Perjalanan Panjang Sebelum Vaksin Covid-19 Sampai di Indonesia dari Skema COVAX

Reporter

Tempo.co

Editor

Rini Kustiani

Selasa, 9 Maret 2021 21:06 WIB

Ilustrasi vaksin COVID-19 atau virus corona. REUTERS/Dado Ruvic

TEMPO.CO, Jakarta - Hampir semua negara sedang menggencarkan vaksinasi Covid-19 untuk menciptakan kekebalan terhadap virus yang sudah mewabah selama setahun terakhir. Banyak negara ingin mendapatkan pasokan vaksin Covid-19, namun tak semua perusahaan farmasi memproduksi vaksin tersebut.

Sebelumnya Indonesia sudah mendapatkan pasokan vaksin Covid-19 Sinovac dari Cina. Vaksin ini telah didistribusikan ke sejumlah daerah dan menyasar berbagai kelompok prioritas penerima vaksin. Pada Senin, 8 Maret 2021, datang lagi 1.113.600 dosis vaksin Covid-19 AstraZeneca. Dan pada termin pertama ini, Indonesia akan menerima 11.704.000 vaksin sampai Mei 2021.

Baca juga:
Dari Cara Bikin hingga Penggunaan, Ini Beda Vaksin AstraZeneca dari Sinovac

Berbeda dengan Sinovac yang dipesan langsung oleh pemerintah ke perusahaan farmasi di Cina, vaksin AstraZeneca datang melalui jalur multilateral Covid-19 Vaccines Global Access atau COVAX Facility. COVAX adalah inisiatif global untuk akses setara dalam mendapatkan vaksin Covid-19. Inisiatif ini dipimpin oleh Global Alliance for Vaccines and Immunization, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Coalition for Epidemic Preparedness Innovations, dan berbagai pihak.

Salah satu program COVAX adalah mendukung Covid-19 Vaccines Advance Market Commitment atau COVAX AMC. Ini adalah mekanisme yang mendukung ketersedian vaksin Covid-19 yang aman dan efektif untuk 92 negara yang membutuhkannya, termasuk Indonesia. Dan Menteri Luar Negeri Retno Marsudi menjabat sebagai ketua bersama atau Co-Chair COVAX AMC.

Advertising
Advertising

Ketika pasokan vaksin Covid-19 sudah tersedia, ada Independent Allocation of Vaccines Group atau IAVG yang bertugas memastikan akses vaksin Covid-19 yang adil dan merata untuk setiap negara tadi. Seorang perwakilan dari Indonesia di IAVG adalah Tjandra Yoga Aditama yang pernah menjabat sebagai mantan Direktur WHO wilayah Asia Tenggara dan mantan Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit serta Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, Kementerian Kesehatan.

Tjandra Yoga Aditama menyampaikan tujuh langkah sampai vaksin COVAX dikirim ke suatu negara. Berikut ulasannya:

  1. Pengajuan
    Negara yang masuk dalam COVAX AMC menyampaikan surat minat atau permintaan dalam bentuk Expression of Interest (EOI). Dari sini terbangun komunikasi intensif antara sekertariat COVAX dengan negara yang mengajukan permintaan tadi atau calon penerima vaksin.

  2. Menyampaikan rencana penyaluran vaksin Covid-19
    Negara yang mengajukan diri untuk mendapatkan vaksin skema COVAX harus mengirimkan rencana kerja dalam format National Vaccine Development Plan atau NVDP. Dokumen ini berisi target populasi yang akan mendapatkan vaksinasi Covid-19, sistem distribusi, mekanisme penanganan kejadian ikutan pasca imunisasi atau KIPI, dan ketersediaan anggaran untuk pelaksanaan imunisasi di lapangan.

  3. Analisis ketersediaan vaksin Covid-19 dan negara yang siap menerima vaksin
    COVAX menganalisis ketersediaan vaksin Covid-19 dan negara mana yang siap menerima vaksin tersebut.

  4. Keluar draft daftar pembagian vaksin Covid-19
    Di dalam COVAX terdapat sebuah badan bernama Joint Allocation Taskforce atau JAT. Badan ini beranggotakan staf WHO dan GAVI The Vaccine Alliance (kemitraan kesehatan global publik-swasta) membuat draft daftar pembagian vaksin apa dikirim ke negara mana.

  5. Validasi oleh IAVG
    Independent Allocation Vaccine Group atau IAVG kemudian menilai draft yang dibuat oleh JAT tadi. IAVG dapat mengoreksi draft penerima vaksin Covid-19 jika diperlukan, bisa juga meminta perhitungan ulang, dan lainnya.

  6. IAVG ok, vaksin Covid-19 dikirim
    Ketika IAVG sudah memvalidasi, maka proses pengiriman vaksin Covid-19 ke seuatu negara dapat dilakukan. Termasuk ke Indonesia yang diterima pada 8 Maret 2021.

"Independent Allocation Vaccine Group atau IAVG terdiri dari 12 anggota. Dan saya ditunjuk sebagai salah seorang di antaranya," kata Tjandra Yoga Aditama dalam keterangan tertulis yang diterima Tempo, Selasa 9 Maret 2021. "Anggota IAVG ini tidak mewakili negara dan tidak mewakili organisasi tempat bekerja."

Pemilihan anggota IAVG berdasarkan lima hal, yakni pengetahuan dan pemahaman di bidang epidemiologi penyakit menular dan imunisasi global, respons kedaruratan kesehatan masyarakat internasional, pemahaman tentang akses bahan kesehatan. Ada pula pertimbangan pengetahuan dan pemahaman pelaksanaan program imunisasi di lapangan, serta diplomasi kesehatan internasional.

Menurut Tjandra Yoga Aditama, negara pertama yang mendapatkan vaksin Covid-19 dari inisiatif GAVI - COVAX ini adalah Ghana. "Kamai terus memvalidasi sehingga vaksin dapat di berikan ke berbagai negara," ucapnya.

Berita terkait

Respons Isu Efek Langka Vaksin AstraZeneca, Budi Gunadi: Benefitnya Jauh Lebih Besar

7 jam lalu

Respons Isu Efek Langka Vaksin AstraZeneca, Budi Gunadi: Benefitnya Jauh Lebih Besar

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin buka suara soal efek samping langka dari vaksin AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

9 jam lalu

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

Selain AstraZeneca, ini deretan vaksin Covid-19 yang pernah digunakan di Indonesia

Baca Selengkapnya

Kunjungan Kerja ke Turkiye, Retno Marsudi Bawa Isu Palestina

16 jam lalu

Kunjungan Kerja ke Turkiye, Retno Marsudi Bawa Isu Palestina

Retno Marsudi menyebut Turkiye dan Indonesia sepakat perlunya memperkuat kolaborasi kedua negara guna mendukung perjuangan bangsa Palestina.

Baca Selengkapnya

Retno Marsudi Bahas Langkah Perlindungan WNI di Tengah Krisis Timur Tengah

17 jam lalu

Retno Marsudi Bahas Langkah Perlindungan WNI di Tengah Krisis Timur Tengah

Retno Marsudi menilai situasi Timur Tengah telah mendesak Indonesia untuk mempersiapkan diri jika situasi semakin memburuk, termasuk pelindungan WNI

Baca Selengkapnya

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

18 jam lalu

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

Sebanyak 453 juta dosis vaksin telah disuntikkan ke masyarakat Indonesia, dan 70 juta dosis di antaranya adalah vaksin AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Pembekuan Darah Usai Vaksinasi AstraZeneca, Epidemiolog: Kasusnya Langka dan Risiko Terkena Minim

19 jam lalu

Pembekuan Darah Usai Vaksinasi AstraZeneca, Epidemiolog: Kasusnya Langka dan Risiko Terkena Minim

Pasien pembekuan darah pertama yang disebabkan oleh vaksin AstraZeneca adalah Jamie Scott.

Baca Selengkapnya

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

1 hari lalu

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

Astrazeneca pertama kalinya mengakui efek samping vaksin Covid-19 yang diproduksi perusahaan. Apa saja fakta-fakta seputar kasus ini?

Baca Selengkapnya

Retno Marsudi Kunjungan Kerja ke Turkiye untuk Mempererat Hubungan Kedua Negara

1 hari lalu

Retno Marsudi Kunjungan Kerja ke Turkiye untuk Mempererat Hubungan Kedua Negara

Retno Marsudi kunjungan kerja ke Turkiye pada Rabu, 1 Mei 2024, untuk mempererat hubungan kedua negara.

Baca Selengkapnya

Untuk Pertama Kali, AstraZeneca Akui Vaksin Covidnya Punya Efek Samping Langka

2 hari lalu

Untuk Pertama Kali, AstraZeneca Akui Vaksin Covidnya Punya Efek Samping Langka

Perusahaan farmasi AstraZeneca digugat dalam gugatan class action atas klaim bahwa vaksin Covid-19 produksinya menyebabkan kematian dan cedera serius

Baca Selengkapnya

23 Individu Dapat Penghargaan Hassan Wirajuda Pelindungan WNI Award

6 hari lalu

23 Individu Dapat Penghargaan Hassan Wirajuda Pelindungan WNI Award

Sebanyak 23 individu mendapat Hassan Wirajuda Pelindungan WNI Award karena telah berjasa dalam upaya pelindungan WNI

Baca Selengkapnya