Kekerasan antara Anak lewat Gawai, PR buat Orang Tua

Reporter

Bisnis.com

Selasa, 27 Juli 2021 15:19 WIB

Ilustrasi remaja perempuan sedang melihat gawai. (Unsplash/Luke Porter)

TEMPO.CO, Jakarta - Kekerasan antaranak masih menjadi pekerjaan rumah bagi orang tua selama pandemi Covid-19. Berkurangnya interaksi secara langsung ternyata tak menjadi penghalang bagi anak-anak untuk melakukan tindak kekerasan. Kekerasan yang dilakukan caranya jauh berbeda, bahkan acapkali tak terdeteksi oleh para orang tua yang sama-sama berada di rumah.

Menurut Komisioner Komisi Perlindungan Anak (KPAI) Rita Pranawati, anak-anak usia sekolah kini melakukan kekerasan terhadap teman-teman sebaya menggunakan gawai. Bentuk kekerasan yang dilakukan bisa berupa intimidasi, perundungan, hingga pelecehan seksual yang dikirimkan atau disampaikan lewat pesan instan atau media sosial.

"[Sebanyak] 67 persen dilakukan oleh anak laki-laki. Tetapi anak perempuan juga bisa dibilang cukup tinggi. Tentunya mereka ada di usia sekolah atau memasuki masa remaja," katanya.

Rita menyebut kekerasan yang dilakukan oleh anak tak lepas dari lemahnya pengawasan orang tua dan rendahnya literasi digital. Selama pandemi Covid-19, banyak orang tua yang melepaskan begitu saja anak-anak ketika menggunakan gawai. Dengan demikian, mereka dapat dengan mudah mengakses berbagai informasi yang seharusnya tak layak dikonsumsi. Mereka juga dengan mudah berkenalan dengan orang-orang yang tidak jelas asal-usulnya.

"Informasi-informasi tidak baik mereka mudah dapatkan dan pelajari. Mereka juga berinteraksi dengan orang-orang yang tidak diketahui identitasnya secara jelas. Tentunya ini berbahaya karena mereka rentan menjadi korban kekerasan atau pelecehan," tutur Rita.

Advertising
Advertising

Lebih lanjut, Rita menjelaskan sudah banyak kasus yang bisa dijadikan pelajaran oleh orang tua agar anak tak sembarangan menggunakan gawai, seperti anak perempuan usia belasan yang melacurkan diri setelah berkenalan dengan pria dewasa dan masih banyak lagi.

"Ada juga anak yang menggunakan identitas gurunya di media sosial kemudian menghubungi teman-teman perempuannya untuk mengancam minta foto organ vitalnya. Mereka belajar dari mana ide ini, tentu harus dipertanyakan," ungkapnya.

Pengawasan tentu saja menjadi hal yang tidak bisa ditawar-tawar lagi agar anak tak menjadi pelaku atau korban kekerasan secara daring. Walaupun demikian, pengawasan tersebut tidak serta merta membuat orang tua harus menjadi otoriter dalam mendidik anak.

Bagaimana pun juga anak yang dididik secara otoriter cenderung tertutup. Mereka tidak mau membagikan pengalaman atau sekadar bertanya tentang sesuatu yang tidak tahu atau pahami kepada orang tua. Tentunya, ini bukan hal yang tepat ketika bicara mengenai kekerasan secara daring melalu gawai yang sulit dideteksi tanpa ada pengakuan.

"Dalam hal pengasuhan didengarkan pendapatnya. Anak nantinya dengan sendirinya akan terbuka dan menceritakan segala sesuatunya kepada orang tua apabila orang tua demokratis," tegasnya.

Terakhir, yang paling penting adalah batasi penggunaan gawai oleh anak dan berikan pendampingan atau bekal pengetahuan dalam menggunakan gawai. Pembelajaran jarak jauh menggunakan gawai bukan berarti membuat anak bisa seenaknya menggunakan gawainya.

"Diberikan pengetahuan atau dituntun karena mereka pada dasarnya belum mengetahui apa-apa. Jangan dilepas begitu saja, anak bisa naik sepeda saja karena dituntun dan diajari, demikian juga ketika pakai gawai," jelasnya.

Baca juga: Perlunya Pembatasan Waktu Gawai buat Anak, Berapa Idealnya?

Berita terkait

Jaga Kesehatan Mental dengan Hindari Pacaran di Usia Anak

10 jam lalu

Jaga Kesehatan Mental dengan Hindari Pacaran di Usia Anak

KemenPPPA meminta pacaran pada usia anak sebaiknya dihindari untuk menjaga kesehatan mental.

Baca Selengkapnya

Anak Pemimpin Sudan Tewas dalam Kecelakaan di Turki

18 jam lalu

Anak Pemimpin Sudan Tewas dalam Kecelakaan di Turki

Anak panglima militer dan pemimpin de facto Sudan meninggal di rumah sakit setelah kecelakaan lalu lintas di Turki.

Baca Selengkapnya

Mengapa Bayi Harus Diimunisasi?

21 jam lalu

Mengapa Bayi Harus Diimunisasi?

Bayi harus menjalani imunisasi karena beberapa alasan tertentu yang akan dibahas dalam artikel ini.

Baca Selengkapnya

10.000 Warga Palestina Hilang di Gaza, 210 Hari Sejak Serangan Israel Dimulai

21 jam lalu

10.000 Warga Palestina Hilang di Gaza, 210 Hari Sejak Serangan Israel Dimulai

Sejauh ini, 30 anak telah meninggal karena kelaparan dan kehausan di Gaza akibat blokade total bantuan kemanusiaan oleh Israel

Baca Selengkapnya

Amnesty International Ungkap Rentetan Kekerasan Polisi Terhadap Mahasiswa di Makassar

1 hari lalu

Amnesty International Ungkap Rentetan Kekerasan Polisi Terhadap Mahasiswa di Makassar

Amnesty International Indonesia mendesak polisi segera membebaskan puluhan mahasiswa yang ditangkap saat Hari Buruh dan Hari Pendidikan.

Baca Selengkapnya

6 Bahaya Bayi yang Tidak Diimunisasi

1 hari lalu

6 Bahaya Bayi yang Tidak Diimunisasi

Bayi penting untuk melakukan imunisasi secara rutin agar terhindar dari bahaya kesehatan mendatang. Lantas, apa saja bahaya bagi bayi yang tidak melakukan imunisasi?

Baca Selengkapnya

3 Faktor Penyebab Sindrom Anak Sulung Perempuan

1 hari lalu

3 Faktor Penyebab Sindrom Anak Sulung Perempuan

Fenomena beban emosional yang dipikul oleh anak perempuan tertua alias anak sulung perempuan di banyak keluarga, sejak mereka masih kecil.

Baca Selengkapnya

Ketahui Sindrom Anak Sulung Perempuan, Beban Putri Tertua

1 hari lalu

Ketahui Sindrom Anak Sulung Perempuan, Beban Putri Tertua

Sindrom putri sulung adalah beban yang dirasakan oleh anak sulung perempuan untuk berperan sebagai orang tua ketiga bagi saudara-saudaranya.

Baca Selengkapnya

Saran Psikolog agar Anak Berkembang di Bidang Seni

2 hari lalu

Saran Psikolog agar Anak Berkembang di Bidang Seni

Orang tua perlu memberikan kesempatan kepada anak untuk bereksplorasi di berbagai bidang, baik seni maupun bidang lain.

Baca Selengkapnya

FSGI Soroti Tingginya Kasus Kekerasan di Satuan Pendidikan dalam Hardiknas 2024

2 hari lalu

FSGI Soroti Tingginya Kasus Kekerasan di Satuan Pendidikan dalam Hardiknas 2024

FSGI prihatin karena masih tingginya kasus-kasus kekerasan di satuan pendidikan dalam perayaan hardiknas 2024

Baca Selengkapnya