Mengenali Perbedaan Hepatitis A, B, C, D, dan E

Reporter

Tempo.co

Editor

Nurhadi

Kamis, 29 Juli 2021 17:28 WIB

Ilustrasi hepatitis. Shutterstock.com

TEMPO.CO, Jakarta - Penyakit hepatitis masih menjadi salah satu penyakit yang banyak dijumpai. Bahkan, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) masih menjadikan Indonesia masuk sebagai endemisitas yang sedang hingga tinggi. Untuk di Indonesia, jenis penyakit ini yang banyak dijumpai yaitu hepatitis B.

Sejatinya, penyakit hepatitis diklasifikasikan dari hepatitis A, B, C, D, dan E. berdasarkan Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan yang dirangkum dalam pusdatin.kemkes.go.id, hepatitis A dan E ditularkan karena fecal oral dan sangat berhubungan dengan perilaku hidup bersih dan sehat.

Sedangkan untuk hepatitis B, C, dan D ditularkan secara parental dan dapat menimbulkan gejala kronis seperti cirrhosis dan kanker hati. Tidak heran jika penyakit ini menjadi penyakit kronis di dunia dan sebanyak 1,5 juta penduduk di dunia meninggal setiap tahunnya karena penyakit tersebut.

Untuk perbedaan segala jenis hepatitis yaitu hepatitis A merupakan penyakit hepatitis ringan, bersifat akut, sembuh secara spontan dan sempurna tanpa gejala sisa dan tidak menyebabkan gejala kronik. Hepatitis A biasanya memiliki gejala seperti demam, sakit kepala, mual dan muntah, dan yang cukup parah yaitu pembengkakan hati.

Sedangkan untuk hepatitis B dibagi menjadi dua yaitu hepatitis B akut dan hepatitis B kronik. Hepatitis B akut memiliki gejala seperti rasa lesu, nafsu makan berkurang, demam ringan, nyeri abdomen sebelah kanan, dan air kencing bewarna teh. Sedangkan penularannya bisa terjadi karena persalinan, intra uterine, transfuse darah, jarum suntik, pisau cukur, hingga transplantasi organ.

Advertising
Advertising

Sedangkan untuk gejala hepatitis B kronik merupakan pengembangan dari hepatitis B akut. Hal ini biasanaya terjadi tanpa gejala. Untuk hepatitis B kronik, faktor usia juga mempengaruhi kronisnya penyakit. Jika tertular saat usia bayi maka 95 persen akan menjadi hepatitis B kronik, usia balita 20-30 persen, sedangkan usia dewasa hanya 5 persen.

Lalu hepatitis C terjadi karena sirosis dan kanker hati. Untuk tingkat kronisitasnya, 80 persen penderitanya akan mengalami gejala yang kronis. Penularan hepatisis C terjadi melalui jarum suntik, kecelakaan kerja (untuk tenaga kesehtan), hubungan seks juga menjadi salah satu faktornya, namun sangat kecil. Oleh karena itu, penting untuk menghindari resiko terjadinya hepatitis C karena hingga saat ini belum ditemukan vaksin untuk mengatasinya.

Masih dari Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan, untuk hepatitis D jarang ditemukan, namun sangat berbahaya. Hepatitis D sering juga disebut sebagai virus Delta. Untuk menanggulanginya tidak ada vaksin khusus, sebab penderitanya akan terlindungi jika sudah menerima vaksin hepatitis B. Hal ini dikarenakan hepatitis D perkembangbiakan dari vaksin hepatitis B.

Yang terakhir adalah hepatitis E yang ditandai dengan gejala flu hingga ikterus. Dahulu, penyakit ini dikenal dengan hepatitis non-A dan non-B. Untuk pencegahan bisa dilakukan dengan menjaga kebersihan lingkungan, serta makan dan minum. Penting untuk mengindahkan faktor tersebut karena, hepatitis E belum dijumpai vaksinnya.

GERIN RIO PRANATA

Baca juga: Pahami Pengobatan Hepatitis untuk Berbagai Jenis

Berita terkait

Penyebab dan Gejala Penyakit Hemofilia yang Perlu Diketahui

16 jam lalu

Penyebab dan Gejala Penyakit Hemofilia yang Perlu Diketahui

Hemofilia merupakan penyakit kelaianan pada fungsi pembekuan darah. Sebagian besar penyebabnya terjadi karena keturunan.

Baca Selengkapnya

Apa Saja Imunisasi yang Wajib Diberikan kepada Bayi Berusia 1-2 Bulan?

2 hari lalu

Apa Saja Imunisasi yang Wajib Diberikan kepada Bayi Berusia 1-2 Bulan?

Bayi wajib melakukan imunisasi untuk mencegah bahaya kesehatan, terutama ketika berusia 1-2 bulan. Lantas, apa saja jenis imunisasi yang wajib dilakukan bayi?

Baca Selengkapnya

Kelompok yang Rentan terhadap Cuaca Panas Berikut Dampaknya

3 hari lalu

Kelompok yang Rentan terhadap Cuaca Panas Berikut Dampaknya

Cuaca panas dapat berdampak lebih serius pada kesehatan orang-orang yang rentan, seperti lansia, ibu hamil, dan anak-anak karena dehidrasi.

Baca Selengkapnya

Kemenkes: Waspada Email Phishing Mengatasnamakan SATUSEHAT

4 hari lalu

Kemenkes: Waspada Email Phishing Mengatasnamakan SATUSEHAT

Tautan phishing itu berisi permintaan verifikasi data kesehatan pada SATUSEHAT.

Baca Selengkapnya

Olahraga dan Modifikasi Gaya Hidup, Investasi Kesehatan bagi Anak Muda

6 hari lalu

Olahraga dan Modifikasi Gaya Hidup, Investasi Kesehatan bagi Anak Muda

Olahraga bisa menjadi investasi kesehatan di masa datang dan penting bagi anak muda zaman sekarang mengubah gaya hidup sehat dengan rajin berolahraga.

Baca Selengkapnya

Netizen Serbu Akun Instagram Bea Cukai: Tukang Palak Berseragam

7 hari lalu

Netizen Serbu Akun Instagram Bea Cukai: Tukang Palak Berseragam

Direktorat Jenderal Bea dan Cuka (Bea Cukai) mendapat kritik dari masyarakat perihal sejumlah kasus viral.

Baca Selengkapnya

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

9 hari lalu

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

KPK masih terus menyelidiki kasus korupsi pada proyek pengadaan APD saat pandemi Covid-19 lalu yang merugikan negara sampai Rp 625 miliar.

Baca Selengkapnya

Sekilas Mirip, Pahami Beda Memar Biasa dan Hematoma yang Lebih Berbahaya

12 hari lalu

Sekilas Mirip, Pahami Beda Memar Biasa dan Hematoma yang Lebih Berbahaya

Bedakan memar biasa dengan hematoma, yang biasanya lebih serius karena melibatkan lebih banyak darah dan pulih lebih lama.

Baca Selengkapnya

Apakah Jantung Bocor Bisa Disembuhkan?

12 hari lalu

Apakah Jantung Bocor Bisa Disembuhkan?

Jantung bocor terjadi ketika salah satu dari empat katup di jantung Anda tidak menutup rapat.

Baca Selengkapnya

Bantu Warga Terdampak Gunung Ruang, Kementerian Kesehatan Salurkan 13 Ribu Masker

13 hari lalu

Bantu Warga Terdampak Gunung Ruang, Kementerian Kesehatan Salurkan 13 Ribu Masker

Kementerian Kesehatan membantu warga terdampak Gunung Ruang di Kabupaten Sitaro, Sulawesi Utara dengan penyediaan masker.

Baca Selengkapnya