Bersihkan Telinga dengan Cotton Bud, Ini Bahaya yang Ditimbulkan

Reporter

Tempo.co

Editor

Nurhadi

Rabu, 23 Juni 2021 19:20 WIB

ilustrasi telinga bayi (pixabay.com)

TEMPO.CO, Jakarta - Cotton bud adalah gumpalan kapas kecil yang dilekatkan pada gagang kecil yang biasa digunakan untuk membersihkan telinga. Penggunaan cotton bud bukan hanya dilakukan oleh orang dewasa, melainkan juga anak-anak. Cotton bud dipercaya sebagai alat yang aman untuk membersihkan telinga dari kotoran. Selain digunakan untuk membersihkan kotoran telinga, cotton bud juga umum digunakan sebagai kebutuhan dandan.

Namun, tahukah Anda bahwa telinga memiliki mekanisme pembersihan alami? Serumen yang berfungsi untuk membersihkan liang telinga dikeluarkan ketika rahang kita mengunyah makanan. Sayangnya, tidak banyak masyarakat yang tahu akan hal ini. Ketidaktahuan masyarakat menyebabkan praktik penggunaan cotton bud sering kali dilakukan. Padahal, pemakaian cotton bud dapat berdampak buruk bagi telinga.

Penggunaan cotton bud dapat mendorong kotoran yang sudah bercampur dengan serumen makin dalam ke lubang telinga. Jika hal ini sering terjadi, akan ada penumpukan yang menyebabkan infeksi pada telinga. Infeksi yang dapat ditimbulkan dari penggunaan cotton bud secara terus-menerus adalah otitis eksterna.

Otitis eksterna adalah infeksi pada saluran telinga luar. Selain itu, ada gangguan yang bernama serumen obsturan. Semua infeksi dan gangguan ini disebabkan karena kerapnya penggunaan cotton bud. Jika terjadi penyumbatan hingga infeksi, pendengaran dapat terganggu dan akan mempengaruhi berbagai aktivitas manusia. Parahnya, ada juga kasus gendang telinga yang berlubang diakibatkan penggunaan cotton bud.

Lalu, bagaimana cara membersihkan telinga tanpa cotton bud? Ada berbagai macam cara yang dapat dilakukan untuk membersihkan telinga dengan aman. Selain membiarkan telinga melakukan pembersihan secara alami, berikut usaha yang dapat Anda lakukan untuk menjaganya tetap bersih.

Advertising
Advertising

Pertama, tetes telinga. Tetes telinga adalah larutan yang membantu mengencerkan atau melarutkan kotoran telinga. Larutan ini dapat dipakai lima hingga sepuluh tetes selama dua kali sehari selama empat hari.

Kedua, irigasi telinga. Irigasi telinga biasa dilakukan dokter, sehingga orang-orang yang ingin dibersihkan telinganya dapat pergi ke klinik terdekat. Metode ini menggunakan spuit dan air hangat yang dipancarkan ke lubang telinga dengan berhati-hati.

Ketiga, pembuangan secara manual. Metode yang satu ini dipraktikkan oleh ahli dengan instrumen khusus. Bantuan dokter atau ahli yang menangani telinga dapat menurunkan tingkat risiko infeksi.

Merawat anggota tubuh kita memang sesuatu yang harus dilakukan. Namun, alangkah lebih baik jika dilakukan dengan cara yang benar dan tidak menimbulkan kerusakan yang lebih lanjut. Cotton bud memang alat yang mudah ditemui dan mudah untuk dipakai, tetapi belum tentu aman untuk kesehatan telinga.

DINA OKTAFERIA

Baca juga: Bahaya Membersihkan Telinga Anak dengan Cotton Bud

Berita terkait

Ingin Terlihat Awet Muda? Hindari 7 Makanan dan Minuman Ini

1 hari lalu

Ingin Terlihat Awet Muda? Hindari 7 Makanan dan Minuman Ini

Menjaga kulit agar tetap awet muda bisa dimulai dengan olahraga teratur dan makan makanan sehat.

Baca Selengkapnya

Ini Kompensasi yang Seharusnya Diterima Penumpang jika Terjadi Keterlambatan Kereta Api

3 hari lalu

Ini Kompensasi yang Seharusnya Diterima Penumpang jika Terjadi Keterlambatan Kereta Api

Aturan kompensasi diatur dalam Permenhub Nomor PM 63 Tahun 2019 tentang Standar Pelayanan Minimum Angkutan Orang dengan Kereta Api.

Baca Selengkapnya

15 Makanan Penghilang Mual untuk Ibu Hamil yang Wajib Dicoba

3 hari lalu

15 Makanan Penghilang Mual untuk Ibu Hamil yang Wajib Dicoba

Saat hamil muda, Anda sebaiknya mengonsumsi makanan penghilang mual untuk ibu hamil. Baiknya konsumsi makanan sehat dan bergizi.

Baca Selengkapnya

Inilah 5 Makanan yang Meningkatkan Kolagen pada Kulit Secara Alami

4 hari lalu

Inilah 5 Makanan yang Meningkatkan Kolagen pada Kulit Secara Alami

Banyak yang belum menyadari pentingnya mengonsumsi makanan tinggi kolagen yang secara langsung dapat meningkatkan pembentukan kolagen pada kulit.

Baca Selengkapnya

World Central Kitchen Akan Kembali Beroperasi di Gaza

4 hari lalu

World Central Kitchen Akan Kembali Beroperasi di Gaza

Setelah sebulan kejadian penyerangan pada relawan World Central Kitchen, LSM itu sekarang siap beroperasi kembali

Baca Selengkapnya

Tentara Somalia Diduga Menyelewengkan Bantuan Makanan

5 hari lalu

Tentara Somalia Diduga Menyelewengkan Bantuan Makanan

Sejumlah tentara Somali ditahan karena diduga melakukan korupsi dengan menyelewengkan donasi makanan

Baca Selengkapnya

Siprus Lanjutkan Bantuan Pangan ke Gaza Via Laut Pasca-Pembunuhan Relawan WCK

5 hari lalu

Siprus Lanjutkan Bantuan Pangan ke Gaza Via Laut Pasca-Pembunuhan Relawan WCK

Pengiriman bantuan pangan ke Gaza dari Siprus melalui jalur laut dilanjutkan pada Jumat malam

Baca Selengkapnya

Konimex dan Indordesa Luncurkan Produk Baru Makanan Nutrisi FontLife One, Bidik Pasar Dewasa Muda

6 hari lalu

Konimex dan Indordesa Luncurkan Produk Baru Makanan Nutrisi FontLife One, Bidik Pasar Dewasa Muda

PT Indordesa-- anak perusahaan PT Konimex, meluncurkan produk makanan nutrisi dan perawatan kesehatan, FontLife One, di Kota Solo, Jawa Tengah.

Baca Selengkapnya

Aliansi Kecam Kehadiran Industri Plastik dan Kimia dalam Delegasi Indonesia untuk Negosiasi Perjanjian Plastik

7 hari lalu

Aliansi Kecam Kehadiran Industri Plastik dan Kimia dalam Delegasi Indonesia untuk Negosiasi Perjanjian Plastik

Kehadiran itu membahayakan tujuan perjanjian, yaitu mengatur keseluruhan daur hidup plastik untuk melindungi kesehatan manusia dan lingkungan.

Baca Selengkapnya

Sejak 2021, Jokowi 6 Kali Sampaikan Keresahan WNI Pilih Berobat ke Luar Negeri

7 hari lalu

Sejak 2021, Jokowi 6 Kali Sampaikan Keresahan WNI Pilih Berobat ke Luar Negeri

Presiden Joko Widodo atau Jokowi acap menyampaikan keresahannya soal warga negara Indonesia yang berbondong-bondong berobat ke negara lain, alih-alih dalam negeri.

Baca Selengkapnya