Waspadai Konsep Keuangan Latte, Cek Maksudnya

Reporter

Swa.co.id

Jumat, 28 Mei 2021 15:58 WIB

Ilustrasi keuangan. TEMPO/Subekti

TEMPO.CO, Jakarta - Kata latte mengingatkan hampir semua orang pada salah satu olahan kopi. Latte terdiri dari campuran kopi, susu, dan krimer yang bercita rasa sedikit manis.

Tapi, latte bukan hanya ada pada menu kopi melainkan juga dalam kamus keuangan.
Latte Factor adalah salah satu kondisi di mana pengeluaran yang nominal dan peruntukkannya untuk hal-hal kecil tapi karena sering malah menjadi besar. Perencana keuangan Finansialku.com, Yuki Diwinoto, menjelaskan konsep Latte Factor ini pertama kali dipopulerkan oleh David Bach, seorang penulis keuangan asal Amerika Serikat.

Pada dasarnya, konsep yang diangkat oleh Bach dalam teorinya cukup sederhana. Kalimat latte diartikan dari kebiasaan ngopi di kafe atau warung kopi setiap hari yang tanpa sadar lama-lama menguras isi kantong. Ditambah lagi, kini demam kopi sedang melanda Indonesia, ditandai dengan menjamurnya penjual minuman kopi, mulai dari kios kecil hingga kafe bergengsi.

Budaya minum kopi memang sudah mendarah daging di negeri ini sehingga tidak heran jika orang bisa membeli kopi hampir setiap hari. Lalu apa kaitannya dengan Latte Factor?

Coba bayangkan jika pengeluaran untuk minum kopi dalam sehari sebesar Rp 30.000 maka dalam sebulan Anda mengeluarkan Rp 900.000 hanya untuk kopi. Ternyata, setelah diakumulasi, jumlah yang dikeluarkan untuk segelas kopi sangat besar. Itulah yang dimaksud dengan Latte Factor.

Advertising
Advertising

Bukan hanya kopi, ada banyak hal lain yang termasuk dalam konsep ini, misalnya biaya transfer antarbank, belanja barang hanya karena tren, merokok, biaya pesan antar makanan, biaya parkir, dan banyak lainnya. Meskipun terlihat sepele, kalau dibiarkan pengeluaran ini dapat mengganggu stabilitas keuangan. Ditambah lagi jika tidak rajin mencatat pengeluaran, kita bisa saja kehilangan uang tanpa tahu penyebabnya.

Karena itu, perencanaan keuangan sangat diperlukan guna menghindari kejadian tidak diinginkan seperti ini, dimulai dengan membuat anggaran selama sebulan. Perhitungkan juga biaya–biaya receh dan pengeluaran yang tidak terduga. Jangan lupa mencatat setiap pengeluaran barang sepeser pun. Dengan begitu, kita dapat memantau ke mana perginya uang dan dapat lebih mengontrol diri.

Kedisiplinan pun harus ditegakkan demi keberhasilan rencana anggaran. Apabila mengikuti cara–cara diatas, diharapkan kita dapat menghindar dari jebakan Latte Factor.

Baca juga: Mengenal Latte Factor, yang Banyak Dialami Generasi Milenial

Berita terkait

Kuartal I-2024, KSSK Sebut Stabilitas Sistem Keuangan RI Terjaga meski Ketidakpastian Meningkat

1 hari lalu

Kuartal I-2024, KSSK Sebut Stabilitas Sistem Keuangan RI Terjaga meski Ketidakpastian Meningkat

Menkeu Sri Mulyani mengatakan Stabilitas Sistem Keuangan Indonesia pada kuartal pertama tahun 2024 masih terjaga.

Baca Selengkapnya

Penyaluran Pendanaan AdaKami Rp 4,6 Triliun dalam 4 Bulan

5 hari lalu

Penyaluran Pendanaan AdaKami Rp 4,6 Triliun dalam 4 Bulan

Penyaluran pendanaan AdaKami pada Januari-April 2024 mencapai Rp 4,6 triliun.

Baca Selengkapnya

Kinerja Keuangan Dinilai Baik, Bank DBS Raih 2 Peringkat dari Fitch Ratings Indonesia

9 hari lalu

Kinerja Keuangan Dinilai Baik, Bank DBS Raih 2 Peringkat dari Fitch Ratings Indonesia

Bank DBS Indonesia meraih peringkat AAA National Long-Term Rating dan National Short-Term Rating of F1+ dari Fitch Ratings Indonesia atas kinerja keuangan yang baik.

Baca Selengkapnya

Inggris Kucurkan Rp505 M untuk Program Integrasi Ekonomi ASEAN

10 hari lalu

Inggris Kucurkan Rp505 M untuk Program Integrasi Ekonomi ASEAN

Inggris dan ASEAN bekerja sama dalam program baru yang bertujuan untuk mendorong integrasi ekonomi antara negara-negara ASEAN.

Baca Selengkapnya

Najeela Shihab Sayangkan Literasi Keuangan Anak Masih Rendah, Tapi Akses Keuangan Sudah Tinggi

10 hari lalu

Najeela Shihab Sayangkan Literasi Keuangan Anak Masih Rendah, Tapi Akses Keuangan Sudah Tinggi

Najeela Shihab menilai kualitas hubungan dalam keluarga sangatlah menentukan kemampuan seseorang untuk punya literasi keuangan yang baik.

Baca Selengkapnya

Hari Kartini, OJK Prioritaskan Peningkatan Literasi Keuangan Perempuan

11 hari lalu

Hari Kartini, OJK Prioritaskan Peningkatan Literasi Keuangan Perempuan

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) berkomitmen meningkatkan edukasi literasi keuangan untuk perempuan.

Baca Selengkapnya

Terkini: OJK Beri Tips Kelola Keuangan untuk Emak-emak, Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah Teknologi Cina di Kalimantan Tengah

11 hari lalu

Terkini: OJK Beri Tips Kelola Keuangan untuk Emak-emak, Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah Teknologi Cina di Kalimantan Tengah

Kepala Eksekutif OJK Friderica Widyasari Dewi memberikan sejumlah tips yang dapat diterapkan oleh ibu-ibu dalam menyikapi isi pelemahan rupiah.

Baca Selengkapnya

OJK Beri Tips Kelola Keuangan untuk Emak-emak di Tengah Pelemahan Rupiah

11 hari lalu

OJK Beri Tips Kelola Keuangan untuk Emak-emak di Tengah Pelemahan Rupiah

OJK memberikan sejumlah tips yang dapat diterapkan oleh ibu-ibu dalam menyikapi isi pelemahan rupiah.

Baca Selengkapnya

Australia-Indonesia Kerja Sama Bidang Iklim, Energi Terbarukan dan Infrastruktur

12 hari lalu

Australia-Indonesia Kerja Sama Bidang Iklim, Energi Terbarukan dan Infrastruktur

Australia lewat pendanaan campuran mengucurkan investasi transisi net zero di Indonesia melalui program KINETIK

Baca Selengkapnya

Pengeluaran Militer Global Capai Rekor Tertinggi pada 2023, Israel Naik 24 Persen

13 hari lalu

Pengeluaran Militer Global Capai Rekor Tertinggi pada 2023, Israel Naik 24 Persen

Pengeluaran militer global pada 2023 mencapai rekor tertinggi dengan angka US$2.443 miliar atau sekitar Rp39,66 kuadriliun.

Baca Selengkapnya