Hidroponik, Solusi Berkebun di Rumah dengan Lahan Terbatas

Reporter

Antara

Sabtu, 1 Mei 2021 20:52 WIB

Ilustrasi sayuran hidroponik. Dok. TEMPO/Fully Syafi

TEMPO.CO, Jakarta - Berkebun tidak melulu dalam bentuk konvensional yang membutuhkan lahan tersendiri dan luas. Upaya untuk bercocok tanam kini menjadi salah satu aktivitas yang semakin digemari masyarakat, terutama perkotaan dengan lahan terbatas, namun tetap menghasilkan untuk kebutuhan keluarga.

Hidroponik adalah teknik berkebun yang memanfaatkan air tanpa tanah. Sebagai gantinya, teknik itu menekankan pada pemenuhan kebutuhan nutrisi bagi tanaman.

Asal kata hidroponik dari hydro yang berarti air dan ponos yang artinya daya. Penanaman tanpa tanah yang sudah ada bukanlah hal yang terlalu baru. Suku Aztec, yang merupakan penduduk asli benua Amerika, sudah terlebih dulu mempraktikkan tenik pertanian tanpa media tanah asli dengan membangun Chinampa, pulau buatan di atas danau air tawar atau seperti taman terapung.

Suku kuno itu membangun petak-petak yang dipasang di dasar danau dan menjalin pagar di antara tiang-tiang tersebut. Area itu kemudian dipenuhi oleh lumpur kaya nutrisi dan dedaunan.

Namun, penelitian formal dan publikasi resmi tentang hidroponik baru dimulai pada abad ke-17 ketika Francis Bacon, peneliti terkenal Inggris, memulai penelitian tentang perkebunan tanpa tanah pada sekitar tahun 1620-an. Hasil penelitiannya dipublikasi setelah dia tiada pada 1627.

Advertising
Advertising

Setelah itu, pada 1699 John Woodward menerbitkan hasil penelitian dengan menanam spearmint dengan budidaya memakai beberapa jenis air. Pada 1929, William Gericke dari Universitas California di Berkeley, Amerika Serikat, mulai mempromosikan hidroponik untuk pertanian komersial, menggunakan proses yang disebut sebagai aquaculture atau budidaya perairan. Namun, istilah itu diubah karena aquaculture sudah digunakan untuk studi tentang organisme air.

Yang harus dipastikan dalam memulai hidroponik adalah ketersediaan alat seperti jaring, media tanam seperti rockwool, benih sayuran, dan nutrisi atau zat hara yang diperlukan tanaman untuk tumbuh tanpa tanah. Tentu saja ada perbedaan banyak dan jenis alat antara hidroponik rumahan dan untuk kebutuhan industri.

Selain itu, ada beberapa jenis hidropnik, seperti sistem Nutrient Film Technique (NTF), yang harus menggunakan pipa dan pompa, sistem wick yang cocok untuk pemula, atau bahkan aeroponick, di mana tanaman digantung dan akarnya secara berkala dibasahi dengan larutan nutrien.

Meski mulai populer untuk menjadi solusi berkebun dengan lahan terbatas, bukan berarti hidroponik tidak lepas dari perdebatan. Beberapa ada yang mempersalahkan terkait organik atau tidak dan potensi ancaman terhadap petani yang menggunakan tanah untuk berkebun.

Pendiri usaha pertanian organik Twelve's Organic dan anggota Dewan Perwakilan Anggota Aliansi Organis Indonesia (AOI) 2017-2020, Maya Stolastika, mengatakan secara pengertian, hidroponik belum bisa dikatakan masuk dalam kategori organik sistem budi daya pertanian yang mengandalkan bahan-bahan alami tanpa menggunakan bahan kimia sintetis. Namun, terkait ancaman, Maya mengatakan baik pertanian organik maupun hidroponik memiliki segmentasi pasar yang berbeda.

"Tergantung pada segmentasi pasar, pasti memiliki pasar yang berbeda-beda. Konsumen sendiri terbagi dari yang sekedar membeli dan ada yang aware soal kesehatan dan konsep lingkungan no plastic atau waste-nya seperti apa," kata Maya.

Di Indonesia, teknik hidroponik mulai populer di tengah semakin terbatasnya lahan, terutama di kota-kota besar. Tren hidroponik juga semakin besar dengan semakin maraknya urban farming atau pertanian urban, di mana terjadi budidaya, pemrosesan, dan distribusi bahan pangan di atau sekitar kota.

Baca juga: Hobi Berkebun, Coba Budidaya Tanaman Porang dan Nikmati Manfaatnya

Berita terkait

Mengenal Guinea, Lawan Timnas Indonesia U-23 di Playoff Olimpiade Paris 2024

3 jam lalu

Mengenal Guinea, Lawan Timnas Indonesia U-23 di Playoff Olimpiade Paris 2024

Timnas Indonesia U-23 harus menang melawan Timnas Guinea U-23 jika ingin lolos Olimpiade Paris 2024.

Baca Selengkapnya

Mentan Amran Genjot Produksi di NTB Melalui Pompanisasi

2 hari lalu

Mentan Amran Genjot Produksi di NTB Melalui Pompanisasi

Kekeringan El Nino sudah overlap dan harus waspada.

Baca Selengkapnya

3 Tips agar Rumah Terhidar dari Kebakaran saat Musim Kemarau

3 hari lalu

3 Tips agar Rumah Terhidar dari Kebakaran saat Musim Kemarau

Berikut tiga tips yang dapat membantu mengurangi risiko kebakaran rumah dari dampak musim kemarau.

Baca Selengkapnya

Program Electrifying Agriculture PLN, Mampu Tingkatkan Produktivitas Pertanian

5 hari lalu

Program Electrifying Agriculture PLN, Mampu Tingkatkan Produktivitas Pertanian

Program Electrifying Agriculture (EA) dari PT PLN (Persero), terus memberikan dampak positif bagi pertanian di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Menteri Pertanian Ukraina Ditahan atas Dugaan Korupsi

9 hari lalu

Menteri Pertanian Ukraina Ditahan atas Dugaan Korupsi

Menteri Pertanian Ukraina Mykola Solsky ditahan setelah ditetapkan sebagai tersangka resmi dalam penyelidikan korupsi bernilai jutaan dolar

Baca Selengkapnya

Pengamat Pertanian Ragu Benih dari Cina Cocok di Indonesia

11 hari lalu

Pengamat Pertanian Ragu Benih dari Cina Cocok di Indonesia

Pengamat Pertanian Khudori meragukan sistem usaha tani dari Cina yang akan diterapkan di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Pupuk Subsidi Sudah Bisa Ditebus, Hanya di Kios Resmi

14 hari lalu

Pupuk Subsidi Sudah Bisa Ditebus, Hanya di Kios Resmi

PT Pupuk Indonesia mengumumkan pupuk subsidi sudah bisa ditebus di kios pupuk lengkap resmi wilayah masing-masing.

Baca Selengkapnya

Kemendag Dorong Produk Pertanian Indonesia Masuk Pasar Australia, Manggis Paling Diminati

14 hari lalu

Kemendag Dorong Produk Pertanian Indonesia Masuk Pasar Australia, Manggis Paling Diminati

Kementerian Perdagangan (Kemendag) melalui Atase Perdagangan RI di Canberra berupaya mendorong para pelaku usaha produk pertanian Indonesia memasuki pasar Australia.

Baca Selengkapnya

Erupsi Marapi Rusak Ribuan Hektare Lahan Pertanian

25 hari lalu

Erupsi Marapi Rusak Ribuan Hektare Lahan Pertanian

Erupsi Gunung Marapi di Sumatera Barat telah merusak hingga ribuan hektare lahan pertanian di sekitar wilayah tersebut.

Baca Selengkapnya

Google Manfaatkan AI untuk Dukung Produktivitas Pertanian, Diklaim Sukses di India

36 hari lalu

Google Manfaatkan AI untuk Dukung Produktivitas Pertanian, Diklaim Sukses di India

Google berupaya untuk mengimplementasikan teknologi Google AI AnthroKrishi ini untuk skala global, termasuk Indonesia.

Baca Selengkapnya