Oseltamivir untuk Obat Covid-19, Cek Manfaat Sesungguhnya

Reporter

Bisnis.com

Jumat, 16 Juli 2021 21:56 WIB

Petugas menyiapkan obat Covid-19 di gudang instalasi farmasi Dinas Kesehatan Kota Bandung, Kamis, 15 Juli 2021. Mulai hari ini, Pemerintah Pusat resmi membagikan sebanyak 300.000 paket obat Covid-19 gratis berupa multivitamin, Azithtromycin, dan Oseltamivir. ANTARA/Raisan Al Farisi

TEMPO.CO, Jakarta - Oseltamivir disebut sebagai salah satu obat Covid-19. Obat inipun sudah ditetapkan harga eceran tertinggi di Indonesia agar harga jual tak melambung.

Oseltamivir adalah obat yang digunakan untuk mengatasi infeksi virus influenza tipe A, misalnya flu burung, atau B. Gejala-gejala seperti batuk, hidung tersumbat, radang tenggorokan, meriang, hingga lemas, bisa diatasi dalam waktu lebih cepat atau dipangkas sebanyak 1-2 hari dengan mengonsumsi obat ini.

Oseltamivir juga dikonsumsi untuk mencegah flu pada pasien yang baru terpapar virus influenza, dari penderita atau lingkungan yang sedang terjangkit virus ini. Oseltamivir tergolong ke dalam obat antivirus yang bekerja dengan cara menghentikan aktivitas virus untuk berkembang. Sampai saat ini, penelitian menunjukkan obat ini tidak efektif untuk mengatasi COVID-19.

Seperti obat antivirus lain, Oseltamivir tidak efektif dalam mencegah infeksi yang disebabkan oleh bakteri. Oseltamivir hanya boleh digunakan dengan resep dokter. Sebelum menggunakan obat ini, perhatikan beberapa hal berikut.

-Jangan minum jika alergi obat ini.
-Oseltamivir bukan terapi untuk menggantikan vaksin flu. Pemberian vaksin influenza sangat diutamakan sebagai pencegahan terhadap flu.

Advertising
Advertising

-Harap berhati-hati sebelum mengonsumsi Oseltamivir jika memiliki penyakit jantung, liver, gangguan fungsi ginjal, gangguan saluran pernapasan, penyakit paru-paru kronis, kondisi yang menyebabkan pembengkakan atau kelainan pada otak, gangguan sistem kekebalan tubuh, gangguan metabolisme gula (kelainan genetika), sindrom Steven-Johnson, atau baru mendapatkan vaksin flu di hidung kurang dari dua minggu.

-Beri tahu dokter jika sedang menggunakan obat lain, termasuk obat herbal atau suplemen, juga jika sedang hamil, menyusui, atau sedang merencanakan kehamilan. Jika terjadi reaksi alergi atau overdosis setelah mengonsumsi obat ini, segera temui dokter.

Dosis Oseltamivir dibedakan berdasarkan kondisi dan usia pasien. Berikut rinciannya.

-Untuk mengurangi risiko sakit maag setelah konsumsi obat, Oseltamivir bisa dikonsumsi saat makan. Obat ini akan bekerja dengan efektif jika diminum dalam dua hari setelah terpapar virus influenza.

Bagi pasien yang kesulitan menelan kapsul secara utuh, diperbolehkan membagi kapsul menjadi dua. Campurkan isi kapsul dengan makanan manis seperti kue, sirup cokelat, atau sari gula jawa. Aduk campuran tersebut hingga merata sebelum dikonsumsi.

-Usahakan mengonsumsi Oseltamivir pada jam yang sama setiap hari agar pengobatan maksimal. Bagi pasien yang lupa mengonsumsi disarankan untuk segera melakukannya begitu ingat jika jeda dengan jadwal pemakaian berikutnya tidak terlalu dekat. Bila sudah dekat, abaikan dan jangan menggandakan dosis.

Hindari mengonsumsi Oseltamivir ketika pemberian vaksin influenza. Pemakaian keduanya secara bersamaan berpotensi menghambat kerja vaksin influenza. Berikan jeda sekurang-kurangnya dua hari setelah mengakhiri konsumsi Oseltamivir sebelum vaksin flu diberikan.

-Konsultasikan kepada dokter jika sedang mengosumsi Oseltamivir bersama dengan obat-obatan berikut ini, yang dapat menyebabkan interaksi obat tidak diinginkan:

-Amoxicillin, karena bisa menurunkan efektivitas kedua obat.
-Probenecid, karena bisa meningkatkan kadar Oseltamivir di dalam darah.

Di samping manfaat, setiap obat juga menimbulkan efek samping bagi orang yang mengonsumsi. Sejumlah efek samping yang dapat terjadi setelah minum Oseltamivir adalah:
-Sakit kepala
-Merasa tidak enak badan
-Batuk dan hidung tersumbat, khususnya pada anak-anak.
-Sakit perut
-Diare
-Mual dan muntah
-Sulit tidur

Baca juga: Mau Donor Plasma Konvalesen untuk Pasien Covid-19, Pahami Syaratnya

Berita terkait

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

2 hari lalu

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

KPK masih terus menyelidiki kasus korupsi pada proyek pengadaan APD saat pandemi Covid-19 lalu yang merugikan negara sampai Rp 625 miliar.

Baca Selengkapnya

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

3 hari lalu

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

Langkah ini untuk menghindari kebingungan penularan wabah yang terjadi di awal pandemi COVID-19, yang menyebabkan korban jiwa yang cukup signifikan.

Baca Selengkapnya

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

4 hari lalu

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

Perum Peruri mencatat lonjakan permintaan pembuatan paspor dalam negeri hingga tiga kali lipat usai pandemi Covid-19.

Baca Selengkapnya

Tips Beri Obat Demam pada Anak sesuai Dosis dan Tak Dimuntahkan Lagi

6 hari lalu

Tips Beri Obat Demam pada Anak sesuai Dosis dan Tak Dimuntahkan Lagi

Berikut saran memberikan obat demam pada anak sesuai dosis dan usia serta agar tak dimuntahkan lagi.

Baca Selengkapnya

Alasan Bawang Merah Tetap Diburu Meski Mahal

6 hari lalu

Alasan Bawang Merah Tetap Diburu Meski Mahal

Bawang merah merupakan komoditi penting yang dibutuhkan masyarakat. Apa saja manfaatnya untuk kesehatan?

Baca Selengkapnya

Jangan Langsung Beri Parasetamol saat Anak Demam, Ini Waktu yang Disarankan

7 hari lalu

Jangan Langsung Beri Parasetamol saat Anak Demam, Ini Waktu yang Disarankan

Parasetamol dapat diberikan ketika suhu anak 38 derajat Celcius ke atas atau sudah merasakan kondisi yang tidak nyaman.

Baca Selengkapnya

Peneliti BRIN di Spanyol Temukan Antibodi Pencegah Virus SARS-CoV-2

7 hari lalu

Peneliti BRIN di Spanyol Temukan Antibodi Pencegah Virus SARS-CoV-2

Fungsi utama antibodi itu untuk mencegah infeksi virus SARS-CoV-2 yang menyebabkan pandemi Covid-19 pada 2020.

Baca Selengkapnya

Pakar Farmasi Bantah Obat Sakit Kepala Bisa Sebabkan Anemia Aplastik

9 hari lalu

Pakar Farmasi Bantah Obat Sakit Kepala Bisa Sebabkan Anemia Aplastik

Pakar menjelaskan kasus anemia aplastik akibat obat-obatan jarang terjadi, apalagi hanya karena obat sakit kepala.

Baca Selengkapnya

Pola Makan yang Perlu Diperhatikan Pasien Parkinson

9 hari lalu

Pola Makan yang Perlu Diperhatikan Pasien Parkinson

Sejumlah hal perlu diperhatikan dalam pola makan penderita Parkinson, seperti pembuatan rencana makan. Berikut yang perlu dilakukan.

Baca Selengkapnya

Prof Tjandra Yoga Aditama Penulis 254 Artikel Covid-19, Terbanyak di Media Massa Tercatat di MURI

11 hari lalu

Prof Tjandra Yoga Aditama Penulis 254 Artikel Covid-19, Terbanyak di Media Massa Tercatat di MURI

MURI nobatkan Guru Besar Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi Fakultas Kedokteran UI, Prof Tjandra Yoga Aditama sebagai penulis artikel tentang Covid-19 terbanyak di media massa

Baca Selengkapnya