Epidemiolog Sebut Vaksinasi Covid-19 di Indonesia Tak Sampai 10 Tahun

Reporter

Bisnis.com

Minggu, 7 Februari 2021 15:55 WIB

Vaksinator menunjukkan vaksin yang akan disuntikkan ke tenaga kesehatan saat vaksinasi massal di Puskesmas Tanah Abang, Jakarta, Ahad, 7 Februari 2021. TEMPO/Muhammad Hidayat

TEMPO.CO, Jakarta - Vaksinasi Covid-19 di Indonesia disebut bisa memakan waktu 10 tahun. Hal tersebut berdasarkan kecepatan vaksinasi massal yang saat ini mencapai 60.000 dosis per hari.

Epidemiolog Universitas Sebelas Maret, Tonang Dwi Ardyanto, mengatakan posisi kecepatan 60.000 dosis per hari adalah rata-rata dari capaian dibagi jumlah hari sejak dimulainya vaksinasi.

"Kita harus akui, lambat di awal-awal, khususnya di sekitar satu bulan pertama. Tapi, kecepatannya bertambah dari hari ke hari, artinya ada percepatan," jelasnya.

Dia memaparkan kecepatan ini ditentukan dengan dua masalah utama, yakni acceptance (diterima oleh masyarakat) dan availability (ketersediaan vaksin).

"Kita tahu ukuran keberhasilan adalah perkalian dua faktor tersebut keberterimaan dan kualitas program," tambahnya.

Advertising
Advertising

Faktor pertama semakin berkurang dibandingkan sebelumnya. Sekarang bahkan kita mulai merasa khawatir kapan akan mendapatkan giliran. Tentu, tugas sosialisasi dan diskusi tidak pernah berhenti.

Baca juga: Peneliti Ingatkan Tak Ada Orang Mati karena Vaksin Covid-19

Dalam faktor kedua, harus hati-hati. Wacana vaksinasi gotong royong tidak boleh sampai terjebak, akhirnya menjadi vaksinasi mandiri dalam arti harus membayar sendiri. Bagaimanapun, vaksinasi adalah kebutuhan bersama masyarakat dan menjadi kewajiban pemerintah untuk memenuhinya.

Bahwa ada peran serta sektor swasta, sifatnya adalah membantu dalam koridor kerja pemerintah. Saat ini produk vaksin Covid-19 masih terbatas. Kalau benar ada pihak swasta yang bisa membeli, maka seharusnya itu dibeli oleh pemerintah untuk digunakan oleh masyarakat sesuai tahapan.

Bila benar ada produk vaksinasi Covid-19 yang tersedia, maka sebaiknya segera dibeli agar tahapannya semakin cepat. Transparansi, komunikasi risiko, dan membangun kepercayaan adalah kuncinya. "Kita memang sempat lambat, tapi masih ada kesempatan menyelesaikannya lebih cepat," tuturnya.

Berita terkait

Viral Efek Samping Vaksin AstraZeneca, Guru Besar FKUI Sebut Manfaatnya Jauh Lebih Tinggi

9 jam lalu

Viral Efek Samping Vaksin AstraZeneca, Guru Besar FKUI Sebut Manfaatnya Jauh Lebih Tinggi

Pada 2021 lalu European Medicines Agency (EMA) telah mengungkap efek samping dari vaksinasi AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

2 hari lalu

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

Kemenkes mendapat beberapa laporan yang menunjukkan perubahan gejala pada penderita DBD pascapandemi COVID-19. Apa saja?

Baca Selengkapnya

Respons Isu Efek Langka Vaksin AstraZeneca, Budi Gunadi: Benefitnya Jauh Lebih Besar

2 hari lalu

Respons Isu Efek Langka Vaksin AstraZeneca, Budi Gunadi: Benefitnya Jauh Lebih Besar

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin buka suara soal efek samping langka dari vaksin AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

2 hari lalu

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

Selain AstraZeneca, ini deretan vaksin Covid-19 yang pernah digunakan di Indonesia

Baca Selengkapnya

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

2 hari lalu

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

MUI sempat mengharamkan vaksin AstraZeneca. Namun dibolehkan jika situasi darurat.

Baca Selengkapnya

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

2 hari lalu

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

Sebanyak 453 juta dosis vaksin telah disuntikkan ke masyarakat Indonesia, dan 70 juta dosis di antaranya adalah vaksin AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Pembekuan Darah Usai Vaksinasi AstraZeneca, Epidemiolog: Kasusnya Langka dan Risiko Terkena Minim

2 hari lalu

Pembekuan Darah Usai Vaksinasi AstraZeneca, Epidemiolog: Kasusnya Langka dan Risiko Terkena Minim

Pasien pembekuan darah pertama yang disebabkan oleh vaksin AstraZeneca adalah Jamie Scott.

Baca Selengkapnya

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

3 hari lalu

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

Astrazeneca pertama kalinya mengakui efek samping vaksin Covid-19 yang diproduksi perusahaan. Apa saja fakta-fakta seputar kasus ini?

Baca Selengkapnya

Buat Jemaah Calon Haji 2024, Ini Aturan Terbaru dari Arab Saudi

3 hari lalu

Buat Jemaah Calon Haji 2024, Ini Aturan Terbaru dari Arab Saudi

Arab Saudi mewajibkan jemaah calon haji memenuhi kriteria vaksinasi dan mendapatkan izin resmi.

Baca Selengkapnya

Untuk Pertama Kali, AstraZeneca Akui Vaksin Covidnya Punya Efek Samping Langka

4 hari lalu

Untuk Pertama Kali, AstraZeneca Akui Vaksin Covidnya Punya Efek Samping Langka

Perusahaan farmasi AstraZeneca digugat dalam gugatan class action atas klaim bahwa vaksin Covid-19 produksinya menyebabkan kematian dan cedera serius

Baca Selengkapnya