 penting. Hal itu dijelaskan oleh dokter spesialis paru RSA UGM, Astari Pranindya Sari.

Pertama, fakta kasus Covid-19 di Indonesia terus meningkat dengan jumlah kasus positif tercatat lebih dari 900 ribu. Hal itu juga didukung dengan fakta-fakta lain, seperti persentase kematian dan angka rata-rata positif di Indonesia yang melebihi standar rata-rata di dunia.

Kedua, kondisi kenaikan ini, baik kasus positif dan mortalitas, terjadi bukan tanpa obat. Meskipun obat bagi pasien positif Covid-19 sudah banyak di Indonesia, mortalitas pasien tetap saja naik.

Dari hal tesebut, Astari menyebut pihaknya memutuskan untuk kembali ke prinsip awal, yakni mencegah lebih baik daripada mengobati. Dari pencegahan itulah posisi vaksin menjadi penting, tentunya hal itu diiringi dengan upaya pencegahan lain, seperti 3M dan 3T.

“Kesemuanya berkesinambungan dan tidak bisa berdiri sendiri,” jelasnya dalam bincang virtual "Ngobrol Seputar Vaksin" pada Kamis, 21 Januari 2021.

Advertising
Advertising

Baca juga: Cara Merawat Pasien Covid-19 yang Isolasi Mandiri

Terkait adanya penolakan dan protes dari sebagian masyarakat terkait vaksin, Astari mengungkapkan keprihatinannya. Ia menyebut vaksin bisa eksis dan didistribusikan sampai sekarang itu perjalanannya panjang, dari uji laboratorium dengan objek hewan, kemudian berlanjut ke uji klinis yang terbagi ke dalam tiga fase, hingga terakhir keluarlah persentase efikasi.

Astari menyebut efikasi itu ada syaratnya juga. Dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), syarat efikasi untuk vaksin ini minimal 50 persen dan harus melewati minimal sampai uji klinis fase ketiga. Uji klinis yang dipimpin oleh Prof. Kusnadi Rusmil di Bandung itu mencapai angka 65,3 persen. Angka tersebut lebih tinggi dari syarat WHO karena itu dapat perizinan EUA dari BPOM.

“Dari proses tersebut, saya harap masyarakat paham bahwa ini berangkat dari usaha untuk pencegahan dan dilakukan dengan sangat serius. Mungkin ada masyarakat yang berpendapat bisa membangun antibodi dengan terkena virus dulu. Namun, ini dari segi kedokteran tidaklah etis karena sudah ada upaya pembuatan vaksin. Selain itu, prosesnya juga membahayakan. Oleh karenanya, kita berharap masyarakat dapat menerima dan mendukung vaksin ini,” ujarnya.

Kemudian, terkait pemilihan vaksin Sinovac dibanding lainnya, Astari menyebut karena vaksin tersebut lebih stabil. Ia menyebut secara prinsip sebenarnya kurang lebih sama karena yang disasar adalah pembentukan antibodi terhadap Protein S pada virus.

Namun, untuk Sinovac prosesnya dengan menggunakan virus yang telah dimatikan. Sementara untuk lainnya, seperti Pfizer dan Moderna yang memodifikasi DNA virus tanpa mematikannya, lebih tidak stabil walaupun efikasinya lebih tinggi.

“Ketidakstabilan itu merujuk pada untuk menyimpan vaksin diperlukan suhu minus sekian. Kemudian meneruskan informasi dari BPOM, di Amerika ada kasus penggunaan vaksin ini menyebkan Serious Adverse Event atau situasi fatal terhadap pasien. Sementara untuk Sinovac yang telah melewati uji klinis fase 3 di Indonesia belum pernah menemukan kasus serupa,” ungkapnya.

Terakhir, mengenai kemungkinan mutasi virus berdampak pada efektivitas vaksin, Astari berpesan agar masyarakat tidak perlu khawatir. Hal itu karena informasi terhadap mutasi selama ini masih minim dan tidak jelas mutasi tersebut terjadi pada bagian virus yang mana.

Vaksin yang ada sekarang bekerja untuk memblok Protein S yang bentuk dan beroperasinya seperti tangan dari virus tersebut. Selama mutasi yang terjadi tidak pada tangan tersebut, semisal pada badannya, maka antibodi dari vaksin tetap bisa membloknya,” ujarnya.

Berita terkait

Viral Efek Samping Vaksin AstraZeneca, Guru Besar FKUI Sebut Manfaatnya Jauh Lebih Tinggi

23 jam lalu

Viral Efek Samping Vaksin AstraZeneca, Guru Besar FKUI Sebut Manfaatnya Jauh Lebih Tinggi

Pada 2021 lalu European Medicines Agency (EMA) telah mengungkap efek samping dari vaksinasi AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

2 hari lalu

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

Kemenkes mendapat beberapa laporan yang menunjukkan perubahan gejala pada penderita DBD pascapandemi COVID-19. Apa saja?

Baca Selengkapnya

Respons Isu Efek Langka Vaksin AstraZeneca, Budi Gunadi: Benefitnya Jauh Lebih Besar

2 hari lalu

Respons Isu Efek Langka Vaksin AstraZeneca, Budi Gunadi: Benefitnya Jauh Lebih Besar

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin buka suara soal efek samping langka dari vaksin AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

3 hari lalu

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

Selain AstraZeneca, ini deretan vaksin Covid-19 yang pernah digunakan di Indonesia

Baca Selengkapnya

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

3 hari lalu

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

MUI sempat mengharamkan vaksin AstraZeneca. Namun dibolehkan jika situasi darurat.

Baca Selengkapnya

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

3 hari lalu

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

Sebanyak 453 juta dosis vaksin telah disuntikkan ke masyarakat Indonesia, dan 70 juta dosis di antaranya adalah vaksin AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Pembekuan Darah Usai Vaksinasi AstraZeneca, Epidemiolog: Kasusnya Langka dan Risiko Terkena Minim

3 hari lalu

Pembekuan Darah Usai Vaksinasi AstraZeneca, Epidemiolog: Kasusnya Langka dan Risiko Terkena Minim

Pasien pembekuan darah pertama yang disebabkan oleh vaksin AstraZeneca adalah Jamie Scott.

Baca Selengkapnya

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

3 hari lalu

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

Astrazeneca pertama kalinya mengakui efek samping vaksin Covid-19 yang diproduksi perusahaan. Apa saja fakta-fakta seputar kasus ini?

Baca Selengkapnya

Untuk Pertama Kali, AstraZeneca Akui Vaksin Covidnya Punya Efek Samping Langka

5 hari lalu

Untuk Pertama Kali, AstraZeneca Akui Vaksin Covidnya Punya Efek Samping Langka

Perusahaan farmasi AstraZeneca digugat dalam gugatan class action atas klaim bahwa vaksin Covid-19 produksinya menyebabkan kematian dan cedera serius

Baca Selengkapnya

Vaksinasi Masih Jadi Tantangan, Banyak Orang Termakan Mitos Keliru

5 hari lalu

Vaksinasi Masih Jadi Tantangan, Banyak Orang Termakan Mitos Keliru

Masih ada warga yang menganggap vaksinasi dapat menyebabkan kematian sehingga pelaksanaannya masih sering menemui kendala.

Baca Selengkapnya