Kiat Memilih Investasi buat yang Konservatif

Reporter

Swa.co.id

Minggu, 2 Mei 2021 21:15 WIB

Ilustrasi emas batangan. Sumber: Global Look Press / rt.com

TEMPO.CO, Jakarta - Banyak orang ragu memulai investasi. Bayang–bayang kerugian yang bisa saja suatu saat datang membuat semakin khawatir, terutama calon investor yang konservatif.

Orang konservatif cenderung mengambil investasi yang aman dan tidak beresiko tinggi. Mereka tidak terlalu berambisi untuk meraih untung sebesar–besarnya seperti investor dengan profil agresif.

Biasanya, investor yang memiliki profil ini adalah pemula atau yang sudah cukup berumur karena lebih mementingkan uang tetap aman meski tanpa balik modal yang besar. Ini sah–sah saja, tetapi masalah yang dijumpai yaitu orang konservatif malah mengambil produk investasi yang ditujukan untuk profil agresif, seperti saham. Dengan begitu, ketika mengalami penurunan atau kerugian mereka kaget dan bertindak impulsif.

Kejadian seperti ini dapat dihindari dengan memilih produk investasi yang sesuai profil. Perencana keuangan Finansialku, Rizqi Syam, memberikan beberapa pilihan investasi yang bisa dipilih oleh investor konservatif.

Emas
Emas memiliki sifat yang tahan inflasi. Oleh karena itu, nilainya akan tetap stabil walaupun negara mengalami krisis atau inflasi yang parah. Grafik keuntungan yang didapatkan dari investasi emas pun selalu naik. Selain itu, emas mudah dicairkan di mana saja kapan saja. Anda tidak perlu khawatir uang raib di tengah jalan.

Advertising
Advertising

Reksa dana
Reksa dana adalah investasi dengan menggunakan manajer investasi (MI). Para investor tidak perlu pusing memantau pergerakan uang karena sudah ada manajer yang mengurus semua. Reksa dana terdiri dari beberapa macam. seperti reksa dana pasar uang (RDPU), reksa dana pendapatan tetap (RDPT), dan reksa dana saham. Secara umum, risiko reksa dana cenderung kecil dibanding saham. Tetapi, keuntungan yang ditawarkan pun tidak terlalu besar. Jika diurutkan dari ketiga reksa dana tersebut, RDPU adalah reksa dana yang paling minim risiko dan pengembalian rendah. Kemudian, RDPT, dan terakhir reksa dana saham yang memberikan dana kembali paling besar.

Obligasi
Obligasi masih terhitung aman untuk profil konservatif. Dengan pertimbangan obligasi, terutama ORI, yang dikeluarkan pemerintah dan akan cenderung naik nilainya sehingga risiko yang akan ditanggung pun tidak sebesar investasi atau jual beli saham.

Deposito
Selain tabungan, ada lagi produk keuangan yang bisa diandalkan, yakni deposito. Dengan deposito, Anda menyimpan uang untuk jangka waktu tertentu yang tidak dapat diambil. Di akhir periode Anda dapat mengambil uang beserta keuntungan yang didapat. Meskipun bunga tergolong kecil, setidaknya dengan deposito Anda dapat menahan diri dan tidak tergoda menggunakan uang dan juga dapat menyimpan uang dengan aman.

Dari keempat jenis investasi tadi, mana yang menarik perhatian? Untuk memulai investasi, melangkahlah dari belajar tentang investasi itu sendiri, baru setelahnya dapat menentukan mana yang terbaik.

Baca juga: Investasi Bodong Masih Marak, Jangan Terjebak dengan Mengecek Hal Berikut

Berita terkait

Usai Bendesa Adat Tersangka Pemerasan, Kejati Bali Buka Peluang Koordinasi dengan Majelis Desa Adat

14 menit lalu

Usai Bendesa Adat Tersangka Pemerasan, Kejati Bali Buka Peluang Koordinasi dengan Majelis Desa Adat

Kejati Bali membuka peluang berkoordinasi dengan Majelis Desa Adat Bali usai menetapkan Bendesa Adat Berawa sebatersangka pemerasan investor.

Baca Selengkapnya

Microsoft Investasi Rp35,6 triliun di Malaysia, Bagaimana dengan di Indonesia?

8 jam lalu

Microsoft Investasi Rp35,6 triliun di Malaysia, Bagaimana dengan di Indonesia?

Microsoft siap investasi Rp35,6 triliun di Malaysia, bagaimana dengan rencana investasinya di Indonesia?

Baca Selengkapnya

Kejati Bali Buka Peluang Kembangkan Kasus Pemerasan Bendesa Adat ke Investor Lain

10 jam lalu

Kejati Bali Buka Peluang Kembangkan Kasus Pemerasan Bendesa Adat ke Investor Lain

Kejaksaan Tinggi membuka peluang mengembangkan kasus dugaan pemerasan Bendesa Adat di Bali.

Baca Selengkapnya

LPEM UI: Proyeksi Ekonomi RI Tumbuh 5,15 Persen di Kuartal I 2024

1 hari lalu

LPEM UI: Proyeksi Ekonomi RI Tumbuh 5,15 Persen di Kuartal I 2024

Perayaan bulan suci Ramadan dan hari raya Idul Fitri juga dapat memacu pertumbuhan ekonomi domestik lebih lanjut.

Baca Selengkapnya

Bendesa Adat Diduga Peras Pengusaha Rp 10 Miliar, Seperti Apa Perannya dalam Izin Investasi di Bali?

1 hari lalu

Bendesa Adat Diduga Peras Pengusaha Rp 10 Miliar, Seperti Apa Perannya dalam Izin Investasi di Bali?

Kejaksaan Tinggi Bali menangkap seorang Bendesa Adat karena diduga telah memeras seorang pengusaha untuk rekomendasi izin investasi.

Baca Selengkapnya

Basuki Hadimuljono Pastikan Groundbreaking Keenam di IKN Setelah World Water Forum 2024 Digelar

2 hari lalu

Basuki Hadimuljono Pastikan Groundbreaking Keenam di IKN Setelah World Water Forum 2024 Digelar

Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan groundbreaking keenam di IKN dilakukan akhir Mei atau awal Juni 2024.

Baca Selengkapnya

Delegasi Uni Eropa Kunjungi IKN untuk Jajaki Peluang Investasi

2 hari lalu

Delegasi Uni Eropa Kunjungi IKN untuk Jajaki Peluang Investasi

Delegasi Uni Eropa mengunjungi Ibu Kota Nusantara (IKN) untuk penjajakan peluang investasi.

Baca Selengkapnya

Bahlil Bantah Cina Kuasai Investasi di Indonesia, Ini Faktanya

2 hari lalu

Bahlil Bantah Cina Kuasai Investasi di Indonesia, Ini Faktanya

Menteri Bahlil membantah investasi di Indonesia selama ini dikuasai oleh Cina, karena pemodal terbesar justru Singapura.

Baca Selengkapnya

Kejati Bali Lakukan OTT Anggota Bendesa Adat yang Diduga Lakukan Pemerasan Investasi

2 hari lalu

Kejati Bali Lakukan OTT Anggota Bendesa Adat yang Diduga Lakukan Pemerasan Investasi

Kejati Bali melakukan operasi tangkap tangan (OTT) terhadap oknum Bendesa Adat di Bali. Bendesa itu diduga melakukan pemerasan investasi.

Baca Selengkapnya

Apple dan Microsoft Bilang ke Jokowi Mau Investasi di Indonesia, Ahli ICT Beri Catatan Ini

3 hari lalu

Apple dan Microsoft Bilang ke Jokowi Mau Investasi di Indonesia, Ahli ICT Beri Catatan Ini

Ahli ini menyatakan tak anti investasi asing, termasuk yang dijanjikan datang dari Apple dan Microsoft.

Baca Selengkapnya