Setahun Pandemi Covid-19, Cek Seberapa Efektif Vaksinasi Menekan Kasus Covid-19
Reporter
Tempo.co
Editor
Rini Kustiani
Kamis, 11 Maret 2021 16:29 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Pandemi Covid-19 telah berlangsung selama satu tahun. Pada 11 Maret 2020, Organisasi Kesehatan Dunia atau World Health Organization (WHO) menyatakan terjadi pandemi Covid-19.
Selama setahun, masyarakat beradaptasi dengan kebiasaan baru demi mencegah penyebaran Covid-19. Para ahli berusaha membuat formula penangkal dan obat atau metode untuk mengatasi infeksi Covid-19. Senyampang itu, jumlah orang yang terpapar Covid-19 kian bertambah, tak sedikit korban jiwa, ada pula yang bertahan dan selamat.
Hingga 10 Maret 2021, tercatat 117.332.262 kasus Covid-19 di seluruh dunia dan 2.605.356 orang meninggal. Sampai 8 Maret 2021, sebanyak 268.205.245 dosis vaksin Covid-19 disuntikkan di berbagai negara.
Bertepatan dengan setahun pandemi Covid-19, Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat atau IAKMI DKI Jakarta menyampaikan pemodelan untuk menggambarkan intervensi kebijakan program vaksinasi yang dilaksanakan di Indonesia sejak 13 Januari 2021.
Prediksi model tersebut disampaikan oleh ahli modeling IAKMI DKI Jakarta, Ibnu Susanto Joyosemito dengan menggunakan historical data dan prediksi dengan waktu
simulasi sejak Maret 2020 hingga Desember 2021. "Pemilihan estimasi waktu hingga akhir tahun 2021 sekaligus untuk melihat tren penurunan kasus setelah satu tahun vaksinasi dijalankan," kata Ibnu Susanto dalam keterangan tertulis, Kamis 11 Maret 2021.
Berdasarkan data Satgas Penanganan Covid-19, per 10 Maret 2021 terdapat 1.398.578 akumulasi kasus positif Covid-19 di Indonesia. Dari jumlah tersebut, sebanyak 354.115 kasus berada di DKI Jakarta, serta 6.605 kasus Covid-19 di antaranya adalah kasus aktif.
Selama dua bulan terakhir, pemerintah mengejar target vaksinasi Covid-19 ke berbagai lapisan masyarakat. Mulai dari tenaga kesehatan, tokoh masyarakat, lansia, sampai pekerja di sektor publik. Sampai saat ini pencapaian pemberian vaksin Covid-19 sebanyak 8,86 persen untuk vaksinasi pertama dan 3,13 persen untuk vaksinasi kedua dari target tahap awal 40,3 juta orang.
Data pencapaian pemberian vaksin yang dilaksanakan sampai saat ini yaitu antara 50.056 sampai 71.050 dosis per hari sebagai dasar prediksi model yang disimulasikan dari 13 Januari sampai Desember 2021. Ibnu Susanto mengatakan, hasil simulasi model menunjukkan intervensi dengan cara vaksinasi Covid-19 akan menurunkan kasus positif Covid-19 baru. "Dengan begitu, jumlah kasus aktif pun turut jika dibandingkan dengan business as usual atau tanpa intervensi vaksin," katanya.
Menurut kalkulasi permodelan ini, jika vaksinasi dilakukan dengan jumlah yang konsisten hingga akhir Desember 2021, maka kasus aktif Covid-19 akan turun hingga 49,98 persen jika menggunakan vaksin Covid-19 Sinovac. Apabila menggunakan vaksin Covid-19 AstraZeneca, Moderna, Pfizer, dan Sinopharm, maka masing-masing penurunannya adalah 49,87 persen; 50,99 persen; 51,02 persen; dan 50,47 persen.
"Berdasarkan hasil pemodelan IAKMI DKI Jakarta tersebut, terjadi penurunan jumlah kasus yang signifikan antara adanya program vaksinasi dan tanpa program vaksinasi," kata Ibnu Susanto. "Akan tetapi, tidak ditemukan perbedaan yang signifikan dalam penggunaan jenis vaksin dalam hal penurunan tersebut."
Ketua Pengurus Daerah IAKMI DKI Jakarta, Baequni Boerman mengatakan, permodelan ini memberi gambaran seberapa efektif program vaksinasi Covid-19 yang sedang berjalan. "Pemerintah diharapkan dapat mengakselerasi jumlah vaksinasi per hari agar mencapai target, sehingga penurunan kasus terjadi lebih cepat," ucapnya.
Baca juga:
Satu Tahun Pandemi Covid-19 Sejatinya Jatuh pada Hari Ini, 11 Maret 2021
Bagi masyarakat, Baequni melanjutkan, tetap disiplin protokol kesehatan 5M, yakni memakai masker, rajin mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir atau hand sanitizer, menjaga jarak, mengurangi mobilitas, dan menghindari kerumunan. Vaksinasi saja tidak cukup untuk menurunkan jumlah kasus Covid-19 karena vaksin bukan satu-satunya strategi untuk mengakhiri pandemi ini.
"Masyarakat harus berpartisipasi aktif dalam program vaksinasi agar kekebalan komunitas atau herd immunity segera tercapai," kata Baequni. "Dan terus menerapkan protokol kesehatan di masa pandemi Covid-19."