Waspada Diet Ekstrem Bisa Bikin Sembelit Hingga Batu Empedu

Reporter

Tempo.co

Editor

Mitra Tarigan

Kamis, 18 Maret 2021 17:24 WIB

Ilustrasi wanita diet. Freepik.com/Schantalao

TEMPO.CO, Jakarta - Masih banyak wanita yang ingin sekali melakukan diet demi mendapatkan tubuh langsing. Berbagai model diet pun sempat menjadi viral dengan promosi besar berbunyi 'Hanya dalam 5 bulan, bisa turun belasan hingga puluhan kilogram'.

Pengurangan berat badan yang instan itu bisa berdampak buruk pada kesehatan Anda. Mungkin Anda akan kurus dalam waktu cepat, tapi Anda pun akan mengalami dampak buruk pada kesehatan. Ahli gizi dari Perhimpunan Dokter Spesialis Gizi Klinik Feni Nugraha diet ekstrem bakal menimbulkan berbagai risiko kesehatan. Risiko kesehatan ini beragam mulai dari sembelit yang tampak sepele hingga batu empedu yang cukup serius.

Demi mengurangi berat badan dengan cepat, para pelaku diet biasanya akan mengkonsumsi kalori yang sangat rendah atau defisit kalori. Ada pula yang bahkan tidak mengkonsumsi sayur dan buah. Padahal tanpa asupan serat yang didapat dari sayur dan buah, orang akan susah buang air besar. " Bisa juga buang air besar disertai darah bahkan tidak buang air besar hingga 6 hari," kata Feni pada Instagram Live bersama Good Doctor pada 14 Maret 2021.

Baca: Diet Keto untuk Obesitas, Seberapa Manjur?

Menurut Feni, serat yang terdapat pada buah dan sayur sangat diperlukan dalam proses buang air besar. Kandungan serat akan menarik air ke usus besar dan membuat feses lebih lunak dan berbentuk sehingga BAB lancar. "Saat serat kurang karena diet ekstrem, memang akan membuat sembelit," kata Feni.

Dampak buruk lain saat orang melakukan diet ekstrem adalah mengalami kekurangan mikronutrien. Salah satu program diet yang sedang viral saat ini menyarankan masyarakat untuk tidak mengkonsumsi sayur dan buah demi mendapatkan tubuh kurus.

Advertising
Advertising

Ahli gizi Arti Indira mengatakan bahwa orang yang sedang diet tidak perlu takut sayuran akan menambah berat badan mereka dan membuat gemuk. Tidak jarang pula, orang yang sedang diet diminta untuk tidak mengkonsumsi nasi. Padahal, kata Indira, selain sebagai sumber karbohidrat, di dalam nasi juga ada vitamin dan mineral seperti zat besi, fosfor, magnesium, dan mangan. "Jangan terlalu restriktif saat menjalankan program diet," kata Indira.

Dampak buruk lain yang bisa dialami orang yang melakukan diet ekstrem adalah terkena batu empedu. Banyak pula orang yang melakukan diet ekstrem dengan tidak mengkonsumsi atau sangat mengurangi konsumsi lemak. Padahal, Dokter spesialis gizi Samuel Oentoro mengatakan seseorang tentu saja boleh bahkan perlu makan lemak. Dengan syarat lemak baik seperti dari alpukat.
Lemak nantinya akan masuk ke usus dua belas jari dan memicu empedu untuk memompa cairan ke usus. Cairan empedu akan memudahkan lemak untuk diserap tubuh di samping nanti akan diproses lagi dengan enzim pencernaan.

"Kalau asupan lemak sangat sedikit atau tidak ada, maka tidak ada rangsangan bagi kantong empedu untuk memompa keluar cairan empedu. Akhirnya cairan empedu tersimpan saja di dalam kantong, mengendap, dan lama-lama terbentuklah batu empedu," kata Samuel.

Samuel meminta masyarakat berhati-hati mengikuti berbagai model diet yang sedang viral. Bagi yang mengikuti program diet khusus, ia sangat menyarankan agar mengikuti pendampingan dokter gizi.

Indira pun mengingatkan agar masyarakat mengikuti program diet yang dikampanyekan pemerintah, yaitu pedoman Isi Piringku. Dalam rumus Isi Piringku, satu piring terdiri dari karbohidrat (terutama karbohidrat kompleks), protein baik nabati maupun hewani juga sayur dan buah. Selain mengikuti pendoman Isi Piringku, masyarakat pun diminta untuk melakukan olahraga secara teratur.

Berita terkait

Inilah 5 Minuman yang Bisa Memperlancar BAB

16 jam lalu

Inilah 5 Minuman yang Bisa Memperlancar BAB

Berikut ini lima minuman kesehatan yang bagus untuk menghilangkan sembelit serta perlancar BAB.

Baca Selengkapnya

Penelitian Sebut Diet Ini Bisa Turunkan Risiko Gagal Jantung

18 hari lalu

Penelitian Sebut Diet Ini Bisa Turunkan Risiko Gagal Jantung

Diet sayur dan rendah gula, yang dikenal sebagai diet EAT-Lancet, membantu mengurangi risiko gagal jantung. Bagaimana hubungannya?

Baca Selengkapnya

Macam Camilan yang Dianjurkan untuk Mencegah Sembelit

21 hari lalu

Macam Camilan yang Dianjurkan untuk Mencegah Sembelit

Sebagian orang memiliki solusi unik untuk mencegah sembelit namun mengonsumsi makanan kaya serat bisa menjadi solusi yang baik.

Baca Selengkapnya

Sebab Sering Terjadi Sembelit di Masa Perimenopause

25 hari lalu

Sebab Sering Terjadi Sembelit di Masa Perimenopause

Sembelit adalah gejala yang umum terjadi pada perempuan perimenopause. Apa saja pemicunya dan juga gejala lainnya?

Baca Selengkapnya

Tips Aman Konsumsi Makanan buat Penderita Diabetes saat Lebaran

36 hari lalu

Tips Aman Konsumsi Makanan buat Penderita Diabetes saat Lebaran

Ahli gizi dari RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo membagikan kiat konsumsi makanan yang aman bagi pengidap diabetes saat hari raya lebaran.

Baca Selengkapnya

Bagus untuk Kesehatan Jantung, Apa Saja Manfaat Alpukat

39 hari lalu

Bagus untuk Kesehatan Jantung, Apa Saja Manfaat Alpukat

Alpukat dikenal karena sifat anti-inflamasi dan baik untuk kesehatan jantung. Apa lagi manfaat alpukat yang perlu Anda ketahui?

Baca Selengkapnya

6 Fakta Puasa Ramadan Bisa Sekaligus Diet

54 hari lalu

6 Fakta Puasa Ramadan Bisa Sekaligus Diet

Selain manfaat rohani, puasa Ramadan yang juga dapat mendukung upaya diet dan kesehatan seseorang.

Baca Selengkapnya

Jenis Makanan Penyebab Sembelit dan Alasannya

56 hari lalu

Jenis Makanan Penyebab Sembelit dan Alasannya

Salah satu penyebab sembelit adalah makanan. Berikut jenis makanan yang bisa jadi pemicu sembelit menurut spesialis gastroenterelogi dan pakar diet.

Baca Selengkapnya

Beda Diet Atlantik dan Mediterania, Cek Juga Kemiripannya

5 Maret 2024

Beda Diet Atlantik dan Mediterania, Cek Juga Kemiripannya

Diet Atlantik dan Mediterania sebenarnya punya banyak kemiripan tapi ada juga bedanya. Berikut penjelasannya.

Baca Selengkapnya

Apa Itu Diet Flexitarian?

29 Februari 2024

Apa Itu Diet Flexitarian?

Diet flexitarian dikaitkan dengan risiko kardiovaskular yang lebih rendah dibandingkan pola makan omnivora.

Baca Selengkapnya