Jangan Sampai Rumah Lembap, Ada Jamur Pengacau Sistem Kekebalan Tubuh

Reporter

Tempo.co

Editor

Rini Kustiani

Selasa, 26 Januari 2021 21:40 WIB

Ilustrasi membersihkan rumah. Shutterstock.com

TEMPO.CO, Jakarta - Perhatikan sirkulasi udara dan paparan sinar matahari di rumah. Jangan sampai ada area lembap yang memungkinkan jamur berkembang biak. Jika ada area lembap, maka jamur akan bermunculan. Dan tim peneliti baru-baru ini menemukan jenis jamur yang merusak daya tahan tubuh.

Tim peneliti yang dipimpin Oliver Werz dari Universitas Friedrich Schiller, Jerman, menyatakan jamur bernama Aspergillus fumigatus umumnya hidup di dalam area rumah yang lembap. Jamur ini berbahaya, terutama bagi orang dengan sistem kekebalan tubuh lemah. Jamur Aspergillus fumigatus umumnya bercokol pada noda gelap di dinding lembap atau sebagai spora kecil mikroskopis di udara yang melekat pada dinding, kasur, dan lantai.

Aspergillus fumigatus adalah spesies jamur dalam genus Aspergillus. Ini merupakan salah satu spesies Aspergillus paling umum yang menyebabkan penyakit pada orang dengan sistem kekebalan tubuh lemah. Aspergillus fumigatus merupakan pemicu infeksi paru-paru serta penyebab utama morbiditas dan mortalitas, serta dapat menyebabkan infeksi paru kronis, aspergillosis alergi bronkopulmoner, atau penyakit alergi pada imunokompeten.

Bagi orang sehat, tak masalah. Sebab, jika spora itu masuk tubuh, sistem pertahanan kekebalan akan melindunginya. Tapi jamur ini dapat mengancam jiwa orang dengan daya tahan tubuh buruk. Oliver Werz dan tim menemukan cara bagaimana Aspergillus fumigatus mengacaukan pertahanan kekebalan tubuh dan memungkinkan berkembangnya infeksi jamur yang fatal. Hasil temuan tersebut diterbitkan dalam jurnal spesialis Cell Chemical Biology.

Menurut Oliver Werz, gliotoxin -mikotoksin yang kuat- bertanggung jawab atas sifat patogen Aspergillus fumigatus. "Zat ini memiliki efek mengacaukan imunitas tubuh serta melemahkan aktivitas sel sistem pertahanan kekebalan tubuh," kata dia.

Advertising
Advertising

Oliver Werz dan tim mempelajari secara rinci serta mengklarifikasi mekanisme molekuler pada jamur dan pengaruhnya terhadap imunitas tubuh. Tim Oliver Werz berkolaborasi dengan para peneliti dari Institut Leibniz untuk Penelitian Produk Alami dan Biologi Infeksi (Hans Knöll Institute) yang dipimpin oleh Axcel Brakhage serta Christian Hertweck, ahli mikologi dan sistesis produk alami.

Dalam penelitian tersebut, para peneliti memasukkan sel kekebalan ke kontak dengan gliotoxin yang diproduksi secara sintetis. Sel-sel ini, yang disebut dengan neutrofil granulosit, mewakili garis pertama sistem pertahanan kekebalan tubuh. "Tugasnya mendeteksi patogen dan menghilangkannya," ujar Oliver Werz.

Begitu sel tersebut bersentuhan dengan patogen, misalnya jamur, dia akan melepaskan zat pengantar khusus (leukotriene) ke dalam darah yang menarik sel kekebalan lainnya. Setelah sejumlah besar sel kekebalan berkumpul, mereka dapat membuat pengganggu tak berbahaya lagi. Namun proses ini tidak terjadi jika patogen Aspergillus fumigatus terlibat.

Musababnya, seperti yang ditunjukkan oleh para ilmuwan Universitas Friedrich Schiller, gliotoxin memastikan bahwa produksi zat pengantar leukotriene B4 dalam neutrofil granulosit terhambat, sehingga mereka tidak dapat mengirim sinyal ke sel-sel kekebalan lain. Ini disebabkan oleh enzim spesifik (LTA4 hidrolase) yang dimatikan oleh mikotoksin.

"Akibatnya, terjadi gangguan komunikasi di antara sel-sel kekebalan tubuh dan menghancurkan mekanisme pertahanan," kata Oliver Werz. "Dengan begitu, mudah bagi spora -dalam hal ini jamur, memasuki organisme untuk menyusup ke jaringan atau organ."

SCIENCE DAILY | PHYS | CLINICAL MICROBIOLOGY REVIEW | FIRMAN ATMAKUSUMA

Baca juga:
Tutup Selama 2 Bulan, Barang-barang di Mal Ini Diselimuti Jamur

Berita terkait

Jangan Beri Anak Parasetamol setelah Imunisasi, Ini Alasannya

1 hari lalu

Jangan Beri Anak Parasetamol setelah Imunisasi, Ini Alasannya

Jangan memberi obat penurun demam seperti parasetamol saat anak mengalami demam usai imunisasi. Dokter anak sebut alasannya.

Baca Selengkapnya

Startup Asal Bandung Produksi Material Fashion Berbahan Jamur, Tembus Pasar Singapura dan Jepang

3 hari lalu

Startup Asal Bandung Produksi Material Fashion Berbahan Jamur, Tembus Pasar Singapura dan Jepang

Startup MYCL memproduksi biomaterial berbahan jamur ramah lingkungan yang sudah menembus pasar Singapura dan Jepang.

Baca Selengkapnya

9 Sayuran Paling Mahal di Dunia, Berapa Harganya?

9 hari lalu

9 Sayuran Paling Mahal di Dunia, Berapa Harganya?

Berikut ini deretan sayuran paling mahal di dunia, salah satunya akar wasabi yang umum ditemukan di di restoran sushi.

Baca Selengkapnya

Olahraga 15 Menit Sehari Bantu Tingkatkan Daya Tahan Tubuh

23 hari lalu

Olahraga 15 Menit Sehari Bantu Tingkatkan Daya Tahan Tubuh

Ternyata olahraga ringan selama 15 menit dapat meningkatkan kekebalan dengan meningkatkan kadar sel pembunuh alami bernama raising natural killer (NK)

Baca Selengkapnya

Ragam Makanan yang Dibutuhkan Sistem Imun Sehat

40 hari lalu

Ragam Makanan yang Dibutuhkan Sistem Imun Sehat

Kurang gizi adalah penyebab paling umum sistem imun yang buruk. Berikut 10 jenis makanan yang mudah didapat dan sangat membantu kesehatan imun.

Baca Selengkapnya

5 Manfaat Minum Air Kelapa Hijau saat Berbuka Puasa

43 hari lalu

5 Manfaat Minum Air Kelapa Hijau saat Berbuka Puasa

Tidak hanya segar, air kelapa hijau juga memiliki sejumlah manfaat yang signifikan bagi kesehatan tubuh.

Baca Selengkapnya

5 Tips Menjaga Kekebalan Tubuh Saat Puasa Ramadan dalam Cuaca Ekstrem

45 hari lalu

5 Tips Menjaga Kekebalan Tubuh Saat Puasa Ramadan dalam Cuaca Ekstrem

Di tengah cuaca ekstrem, penting bagi umat untuk mengambil langkah-langkah yang tepat guna menjaga kekebalan tubuh selama puasa Ramadan.

Baca Selengkapnya

Pisang Transgenik Disetujui untuk Ditanam, Akankah Jadi Menu Makan Siang Gratis?

54 hari lalu

Pisang Transgenik Disetujui untuk Ditanam, Akankah Jadi Menu Makan Siang Gratis?

Australia dan Selandia Baru mengizinkan petani menanam pisang transgenik yang tahan jamur. Pisang menjadi menu saat simulasi makan siang gratis.

Baca Selengkapnya

IDI Ingatkan Potensi Kenaikan Kasus DBD di Musim Pancaroba

3 Maret 2024

IDI Ingatkan Potensi Kenaikan Kasus DBD di Musim Pancaroba

PB IDI mengingatkan masyarakat untuk meningkatkan kesadaran terhadap DBD di musim pancaroba seperti sekarang.

Baca Selengkapnya

5 Cara Menjaga Kesehatan di Musim Pancaroba

28 Februari 2024

5 Cara Menjaga Kesehatan di Musim Pancaroba

BMKG mengimbau masyarakat untuk mewaspadai musim pancaroba karena menyertakan cuaca ekstrem seperti hujan lebat singkat hingga angin kencang.

Baca Selengkapnya