Deteksi Dini Kemungkinan Kehamilan Bayi Kembar Siam

Reporter

Tempo.co

Sabtu, 10 April 2021 09:00 WIB

Tim medis menyelimuti Aqila dan Azila kembar siam asal Kendari, Sulawesi Tenggara di Instalansi Rawat Inap (Irna) anak RSUD Dr Soetomo Surabaya, Rabu, 20 Agustus 2019 Kembar siam ini mengalami dempet di bagian dada dan perut. ANTARA/Didik Suhartono

TEMPO.CO, Jakarta - Bayi kembar siam merupakan istilah yang digunakan untuk bayi kembar yang terlahir lahir dengan kulit dan organ dalam yang tergabung. Kondisi langka ini diakibatkan karena karena sel telur yang dibuahi tidak membelah sepenuhnya. Ini bisa terjadi ketika membagi 12 hari atau lebih setelah pembuahan. Namun ada pendapat lain, berdasarkan Helathline sel telur dapat terbelah sepenuhnya tetapi kemudian menyatu kembali.

Bayi kembar siam memang menghasilkan dua janin, namun keduanya akan tetap memiliki fisik yang tergabung. Lokasi peleburan bervariasi, tetapi yang paling umum terjadi di dada atau perut, hal ini membuat bayi kembar siam harus berbagi organ dalam tubuhnya.

Kemungkinan kelaiharan bayi kembar siam yaitu terjadi dalam satu kali setiap setiap 200.000 kelahiran. Kelahiran bayi kembar siam 70 persen berjenis kelamin perempuan.

Kematian pada kelahiran bayi kembar siam cukup tinggi, yaitu sekitar 40-60 persen kembar siam mati ketika lahir dan sekitar 35 persen dapat hidup selama 1 hari. Untuk harapan dapat bertahan hidup dan tumbuh hingga dewasa yaitu 5-25 persen.

Biasanya dokter mengupayakan prosedur operasi pada bayi kembar siam, sebagian dari bayi kembar siam dapat dipisahkan, namun tingkat kesuksesan operasi tergantung organ bagian mana yang terhubung.

Advertising
Advertising

kehamilan kembar siam sama seperti kehamilan kembar pada umumnya, Rahim membesar lebih cepat dibanding kehamilan satu janin. Untuk gejala kebar siam sendiri, tidak memiliki gejala spesifik pada kondisi kehamilan. Untuk dapat mendiagnosis kehamilan kembar siam dapat dilihat ketika kontrol rutin melalui pemeriksaan ultrasonografi (USG).

Pemeriksaan melalui USG dapat dilakukan, sejak trimester pertama kehamilan dan untuk lebih detail dapat dilakukan pada trimester kedua. Pemeriksaan melalui USG dapat membantu melihat perkembangan kedua bayi kembar, apakah ada bagian tubuh yang terhubung dan bagimana fungsi masing masing organ.

Jika pada pemeriksaan melalui USG terindikasi kembar siam, dapat dilanjutkan dengan pemeriksaan menggunakan pemindaian magnetic resonance imaging (MRI). Pemindaian tersebut dilakukan agar dokter mengetahui lebih detail bagian tubuh bayi yang terhubung dan organ apa saja yang dimiliki keduanya.

Baca: Jarang Diketahui Masyarakat Ini 8 Tipe Bayi Kembar Siam

Melihat tingkat harapan hidup pada bayi kembar siam tergolong rendah, mungkin keberhasilan operasi pemisahan bayi kembar siam pada Rabu, 7 April 2021 lalu di Rumah Sakit Umum Pusat (RSHS) Bandung patut mendapatkan apresiasi. Bayi yang bernama Hasna dan Husna ini berusia 8 bulan. Dikatakan oleh dokter Dikki Drajat Kusmayadi, proses operasi pemisahan bayi kembar siam tersebut memakan waktu selama 8 jam.

Kondisi bayi kembar siam tersebut adalah penyatuan di bagian perut dan pembuluh darah yang menyilang di kedua liver bayi. Sebelum operasi dimulai, tim dokter, belum menemukan kendala untuk operasi pemisahan.Sebelum operasi simulasi telah dilakukan melibatkan 40-50 orang dokter. Dokter menyatakan usia bayi tergolong sudah layak untuk menjalankan operasi yaitu sekitar usia 6-8 bulan.

WILDA HASANAH

Berita terkait

Apa Saja Imunisasi yang Wajib Diberikan kepada Bayi Berusia 1-2 Bulan?

4 jam lalu

Apa Saja Imunisasi yang Wajib Diberikan kepada Bayi Berusia 1-2 Bulan?

Bayi wajib melakukan imunisasi untuk mencegah bahaya kesehatan, terutama ketika berusia 1-2 bulan. Lantas, apa saja jenis imunisasi yang wajib dilakukan bayi?

Baca Selengkapnya

6 Bahaya Bayi yang Tidak Diimunisasi

16 jam lalu

6 Bahaya Bayi yang Tidak Diimunisasi

Bayi penting untuk melakukan imunisasi secara rutin agar terhindar dari bahaya kesehatan mendatang. Lantas, apa saja bahaya bagi bayi yang tidak melakukan imunisasi?

Baca Selengkapnya

Awas, Marah Sebentar Saja Tingkatkan Risiko Serangan Jantung

1 hari lalu

Awas, Marah Sebentar Saja Tingkatkan Risiko Serangan Jantung

Peneliti menyebut amarah buruk buat fungsi pembuluh darah, mengganggu fungsi arteri, yang selanjutnya terkait risiko serangan jantung.

Baca Selengkapnya

6 Alasan Bayi Tidak Boleh Menggunakan Produk Mengandung Parfum

2 hari lalu

6 Alasan Bayi Tidak Boleh Menggunakan Produk Mengandung Parfum

Paparan parfum pada kulit bayi bisa menyebabkan iritasi bahkan infeksi pernapasan.

Baca Selengkapnya

Kenapa Orang Suka Aroma Bayi? Ini Penjelasan Ilmiahnya

2 hari lalu

Kenapa Orang Suka Aroma Bayi? Ini Penjelasan Ilmiahnya

Cairan amnion dan substansi seperti verniks caseosa berperan dalam menciptakan aroma bayi yang khas.

Baca Selengkapnya

Umur Berapa Bayi Mulai Boleh Dipijat?

7 hari lalu

Umur Berapa Bayi Mulai Boleh Dipijat?

Tak ada pedoman pasti kapan bayi mulai dapat dipijat untuk pertama kalinya.

Baca Selengkapnya

Diselamatkan dari Rahim Ibunya yang Tewas dalam Serangan Israel, Bayi Sabreen Meninggal Dunia

8 hari lalu

Diselamatkan dari Rahim Ibunya yang Tewas dalam Serangan Israel, Bayi Sabreen Meninggal Dunia

Seorang bayi yang diselamatkan dari rahim ibunya yang sekarat setelah serangan udara Israel di Gaza selatan, dilaporkan meninggal pada Kamis.

Baca Selengkapnya

Macam Perawatan Kulit untuk Rosacea, Suntik sampai Laser

8 hari lalu

Macam Perawatan Kulit untuk Rosacea, Suntik sampai Laser

Dermatolog mengatakan pengobatan penyakit kulit rosacea bisa dilakukan dengan beberapa modalitas seperti suntik atau laser.

Baca Selengkapnya

5 Kesalahan yang Perlu Diwaspadai Saat Memijat Bayi

9 hari lalu

5 Kesalahan yang Perlu Diwaspadai Saat Memijat Bayi

Memijat bayi pun membutuhkan teknik dan cara tertentu. Salah memijat dapat berakibat fatal pada bayi.

Baca Selengkapnya

Sekilas Mirip, Pahami Beda Memar Biasa dan Hematoma yang Lebih Berbahaya

10 hari lalu

Sekilas Mirip, Pahami Beda Memar Biasa dan Hematoma yang Lebih Berbahaya

Bedakan memar biasa dengan hematoma, yang biasanya lebih serius karena melibatkan lebih banyak darah dan pulih lebih lama.

Baca Selengkapnya