Edukasi tentang Covid-19 Masih Kurang, Perlu Digencarkan

Reporter

Antara

Selasa, 17 Agustus 2021 09:53 WIB

Ilustrasi ibu dan anak/Danone

TEMPO.CO, Jakarta - Sudah 1,5 tahun pandemi melanda Indonesia tapi edukasi tentang COVID-19 masih harus digencarkan untuk menurunkan laju penularan penyakit. Begitu menurut Abdul Rahman Ma'mun, Divisi Jaringan dan Kerjasama Forum Solidaritas Kemanusiaan (FSK).

"Banyak cara yang bisa dilakukan untuk menggaet masyarakat agar tak enggan mencegah penularan, seperti halnya patuh 3M atau 5M, memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak, menghindari kerumunan, dan mengurangi mobilitas, juga ikut vaksinasi yang kini juga jadi program pemerintah," kata Abdul.

Semua itu dilakukan untuk memutus rantai penularan COVID-19. "Jangan jengah dan abai jika kita ingin segera terbebas dari pandemi," tambahnya.

Edukasi dan literasi tentang COVID-19 harus sampai ke masyarakat di tingkat paling mikro. Ambil contoh di Jawa, edukasi literasi ini bisa menggunakan istilah setempat dengan lebih baik daripada ilmiah yang belum tentu dimengerti. Jadi, bahasanya sederhana, bisa pakai ungkapan daerah.

Namun, tantangan sudah pasti ada karena berkaitan dengan perubahan perilaku. Tak mudah mengajak orang untuk mengubah perilaku padahal kita masih hidup berdampingan dengan COVID-19.

Advertising
Advertising

"Jika mau melakukan perubahan perilaku maka pada akhirnya itu bisa menjadi ketahanan dalam diri sendiri. Itulah yang dibutuhkan," katanya.

Menurutnya, edukasi akan berjalan ketika diperkaya dengan melibatkan penggalang solidaritas. Para pejabat daerah misalnya, pada situasi sekarang harusnya lebih berempati dalam melihat situasi. Jika kesulitan, bisa memperluas jaringan untuk menyebarkan informasi yang benar dibantu para penggalang solidaritas untuk membentuk solidaritas di masyarakat. Penggalang solidaritas bisa dari influencer, tokoh masyarakat, atau tokoh berpengaruh lain.

"Jika ada orang-orang yang punya pengaruh besar ini dilibatkan akan lebih efektif. Mereka mudah menyatukan dan lebih empatik karena di setiap daerah perilakunya juga berbeda-beda," jelasnya.

Penggalang solidaritas bisa dimulai dari lingkup keluarga. "Kalau dapat link berita hoaks, sebaiknya bisa cek kebenarannya dengan cara meringkas poin-poin penting yang mengacu berdasarkan sains," ujarnya.

Baca juga: Banyak Orang Tak Peduli Protokol Kesehatan, Dokter Ingatkan Perlunya Edukasi

Berita terkait

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

3 menit lalu

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

Kemenkes mendapat beberapa laporan yang menunjukkan perubahan gejala pada penderita DBD pascapandemi COVID-19. Apa saja?

Baca Selengkapnya

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

5 jam lalu

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

Selain AstraZeneca, ini deretan vaksin Covid-19 yang pernah digunakan di Indonesia

Baca Selengkapnya

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

12 jam lalu

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

MUI sempat mengharamkan vaksin AstraZeneca. Namun dibolehkan jika situasi darurat.

Baca Selengkapnya

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

14 jam lalu

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

Sebanyak 453 juta dosis vaksin telah disuntikkan ke masyarakat Indonesia, dan 70 juta dosis di antaranya adalah vaksin AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Pasien Kanker Minim Pengetahuan Akibat Waktu Konsultasi Terbatas

23 jam lalu

Pasien Kanker Minim Pengetahuan Akibat Waktu Konsultasi Terbatas

Waktu konsultasi yang terbatas menyebabkan pasien kanker sering merasa bingung untuk memahami betul penyakitnya.

Baca Selengkapnya

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

1 hari lalu

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

Astrazeneca pertama kalinya mengakui efek samping vaksin Covid-19 yang diproduksi perusahaan. Apa saja fakta-fakta seputar kasus ini?

Baca Selengkapnya

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

6 hari lalu

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

KPK masih terus menyelidiki kasus korupsi pada proyek pengadaan APD saat pandemi Covid-19 lalu yang merugikan negara sampai Rp 625 miliar.

Baca Selengkapnya

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

7 hari lalu

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

Langkah ini untuk menghindari kebingungan penularan wabah yang terjadi di awal pandemi COVID-19, yang menyebabkan korban jiwa yang cukup signifikan.

Baca Selengkapnya

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

8 hari lalu

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

Perum Peruri mencatat lonjakan permintaan pembuatan paspor dalam negeri hingga tiga kali lipat usai pandemi Covid-19.

Baca Selengkapnya

Peneliti BRIN di Spanyol Temukan Antibodi Pencegah Virus SARS-CoV-2

11 hari lalu

Peneliti BRIN di Spanyol Temukan Antibodi Pencegah Virus SARS-CoV-2

Fungsi utama antibodi itu untuk mencegah infeksi virus SARS-CoV-2 yang menyebabkan pandemi Covid-19 pada 2020.

Baca Selengkapnya