Penyebab dan Cara Mencegah Cyclist's Palsy kala Bersepeda

Reporter

Antara

Minggu, 21 Februari 2021 15:00 WIB

ilustrasi tur sepeda (pixabay.com)

TEMPO.CO, Jakarta - Bersepeda memiliki segudang manfaat untuk kesehatan. Apabila melakukannya selama 30 menit setiap hari, Anda sudah dapat membantu menurunkan risiko penyakit metabolik, meningkatkan kreativitas dan daya ingat, serta menurunkan tingkat kecemasan dan depresi seiring meningkatnya kadar hormon endorfin dalam tubuh.

Olahraga ini juga dapat membantu tubuh lebih rileks dan meningkatkan kualitas tidur sehingga membantu mempertahankan berat badan. Hal itu diungkapkan pelatih triatlon sekaligus ahli fisiologi olahraga klinis Marques Garcia.

Menurutnya, bersepeda walaupun tidak secepat berlari untuk membakar kalori bisa membantu menurunkan berat badan. Sebuah studi tahun 2013 dan tinjauan penelitian tahun 2019 menemukan, bersepeda dalam ruangan, bila dikombinasikan dengan praktik makan sehat, direkomendasikan untuk membantu menurunkan berat badan.

Bersepeda di pagi hari dapat membantu memastikan tubuh terpapar sinar matahari dan mendapatkan manfaat vitamin D. Dengan begitu banyak manfaat, bersepeda semakin digandrungi sekarang.

Spesialis Bedah Ortopedi dan Traumatologi lulusan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI)-RSCM, Oryza Satria, mengatakan penyebab orang mengalami cyclist’s palsy saat atau setelah bersepeda bermacam-macam. Salah satunya tekanan yang terlalu besar atau lama pada tangan yang mengakibatkan tekanan pada saraf ulnaris atau terhambatnya aliran darah ke saraf tersebut.

Advertising
Advertising

Selain itu, posisi pergelangan tangan yang ekstensi (ketika pergelangan tangan mengarah ke atas dan keluar ke arah jam 12 bukan ke dalam yang seperti menggenggam), sehingga mengakibatkan regangan pada saraf. Penyebab lain kurangnya kekuatan otot inti (core muscle) dan kelelahan, yang mengakibatkan beban sebagian besar bertumpu pada tangan, penggunaan sarung tangan, atau bantalan yang tipis atau sudah rusak/aus.

Di sisi lain, tekanan ban sepeda terlalu tinggi, penggunaan ban yang kecil dan tipis, yang menyebabkan timbulnya getaran berlebih pada tangan, serta posisi duduk terlalu tinggi atau stang terlalu rendah sehingga beban tubuh banyak ditopang tangan juga bisa menjadi penyebab.

Oryza mengatakan cyclist’s palsy biasanya muncul ketika bersepeda dalam jangka waktu lama. Misalnya ketika menuruni bukit, sebagian besar bobot tubuh akan ditopang oleh tangan dan menyebabkan adanya beban yang lebih tinggi di jari-jari tangan.

Baca juga: Perhatikan Posisi Tangan saat Bersepeda Demi Hindari Cedera Berikut

Apabila gejala cyclist’s palsy berlanjut dan tidak ditangani, maka dapat menjadi kondisi yang permanen dan menjadi carpal tunnel syndrome (CTS). Oleh karena itu, penting sekali memeriksakan diri ke spesialis bedah ortopedi konsultan tangan dan bedah mikro agar penanganan yang dilakukan dapat dilakukan sedini mungkin.

Agar aktivitas bersepeda menjadi lebih aman dan terhindar dari risiko cyclist’s palsy, Anda dapat melakukan langkah-langkah berikut:

Gunakan bantalan yang baik pada stang atau tangan. Anda juga dapat menggunakan sarung tangan untuk melindungi tangan dari tekanan yang besar saat bersepeda. Semakin tebal sarung tangan semakin baik.

-Sesuaikan posisi stang dengan tangan dalam posisi senyaman mungkin.

-Posisi pergelangan tangan sebaiknya lurus, tidak melebar.

-Apabila bersepeda jarak jauh atau durasi yang lama, cobalah ganti-ganti posisi tangan pada stang.

-Pastikan memilih ukuran sepatu yang tepat dan menyesuaikan posisi sadel dan stang demi mendapatkan posisi duduk yang baik.

-Jangan lupa menerapkan konsep VDJ saat bersepeda, yaitu ventilasi, durasi, jarak. Menjaga jarak saat bersepeda dapat mengurangi dampak penularan COVID-19 yang mungkin diidap teman bersepeda.

Oryza mengingatkan agar bersepeda semakin berdampak baik untuk tubuh, jangan lupa perhatikan posisi atau postur tubuh yang baik. Posisi tubuh yang baik ketika bersepeda juga menjadi hal penting ketika kita ingin terhindar dari cedera.

Berita terkait

Tak Selalu Menyiksa, Ini Manfaat Pakai Sepatu Hak Tinggi bagi Tubuh

5 hari lalu

Tak Selalu Menyiksa, Ini Manfaat Pakai Sepatu Hak Tinggi bagi Tubuh

Tak selalu bikin pegal dan menyiksa, berikut beberapa potensi dampak positif terkait pemakaian sepatu hak tinggi menurut podiatris.

Baca Selengkapnya

10 Tips Bagi Para Pemula yang Ingin Bersepeda Jarak Jauh

5 hari lalu

10 Tips Bagi Para Pemula yang Ingin Bersepeda Jarak Jauh

Ada beberapa faktor yang harus dipertimbangkan untuk memastikan pengalaman bersepeda jarak jauh Anda berjalan dengan aman dan nyaman.

Baca Selengkapnya

Berlari vs Bersepeda, Mana yang Lebih Baik untuk Tubuh Bugar

7 hari lalu

Berlari vs Bersepeda, Mana yang Lebih Baik untuk Tubuh Bugar

Pertanyaan sering muncul: manakah yang lebih efektif untuk menurunkan berat badan? Apakah berlari lebih baik dari bersepeda, atau justru sebaliknya?

Baca Selengkapnya

Pakar Etiket Ingatkan Postur Tubuh yang Benar saat Makan di Restoran

22 hari lalu

Pakar Etiket Ingatkan Postur Tubuh yang Benar saat Makan di Restoran

Pakar etiket mengingatkan untuk tidak membungkuk saat makan di restoran

Baca Selengkapnya

Memahami Gangguan Saraf Papiledema, Penyebab dan Gejala

27 hari lalu

Memahami Gangguan Saraf Papiledema, Penyebab dan Gejala

Papiledema adalah pembengkakan kepala saraf kedua yang terjadi secara bersamaan antara dua mata. Cek gejalanya.

Baca Selengkapnya

Tips Olahraga Optimal Sembari Puasa Ramadan, Kapan Waktu yang Tepat?

30 hari lalu

Tips Olahraga Optimal Sembari Puasa Ramadan, Kapan Waktu yang Tepat?

Tak sekadar beraktivitas fisik, olahraga saat berpuasa Ramadan juga ada ketentuannya. Kapan waktu yang tepat dilakukan?

Baca Selengkapnya

8 Olahraga Saat Berpuasa Ini Ramadan Friendly, Mau Coba yang Mana?

30 hari lalu

8 Olahraga Saat Berpuasa Ini Ramadan Friendly, Mau Coba yang Mana?

Meskipun sedang berpuasa Ramadan, beberapa latihan fisik ini disarankan dapat dilakukan dengan optimal. Apa saja?

Baca Selengkapnya

Mengenal Neuroferritinopathy, Penyakit Genetik yang Hanya Dimiliki Sekitar 100 Orang di Dunia

37 hari lalu

Mengenal Neuroferritinopathy, Penyakit Genetik yang Hanya Dimiliki Sekitar 100 Orang di Dunia

Neuroferritinopathy penyakit genetik yang hanya dimiliki sekitar 100 orang di dunia. Bagaimana gejala dan pengobatannya?

Baca Selengkapnya

Lebih Banyak Menyerang Wanita, Simak Penjelasan Pakar soal Migrain

45 hari lalu

Lebih Banyak Menyerang Wanita, Simak Penjelasan Pakar soal Migrain

Selain multiple sclerosis dan stroke, migrain juga lebih banyak menyerang wanita. Pakar beri saran pencegahan dan cara mengatasi.

Baca Selengkapnya

Perlunya Deteksi Dini untuk Perlambat Perkembangan Glaukoma

45 hari lalu

Perlunya Deteksi Dini untuk Perlambat Perkembangan Glaukoma

Deteksi dini penting untuk mencegah glaukoma tidak semakin parah. Dokter mata sebut penyebabnya.

Baca Selengkapnya