Tips agar Bisnis Tak Cepat Mati
Reporter
Bisnis.com
Editor
Yayuk Widiyarti
Sabtu, 14 Agustus 2021 14:14 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Berbagai perubahan tak mengubah beberapa bisnis legendaris ini dan sukses bertahan dengan berpegang pada prinsip adaptasi. JNE dan Ayam Tulang Lunak Hayam Wuruk adalah contoh bisnis yang bertahan lama. Kedua bisnis legendaris tersebut telah berhasil memenangkan pasar selama lebih dari dua dekade berkat riset, adaptasi, dan inovasi. Sebenarnya, apa strategi yang dilakukan agar tetap bertahan?
Berikut bocoran yang disampaikan para pengusaha sukses tersebut. Head of Strategic Merchant Acquisition ShopeePay, Eka Nilam, mengungkapkan semangat UMKM lokal dan ruang diskusi yang dihadirkan diharapkan memberikan wawasan lebih bagi para pelaku UMKM yang sedang berjuang mengembangkan usaha hingga lintas generasi. Berikut sejumlah strategi bisnis yang dapat diterapkan oleh pelaku usaha agar mampu bertahan melintasi generasi.
Pahami konsumen lewat riset pasar
Untuk menawarkan produk atau jasa yang sesuai dengan kebutuhan dan keinginan pelanggan serta menghadirkan perjalanan pelanggan yang nyaman dan optimal, usaha harus melakukan riset pasar secara komprehensif dan melakukan penyesuaian berdasarkan hasil riset tersebut.
Manajer pengembangan bisnis Ayam Tulang Lunak Hayam Wuruk, Dimas Setyo Jatmiko, mengatakan jika bisnisnya melakukan riset pasar secara rutin guna menghadirkan varian menu baru dan memberikan kepuasan kepada seluruh pelanggan.
"Selain itu, kami juga menerima pembayaran melalui layanan digital seperti ShopeePay karena hasil riset kami menunjukkan pelanggan cenderung memilih metode pembayaran yang praktis dan aman, terutama pada masa pandemi," ungkapnya.
Dimas juga mengatakan pelanggan juga tertarik untuk menggunakan metode pembayaran digital karena beragam promo menarik yang ditawarkan. Dia juga melihat adanya peningkatan penjualan yang signifikan sejak mulai menerima pembayaran digital.
Inovasi sesuai kebutuhan pasar
Agar bisnis dapat bertahan seiring perubahan zaman, harus dipastikan produk dan layanan yang ditawarkan dapat menjawab permasalahan di hidup para pelanggan. Serangkaian permasalahan yang dicoba untuk dijawab oleh JNE adalah rumitnya pengiriman dan pendistribusian barang ke berbagai penjuru Indonesia.
Deputi wakil presiden BD, E-commerce, dan kemitraan JNE, Mayland Hendar Prasetyo, membeberkan jika sejak didirikan pada 1990 dan sesuai dengan semangat Connecting Happiness, yaitu mengantarkan kebahagiaan untuk memberikan manfaat yang seluas-luasnya kepada seluruh masyarakat Indonesia, JNE senantiasa mengoptimalkan penggunaan teknologi untuk meningkatkan efisiensi.
"Kini pelanggan dapat dengan mudah melacak paket yang dikirimkan melalui website dan aplikasi MyJNE dan melakukan pembayaran dengan praktis dan aman menggunakan layanan pembayaran digital seperti ShopeePay," ungkapnya.
Maksimalkan berbagai kanal pemasaran
Jika media konvensional terbukti menjadi kanal pemasaran yang memadai satu dekade lalu, sekarang bisnis harus memikirkan ulang strategi pemasaran berdasarkan kanal-kanal yang tersedia saat ini. Media sosial bisa menjadi kanal pemasaran yang kuat bagi bisnis jika didukung kehadiran di platform e-commerce dan pengadopsian layanan pembayaran digital.
Pakar pemasaran digital, pendiri, dan CEO Tribelio, Denny Santoso, mengungkapkan setelah tantangan mendefinisikan dan membangun identitas bisnis atau produk dan layanan telah dilewati, bisnis harus memaksimalkan upaya pemasaran menggunakan berbagai kanal pemasaran. Misalnya, media sosial yang cocok untuk segmen pasar yang disasar.
"Pelaku bisnis juga bisa menggali dan saling bertukar informasi melalui komunitas bisnis seperti Tribelio untuk memastikan mereka mengetahui tren terbaru yang bisa di manfaatkan untuk pemasaran,” sarannya.
Baca juga: Tips Laris Jualan Pulsa dan Kuota Internet