Seberapa Efektif Alat Sterilisasi dengan UV C Ampuh Bunuh Virus?

Reporter

Tempo.co

Editor

Mitra Tarigan

Kamis, 27 Mei 2021 22:51 WIB

Alat disinfektan dengan fitur UV C HygieneShield Cabinet/Beko

TEMPO.CO, Jakarta - Pandemi COVID-19 membuat lebih banyak orang waspada agar tidak tertular bakteri dan virus. Keluarga membeli berbagai macam barang demi bisa terlindungi dari paparan virus corona. Salah satu alat yang kini tengah tren adalah perangkat disinfektan yang dilengkapi dengan sinar UV C yang diklaim mampu membunuh virus dan bakteri, termasuk virus corona.

Namun benarkah alat sejenis itu efektif membunuh virus corona?

Pendiri komunitas Partner Sehatku, Mutiara Lirendra mengonfirmasi perangkat sterilisasi dengan sinar UV C nyatanya efektif membunuh bakteri dan virus. "Pada dasarnya perangkat dengan sinar UV C sering dipakai di rumah sakit untuk mensterilisasi alat-alat medis," kata Mutiara dalam konferensi pers bertajuk Beko HygieneShield Cabinet, Bantu Bunuh 99,9 persen Virus dan Bakteri pada Selasa 25 Mei 2021.

Mutiara menjelaskan, sinar UV C merupakan sinar ultraviolet dengan gelombang paling pendek namun tingkat energi tertinggi. Radiasi UV C sepenuhnya disaring oleh lapisan ozon sehingga tidak bisa tembus ke bumi. Sinar UV C tidak bisa didapatkan secara alami dari sinar matahari melainkan harus direkayasa menggunakan alat tertentu. "Sinar UV ini difilter oleh atmosfer dan tidak dapat mencapai permukaan bumi. Menurut jurnal terbaru, sinar UV C bisa digunakan untuk membunuh bakteri dan virus. Sinar ini dinilai sangat baik dalam menghancurkan bahan genetik partikel virus," katanya.

Gelombang yang terkandung dalam sinar tersebut disebut bisa menonaktifkan mikroorganisme dengan cara menghancurkan asam nukleat dan mengganggu DNA mereka, sehingga bakteri dan virus tidak bisa melakukan fungsi vitalnya.

Advertising
Advertising

Beko merilis UV sterilization cabinet yakni HygeneShield Cabinet dengan fitur sinar UV C yang mampu mensterilisasi barang-barang yang tidak memungkinkan untuk dicuci atau diberi alkohol seperti paket makanan, dompet, kunci mobil, ponsel, laptop, tas, mainan sampai botol susu bayi. "Kabinet mampu membunuh bakteri dan virus hingga 99.9 persen yang aman dengan desain kaca depan khusus yang mencegah sinar UV C terpantul keluar," kata Arlisa Ardhiani, Marketing Manager PT Beko Appliances Indonesia.

HygieneShield Cabinet dari Beko yang memanfaatkan teknologi sinar UV-C dapat membantu membunuh berbagai virus dan bakteri pada berbagai benda - mulai dari smartphone, perangkat makan termasuk botol bayi, hingga berbagai kemasan makanan atau barang belanjaan yang dibawa dari luar rumah - tanpa merusak benda, atau kualitas makanan dalam kemasan. Alat itu memungkinkan proses sterilisasi dari beberapa benda dapat dilakukan sekaligus, dalam waktu bersamaan. Cukup dengan meletakkan berbagai objek ke dalam perangkat sesuai anjuran cara pemakaian, pengguna dapat meraih ketenangan pikiran, mengetahui objek tersebut telah aman untuk dibawa ke dalam rumah, tanpa perlu repot mencuci dan mengeringkan benda. Perangkat cerdas portable ini, dapat diletakkan di area rumah manapun, dan hadir dengan layar sentuh yang sangat mudah untuk digunakan.

“Kehadiran produk HygieneShield Cabinet mendukung masyarakat Indonesia untuk dapat menjalani hidup yang lebih bersih, sehat, dan #LiveLikeAPro,” kata Arlisa Ardhiani, Marketing Manager PT Beko Appliances Indonesia.

Alat sterilisasi berkapasitas 28 liter itu kata Arlisa bisa mendisinfeksi bakteri dan virus mulai dari 20 menit hingga 40 menit tergantung dari kebutuhan. "Meski bermanfaat, sinar UV C bisa berbahaya jika mengenai kulit atau mata. Oleh sebab itu, harus dipastikan perangkat benar-benar aman," kata Mutiara.

Meski demikian Badan Kesehatan dunia, World Health Organization (WHO), menyebutkan belum ada sinar UV, termasuk UV C sekalipun yang bisa membunuh virus corona (COVID-19). Sementara itu, Badan Pengawasan Obat dan Makanan Amerika Serikat (FDA) mengakui sinar UV C mampu mendisinfeksi virus corona namun belum tentu virus SARS-CoV-2 penyebab COVID-19 karena belum ada bukti ilmiah terkait hal itu.

Adapun hal yang paling penting untuk dilakukan dalam mencegah virus corona menurut dr Mutiara adalah dengan menerapkan pola hidup bersih sehat (PHBS) serta senantiasa melaksanakan protokol kesehatan 5M yakni memakai masker, mencuci tangan pakai sabun dan air mengalir, menjaga jarak, menjauhi kerumunan, serta membatasi mobilisasi dan interaksi.

Berita terkait

Viral Efek Samping Vaksin AstraZeneca, Guru Besar FKUI Sebut Manfaatnya Jauh Lebih Tinggi

23 jam lalu

Viral Efek Samping Vaksin AstraZeneca, Guru Besar FKUI Sebut Manfaatnya Jauh Lebih Tinggi

Pada 2021 lalu European Medicines Agency (EMA) telah mengungkap efek samping dari vaksinasi AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

2 hari lalu

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

Kemenkes mendapat beberapa laporan yang menunjukkan perubahan gejala pada penderita DBD pascapandemi COVID-19. Apa saja?

Baca Selengkapnya

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

3 hari lalu

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

Selain AstraZeneca, ini deretan vaksin Covid-19 yang pernah digunakan di Indonesia

Baca Selengkapnya

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

3 hari lalu

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

MUI sempat mengharamkan vaksin AstraZeneca. Namun dibolehkan jika situasi darurat.

Baca Selengkapnya

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

3 hari lalu

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

Sebanyak 453 juta dosis vaksin telah disuntikkan ke masyarakat Indonesia, dan 70 juta dosis di antaranya adalah vaksin AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

3 hari lalu

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

Astrazeneca pertama kalinya mengakui efek samping vaksin Covid-19 yang diproduksi perusahaan. Apa saja fakta-fakta seputar kasus ini?

Baca Selengkapnya

Penyakit Minamata Ditemukan di Jepang 68 Tahun Lalu, Ini Cara Merkuri Masuk dalam Tubuh

5 hari lalu

Penyakit Minamata Ditemukan di Jepang 68 Tahun Lalu, Ini Cara Merkuri Masuk dalam Tubuh

Penyakit Minamata ditemukan di Jepang pertama kali yang mengancam kesehatan tubuh akibat merkuri. Lantas, bagaimana merkuri dapat masuk ke dalam tubuh?

Baca Selengkapnya

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

9 hari lalu

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

KPK masih terus menyelidiki kasus korupsi pada proyek pengadaan APD saat pandemi Covid-19 lalu yang merugikan negara sampai Rp 625 miliar.

Baca Selengkapnya

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

10 hari lalu

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

Langkah ini untuk menghindari kebingungan penularan wabah yang terjadi di awal pandemi COVID-19, yang menyebabkan korban jiwa yang cukup signifikan.

Baca Selengkapnya

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

10 hari lalu

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

Perum Peruri mencatat lonjakan permintaan pembuatan paspor dalam negeri hingga tiga kali lipat usai pandemi Covid-19.

Baca Selengkapnya