Dokter Paru Klaim Ivermectin Bisa Diandalkan untuk Halau Virus

Reporter

Antara

Senin, 28 Juni 2021 21:47 WIB

Ivermectin. Kredit: Brazilian Report

TEMPO.CO, Jakarta - Spesialis paru Budhi Antariksa dari RSUP Persahabatan, juga Ketua Tim Peneliti Uji Klinis Ivermectin di Indonesia, mengatakan Ivermectin dapat mempercepat penyembuhan pasien COVID-19. Ia menyebutkan Ivermectin sudah digunakan dalam praktek kedokteran sejak 1981 sebagai obat anti parasit atau cacing untuk manusia.

Pada 2012, penelitian menemukan Ivermectin juga bisa menghalangi virus Zika, Dengue, West Nile, Influenza, HIV dan lainnya.

"Studi in vitro memperlihatkan kemampuan Ivermectin dalam menghambat replikasi berbagai virus. Pada saat dia dihambat replikasinya, virus tersebut tidak dapat membelah diri jadi tidak bisa berkembang biak," ujar Budhi dalam webinar "Kisah Sukses Ivermectin" pada Senin, 28 Juni 2021.

Menurut Budhi, Ivermectin berperan sebagai antiinflamasi dan dapat mencegah produksi sitoksin serta mediator inflamasi. Kemampuan ini dapat mempercepat penyembuhan sehingga membuat jumlah virus menurun dan mencegah memperburuk gejala.

Ivermectin mengurangi viral load dan melindungi dari terjadinya kerusakan akibat virus corona pada studi di hewan. Selain itu, obat ini mencegah transmisi dan berkembangnya COVID-19 pada pasien terinfeksi dan juga mencegah perburukan pasien dengan gejala ringan dan sedang.

Advertising
Advertising

"Ini juga bisa mencegah pasien masuk ICU dan mencegah kematian pada pasien COVID-19 yang dirawat dan mencegah kematian pada pasien COVID-19 yang kritis," jelas Budhi.

Meski demikian, ia mengatakan di Indonesia uji klinis Ivermectin masih dimatangkan oleh Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Pemberian Ivermectin juga bukan merupakan yang utama namun dibarengi obat standar lain untuk penyembuhan COVID-19.

Budhi juga menegaskan pemberian obat Ivermectin harus dibarengi dengan resep dokter agar dosisnya sesuai sehingga masyarakat tidak menyalahgunakan penggunaan obat tersebut.

"Harus dengan pengawasan resep dokter, tentunya juga akan dilakukan edukasi-edukasi, lalu ada persetujuan pasien dan diterangkan efek samping walau jarang sekali," kata Budhi.

Sementara itu, berdasarkan data Front Line Covid-19 Critical Care Alliance (FLCCC), dalam hal penanganan COVID-19, Ivermectin telah digunakan di 33 negara, melalui 60 uji klinis dan melibatkan lebih dari 549 ilmuwan, serta 18.931 pasien. Hasilnya membuktikan Ivermectin sangat efektif sebagai obat pencegahan maupun penyembuhan COVID-19.

Sebagai obat pencegahan atau profilaksis, Ivermectin efektif melawan COVID-19 rata-rata sebesar 85 persen, sebagai pengobatan dini 76 persen, dan dapat mengurangi tingkat kematian sebesar 70 persen. Di penelitian terbaru, hasil menunjukan Ivermectin dapat menghalangi perkembangan varian baru COVID-19 seperti varian asal Inggris, Vietnam, dan India.

Baca juga: Manfaat Ivermectin selain Membasmi Virus

Berita terkait

Viral Efek Samping Vaksin AstraZeneca, Guru Besar FKUI Sebut Manfaatnya Jauh Lebih Tinggi

1 hari lalu

Viral Efek Samping Vaksin AstraZeneca, Guru Besar FKUI Sebut Manfaatnya Jauh Lebih Tinggi

Pada 2021 lalu European Medicines Agency (EMA) telah mengungkap efek samping dari vaksinasi AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

3 hari lalu

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

Kemenkes mendapat beberapa laporan yang menunjukkan perubahan gejala pada penderita DBD pascapandemi COVID-19. Apa saja?

Baca Selengkapnya

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

3 hari lalu

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

Selain AstraZeneca, ini deretan vaksin Covid-19 yang pernah digunakan di Indonesia

Baca Selengkapnya

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

3 hari lalu

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

MUI sempat mengharamkan vaksin AstraZeneca. Namun dibolehkan jika situasi darurat.

Baca Selengkapnya

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

3 hari lalu

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

Sebanyak 453 juta dosis vaksin telah disuntikkan ke masyarakat Indonesia, dan 70 juta dosis di antaranya adalah vaksin AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

4 hari lalu

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

Astrazeneca pertama kalinya mengakui efek samping vaksin Covid-19 yang diproduksi perusahaan. Apa saja fakta-fakta seputar kasus ini?

Baca Selengkapnya

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

9 hari lalu

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

KPK masih terus menyelidiki kasus korupsi pada proyek pengadaan APD saat pandemi Covid-19 lalu yang merugikan negara sampai Rp 625 miliar.

Baca Selengkapnya

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

10 hari lalu

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

Langkah ini untuk menghindari kebingungan penularan wabah yang terjadi di awal pandemi COVID-19, yang menyebabkan korban jiwa yang cukup signifikan.

Baca Selengkapnya

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

11 hari lalu

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

Perum Peruri mencatat lonjakan permintaan pembuatan paspor dalam negeri hingga tiga kali lipat usai pandemi Covid-19.

Baca Selengkapnya

Peneliti BRIN di Spanyol Temukan Antibodi Pencegah Virus SARS-CoV-2

14 hari lalu

Peneliti BRIN di Spanyol Temukan Antibodi Pencegah Virus SARS-CoV-2

Fungsi utama antibodi itu untuk mencegah infeksi virus SARS-CoV-2 yang menyebabkan pandemi Covid-19 pada 2020.

Baca Selengkapnya