TEMPO.CO, Jakarta - Selama pandemi Covid-19 merebak, banyak orang memilih bekerja dari rumah atau WFH untuk mencegah penyebaran virus. Ada yang berhasil mempertahankan kinerja selama work from home, ada pula yang kedodoran. Pekerjaan keteteran lantaran tak terbiasa bekerja dari rumah.
Mengutip laman Times of India, setidaknya ada lima sebab seseorang jadi tidak produktif selama WFH, khususnya generasi muda yang lebih familiar dengan teknologi dan interaksi di dunia maya. Kenapa bisa begitu?
Butuh saling terhubung Anak muda butuh saling terhubung selama bekerja. Meski lekat dengan gadget, kehadiran fisik juga penting untuk menjaga dan berbagi semangat bagi pekerja muda. Terlebih bagi yang masih beradaptasi dengan tim dan atasan. Bekerja dari rumah dan komunikasi virtual menyulitkan mereka untuk mengetahui karakter dan bagaimana harus bersikap.
Merasa cemas Kurangnya komunikasi secara langsung membuat para pekerja muda khawatir apakah hasil kerjanya cukup memuaskan atau tidak. Energinya terkuras untuk hal-hal tidak pasti yang berkaitan dengan kinerja, kepercayaan diri, sampai kesesuaian dengan kebutuhan atasan.
Butuh bimbingan saat genting Para pekerja muda masih membutuhkan bimbingan dari anggota tim senior atau atasannya. Namun selama pandemi Covid-19, mereka biasa jadi kesulitan mendapatkan panduan dan mencari solusi saat menghadapi masalah. Tiada sosok yang mampu menuntun dan mengarahkan selama bekerja. Yang ada hanya tugas, tugas, dan tugas.
Tak nyaman bekerja di rumah Pekerja usia muda butuh suasana bekerja yang menunjang produktivitas mereka. Jika bekerja dari rumah bersama keluarga, bukan tidak mungkin sesekali orang tua, kakak, atau adik akan memanggil mereka yang membuyarkan konsentrasi saat bekerja. Anak muda butuh privasi demi memenuhi tuntutan pekerjaan.
Tak tahan godaan Bekerja di kantor bisa membuat mereka lebih fokus. Ponsel masuk laci dan energi tercurah untuk bekerja. Namun selama WFH, mereka justru tak dapat menyimpan gadget itu karena menggunakannya untuk bekerja. Sesekali tergoda membalas chat teman, jenuh dengan pekerjaan lalu mengecek media sosial dan kebablasan.
Prof Tjandra Yoga Aditama Penulis 254 Artikel Covid-19, Terbanyak di Media Massa Tercatat di MURI
15 hari lalu
Prof Tjandra Yoga Aditama Penulis 254 Artikel Covid-19, Terbanyak di Media Massa Tercatat di MURI
MURI nobatkan Guru Besar Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi Fakultas Kedokteran UI, Prof Tjandra Yoga Aditama sebagai penulis artikel tentang Covid-19 terbanyak di media massa