Virus Flu Bisa Tangkal Covid-19? Pakar Beri Jawaban

Reporter

Bisnis.com

Rabu, 16 Juni 2021 20:59 WIB

Ilustrasi virus flu. freepik.com

TEMPO.CO, Jakarta - Rhinovirus penyebab flu biasa disinyalir dapat melindungi dari COVID-19. Demikian temuan para peneliti di Universitas Yale. Para peneliti menemukan virus pernapasan atau flu biasa ini memulai aktivitas gen yang distimulasi interferon, molekul respons awal dalam sistem kekebalan yang dapat menghentikan replikasi virus corona baru di dalam jaringan saluran napas yang terinfeksi.

Temuan ini menciptakan pemikiran jika interferon yang dihasilkan flu bisa mencegah atau mengobati infeksi. Begitu kata Ellen Foxman, asisten profesor kedokteran laboratorium dan imunobiologi di Sekolah Kedokteran Yale dan penulis senior studi tersebut. Salah satu cara untuk melakukannya adalah dengan merawat pasien dengan interferon, protein sistem kekebalan yang juga tersedia sebagai obat.

"Tapi itu semua tergantung pada waktunya," kata Foxman, dilansir dari MedicalXpress.

Hasil dari penelitian ini diterbitkan 15 Juni 2021 di Journal of Experimental Medicine. Penelitian sebelumnya menunjukkan pada tahap akhir COVID-19, tingkat interferon yang tinggi berkorelasi dengan penyakit yang lebih buruk dan dapat memicu respons imun yang terlalu aktif. Tetapi, studi genetik baru-baru ini menunjukkan gen yang distimulasi interferon juga dapat menjadi pelindung dalam kasus infeksi COVID-19.

Laboratorium Foxman ingin mempelajari sistem pertahanan ini di awal perjalanan infeksi COVID-19. Karena penelitian sebelumnya oleh laboratorium Foxman menunjukkan virus flu biasa dapat melindungi terhadap influenza, mereka memutuskan untuk mempelajari apakah rhinovirus akan memiliki dampak menguntungkan yang sama terhadap virus corona.

Advertising
Advertising

Untuk penelitian ini, timnya menginfeksi jaringan saluran napas manusia yang tumbuh di laboratorium dengan virus corona dan menemukan selama tiga hari pertama viral load dalam jaringan berlipat ganda setiap enam jam. Namun, replikasi virus terhenti total pada jaringan yang telah terpapar rhinovirus. Jika pertahanan antivirus diblokir, SARS-CoV-2 dapat bereplikasi di jaringan saluran napas yang sebelumnya terpapar rhinovirus.

Pertahanan yang sama memperlambat infeksi SARS-CoV-2, bahkan tanpa rhinovirus, tetapi hanya jika dosis infeksinya rendah, menunjukkan bahwa viral load pada saat terpapar membuat perbedaan apakah tubuh dapat melawan infeksi secara efektif. Para peneliti juga mempelajari sampel usap hidung dari pasien yang didiagnosis dekat dengan awal infeksi.

Mereka menemukan bukti pertumbuhan cepat SARS-CoV-2 dalam beberapa hari pertama infeksi, diikuti dengan aktivasi pertahanan tubuh. Menurut temuan, virus biasanya meningkat pesat selama beberapa hari pertama infeksi, sebelum pertahanan inang dimulai, berlipat ganda setiap enam jam seperti yang terlihat di laboratorium pada beberapa pasien, virus tumbuh lebih cepat.

"Tampaknya ada titik manis virus pada awal COVID-19, di mana virus bereplikasi secara eksponensial sebelum memicu respons pertahanan yang kuat," kata Foxman.

Perawatan interferon menjanjikan tetapi bisa rumit karena sebagian besar akan efektif pada hari-hari segera setelah infeksi, ketika banyak orang tidak menunjukkan gejala. Secara teori, pengobatan interferon dapat digunakan sebagai profilaksis pada orang yang berisiko tinggi, yang telah melakukan kontak dekat dengan orang lain yang didiagnosis dengan COVID-19.

Uji coba interferon pada COVID-19 sedang berlangsung dan sejauh ini menunjukkan kemungkinan manfaat di awal infeksi, tetapi tidak saat diberikan nanti. Temuan ini dapat membantu menjelaskan mengapa pada saat-saat ketika pilek biasa terjadi, tingkat infeksi dengan virus lain seperti influenza cenderung lebih rendah, kata Foxman.

Baca juga: Gejala dan Bahaya Covid-19 Varian Delta yang Perlu Diwaspadai

Berita terkait

Viral Efek Samping Vaksin AstraZeneca, Guru Besar FKUI Sebut Manfaatnya Jauh Lebih Tinggi

2 hari lalu

Viral Efek Samping Vaksin AstraZeneca, Guru Besar FKUI Sebut Manfaatnya Jauh Lebih Tinggi

Pada 2021 lalu European Medicines Agency (EMA) telah mengungkap efek samping dari vaksinasi AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

4 hari lalu

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

Kemenkes mendapat beberapa laporan yang menunjukkan perubahan gejala pada penderita DBD pascapandemi COVID-19. Apa saja?

Baca Selengkapnya

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

4 hari lalu

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

Selain AstraZeneca, ini deretan vaksin Covid-19 yang pernah digunakan di Indonesia

Baca Selengkapnya

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

4 hari lalu

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

MUI sempat mengharamkan vaksin AstraZeneca. Namun dibolehkan jika situasi darurat.

Baca Selengkapnya

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

4 hari lalu

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

Sebanyak 453 juta dosis vaksin telah disuntikkan ke masyarakat Indonesia, dan 70 juta dosis di antaranya adalah vaksin AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

5 hari lalu

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

Astrazeneca pertama kalinya mengakui efek samping vaksin Covid-19 yang diproduksi perusahaan. Apa saja fakta-fakta seputar kasus ini?

Baca Selengkapnya

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

10 hari lalu

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

KPK masih terus menyelidiki kasus korupsi pada proyek pengadaan APD saat pandemi Covid-19 lalu yang merugikan negara sampai Rp 625 miliar.

Baca Selengkapnya

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

11 hari lalu

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

Langkah ini untuk menghindari kebingungan penularan wabah yang terjadi di awal pandemi COVID-19, yang menyebabkan korban jiwa yang cukup signifikan.

Baca Selengkapnya

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

12 hari lalu

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

Perum Peruri mencatat lonjakan permintaan pembuatan paspor dalam negeri hingga tiga kali lipat usai pandemi Covid-19.

Baca Selengkapnya

Peneliti BRIN di Spanyol Temukan Antibodi Pencegah Virus SARS-CoV-2

15 hari lalu

Peneliti BRIN di Spanyol Temukan Antibodi Pencegah Virus SARS-CoV-2

Fungsi utama antibodi itu untuk mencegah infeksi virus SARS-CoV-2 yang menyebabkan pandemi Covid-19 pada 2020.

Baca Selengkapnya