Hari Asma Sedunia, Ini yang Perlu Anda Tahu soal Penyakit Ini

Reporter

Bisnis.com

Rabu, 5 Mei 2021 10:30 WIB

Ilustrasi serangan asma. shutterstock

TEMPO.CO, Jakarta - Dalam rangka Hari Asma Sedunia pada 5 Mei, Dr. Arvind Kate, ahli paru di Rumah Sakit Multispesialis Zen, Chembur, menyampaikan mitos dan fakta terkait penyakit yang menyerang pernapasan itu. Asma bisa digambarkan sebagai kondisi paru-paru yang menyebabkan masalah pernapasan. Karena itu, asma dikenal sebagai penyakit pernapasan kronis.

Pasien asma sering menghadapi masalah saat bernapas. Penyakit ini bahkan bisa mengancam jiwa. Asma mempengaruhi jutaan orang di seluruh dunia tetapi ada banyak mitos dan hoaks yang mengelilinginya dan kita perlu memisahkan fakta dari fiksi dan mendidik orang tentang penyakit ini. Berikut sejumlah mitos seputar asma.

Penderita asma tidak boleh berolahraga
Fakta: Sangat penting untuk menghindari pemicu penyakit asma, seperti serbuk sari, jamur, dan debu. Karenanya, saat berolahraga, pastikan tidak ada pemicu. Olahraga selalu baik agar tetap sehat dan penting untuk kesehatan secara keseluruhan. Anda bisa berolahraga setelah berkonsultasi dengan dokter. Olahraga dapat meningkatkan fungsi paru-paru pada penderita asma.

Namun, pastikan tidak terkena debu atau serbuk sari saat berolahraga. Anda juga bisa melakukan yoga dan latihan pernapasan di rumah. Ini akan memastikan Anda tetap sehat. Olahraga teratur akan membantu mempertahankan berat badan yang optimal dan mengelola gejala asma. Anda dapat menyewa pelatih kebugaran dan berolahraga di bawah bimbingannya.

Penderita asma akan menunjukkan gejala yang sama
Fakta: Sama sekali tidak benar. Gejala asma bervariasi antarorang dan setiap tahapnya. Seseorang mungkin mengalami masalah pernapasan sementara yang lain akan mengalami batuk atau mengi. Oleh karena itu, sebaiknya hanya minum obat yang diresepkan oleh dokter. Jangan mengobati sendiri tergantung gejala. Melakukannya adalah larangan karena dapat berisiko.

Advertising
Advertising

Asma mungkin diatasi
Fakta: Gejala asma dapat berubah seiring waktu dan bahkan hilang. Ini bisa terjadi karena perubahan lingkungan atau bahkan tubuh seiring bertambahnya usia, memungkinkan juga untuk mengelola kondisi dan mengendalikan pemicunya. Beberapa anak muda penderita penyakit asma yang gejalanya sudah hilang juga bisa mengalaminya lagi di kemudian hari. Gejala ini dapat muncul kembali karena faktor lingkungan seperti polusi atau perubahan iklim.

Baca juga: Cara agar Asma dan Alergi Tidak Kambuh di Rumah

Berita terkait

Mengapa Bayi Harus Diimunisasi?

3 jam lalu

Mengapa Bayi Harus Diimunisasi?

Bayi harus menjalani imunisasi karena beberapa alasan tertentu yang akan dibahas dalam artikel ini.

Baca Selengkapnya

6 Bahaya Bayi yang Tidak Diimunisasi

10 jam lalu

6 Bahaya Bayi yang Tidak Diimunisasi

Bayi penting untuk melakukan imunisasi secara rutin agar terhindar dari bahaya kesehatan mendatang. Lantas, apa saja bahaya bagi bayi yang tidak melakukan imunisasi?

Baca Selengkapnya

Tuntutan dari Mahasiswa UGM, IPK 4,00 di Universitas Jember, serta Penyakit Akibat Polusi Mengisi Top 3 Tekno

1 hari lalu

Tuntutan dari Mahasiswa UGM, IPK 4,00 di Universitas Jember, serta Penyakit Akibat Polusi Mengisi Top 3 Tekno

Topik tentang mahasiswa UGM menggelar aksi menuntut tranparansi biaya pendidikan menjadi berita terpopuler Top 3 Tekno Berita Hari Ini.

Baca Selengkapnya

Lima Besar Penyakit Akibat Polusi Udara di Indonesia, Apa Saja?

2 hari lalu

Lima Besar Penyakit Akibat Polusi Udara di Indonesia, Apa Saja?

Polusi udara yang erat kaitannya dengan tingginya beban penyakit adalah polusi udara dalam ruang (rumah tangga).

Baca Selengkapnya

5 Teknik Pernapasan untuk Mempermudah Tidur pada Malam Hari

5 hari lalu

5 Teknik Pernapasan untuk Mempermudah Tidur pada Malam Hari

Berikut beberapa teknik pernapasan yang dapat Anda praktikkan untuk memeprmudah tidur pada malam hari

Baca Selengkapnya

Alasan Bawang Merah Tetap Diburu Meski Mahal

11 hari lalu

Alasan Bawang Merah Tetap Diburu Meski Mahal

Bawang merah merupakan komoditi penting yang dibutuhkan masyarakat. Apa saja manfaatnya untuk kesehatan?

Baca Selengkapnya

Memahami Tahapan Alzheimer, pada Usia Berapa Biasa Terserang?

11 hari lalu

Memahami Tahapan Alzheimer, pada Usia Berapa Biasa Terserang?

Meski biasanya dialami lansia atau usia 65 tahun ke atas, orang yang lebih muda juga bisa kena Alzheimer. Kenali tahapannya agar waspada gejalanya.

Baca Selengkapnya

Waspadai Cuaca Panas Ekstrem di Musim Pancaroba, Dampaknya Bisa Sampai Ginjal

12 hari lalu

Waspadai Cuaca Panas Ekstrem di Musim Pancaroba, Dampaknya Bisa Sampai Ginjal

Jika orang kehilangan kontrol temperatur internal karena cuaca panas ekstrem, mereka mungkin akan mengalami berbagai masalah kesehatan.

Baca Selengkapnya

Epidemiolog: Cacar Monyet Berpotensi Jadi Penyakit Endemik di Indonesia

14 hari lalu

Epidemiolog: Cacar Monyet Berpotensi Jadi Penyakit Endemik di Indonesia

Epidemiolog Dicky Budiman menyatakan, infeksi cacar monyet berpotensi menjadi penyakit endemik karena minimnya penanganan.

Baca Selengkapnya

Pemeriksaan Kehamilan Rutin Bantu Cegah Penularan Sifilis dari Ibu ke Janin

14 hari lalu

Pemeriksaan Kehamilan Rutin Bantu Cegah Penularan Sifilis dari Ibu ke Janin

Penyakit sifilis bisa menular dari ibu yang terinfeksi ke janinnya melalui plasenta. Pemeriksaan kehamilan bantu mencegah penularan itu.

Baca Selengkapnya