Marah Jangan Dipendam, Kendalikan dan Salurkan dengan Cara yang Tepat

Reporter

Tempo.co

Editor

Rini Kustiani

Kamis, 26 Agustus 2021 04:36 WIB

Ilustrasi wanita. Freepik.com/Tirachardz

TEMPO.CO, Jakarta - Setiap orang punya cara berbeda dalam menunjukkan marah. Ada yang meledak-ledak, ada yang diam, dan ada pula yang dapat menyampaikan amarah dengan elegan.

Jika ada yang bilang menahan amarah, itu keliru. Yang tepat adalah mengendalikan dan menyalurkannya dengan tepat. Mengutip laman Healthline, jika seseorang menekan rasa marah, maka sadar atau tidak bisa mengakibatkan masalah kesehatan mental dan fisik.

Seperti ada sesuatu yang meledak-ledak di dalam diri namun tidak tertunaikan. Kondisi ini dapat memicu kecemasan, depresi, masalah tidur, ketegangan dan nyeri pada otot. Jadi, penting untuk mengekspresikan kemarahan dengan cara yang proporsional dengan tahapan berikut.

  • Mengidentifikasi diri
    Kenali dulu karakter diri ketika marah. Apakah kamu tipe orang yang langsung mengumbar amarah, berusaha tenang dulu, atau bisa langsung menguasai diri. Setiap karakter ini punya langkah yang berbeda dalam mengekspresikan marah dan meredakannya.

  • Apa penyebabnya
    Ketika marah, pahami dulu apa yang membuatmu begitu ingin meluapkannya. Kenali apakah kamu merasa kecewa, bingung, atau hanya ingin melampiaskan semua itu kepada sesuatu atau seseorang. Luangkan waktu untuk menjawab pertanyaan ini: apa yang kamu rasakan? apa penyebabnya? apakah penjelasan yang kamu dapatkan bisa diterima?

  • Ekspresikan
    Tahap berikutnya adalah mengekspresikan amarah. Setelah kamu menyadari kalau kamu kecewa, atau marah, atau mungkin juga bingung, kamu bisa memilih beberapa cara untuk melampiaskannya. Pertanyannya, bagaimana menghadapi semua ini?

    Ilustrasi bertengkar.

    Tentu kamu harus menyadari situasi di sekelilingmu. Kamu tidak ingin terlihat kekanak-kanakan dengan mengumbar kemarahan dengan berteriak di depan orang banyak lalu memicu pertengkaran. Tidak juga merusak segala benda yang ada di sekitarmu. Ketika berada di ruang publik, misalkan kantor, maka kamu bisa diam dulu untuk mencerna situasinya. Intinya, hindari reaksi ekstrem yang akan merugikan diri.

    Jika tak mampu menguasai situasi, menyingkirlah dari keramaian dan bicara dengan diri sendiri. Saat kamu sendiri, lakukan apa yang dapat melegakanmu. Ada orang yang berteriak dengan ditutup bantal, meninju bantal, menangis, atau mungkin menulis.

  • Curhat
    Berbagi isi hati dan pikiran kepada orang lain memang bisa meredakan amarah. Namun kamu hari berhati-hati dan memilih orang yang tepat. Mungkin kamu tak perlu solusi. Kamu hanya ingin didengar. Yang penting, jangan sampai curhatmu kepada dia menjadi bumerang bagimu.

  • Meditasi
    Berlatih meditasi dapat menjadi salah satu metode untuk mengatasi amarah atau perasaan ekstrtem lainnya. Meditasi membantu meningkatkan kesadaran sesorang mengenai semua perasaan dan pengalamannya.

    Meditasi seolah mengajak kita berhadapan dengan diri sendiri, termasuk rasa marah tadi, kemudian bicara satu sama lain. Tidak ada penghakiman, tidak memaksa amarah segera sirna, hanya menerima kondisi satu sama lain. Belajar mengelola emosi bisa membuat tubuh lebih rileks dan tidur nyenyak.

NATHASYA ESTRELLA

Baca juga:
Jangan Susah Memberi Maaf, Anda akan Rasakan Manfaatnya

Advertising
Advertising

Berita terkait

Awas, Marah Sebentar Saja Tingkatkan Risiko Serangan Jantung

15 jam lalu

Awas, Marah Sebentar Saja Tingkatkan Risiko Serangan Jantung

Peneliti menyebut amarah buruk buat fungsi pembuluh darah, mengganggu fungsi arteri, yang selanjutnya terkait risiko serangan jantung.

Baca Selengkapnya

Perkokoh Kesehatan Mental dengan 4 Tips Berikut

1 hari lalu

Perkokoh Kesehatan Mental dengan 4 Tips Berikut

Psikolog menyarankan empat praktik untuk menjaga kesehatan mental dan meningkatkan kekuatan mental, baik di tempat kerja maupun di rumah.

Baca Selengkapnya

Perlunya Ibu Jaga Kesehatan Mental saat Mengasuh Anak, Simak Saran Psikolog

2 hari lalu

Perlunya Ibu Jaga Kesehatan Mental saat Mengasuh Anak, Simak Saran Psikolog

Para ibu perlu menjaga kesehatan mental agar tetap nyaman ketika beraktivitas dan tenang ketika mengasuh anak.

Baca Selengkapnya

Psikiater: Jangan Ukur Kebahagiaan Berdasar Standar Orang Lain

4 hari lalu

Psikiater: Jangan Ukur Kebahagiaan Berdasar Standar Orang Lain

Faktor penghambat kebahagiaan kerap berasal dari tekanan dalam diri untuk mencapai sesuatu dari standar mengukur kebahagiaan orang lain.

Baca Selengkapnya

Jeda 3-7 Hari dari Media Sosial Bisa Meningkatkan Kesehatan Mental? Begini Penjelasannya

11 hari lalu

Jeda 3-7 Hari dari Media Sosial Bisa Meningkatkan Kesehatan Mental? Begini Penjelasannya

Sebuah studi penelitian 2022 terhadap anak perempuan 10-19 tahun menunjukkan bahwa istirahat di media sosial selama 3 hari secara signifikan berfaedah

Baca Selengkapnya

Pemalu Hingga Takut Bentuk Kecemasan Sosial pada Anak, Ini Cara Atasinya

11 hari lalu

Pemalu Hingga Takut Bentuk Kecemasan Sosial pada Anak, Ini Cara Atasinya

Kecemasan sosial pada anak bukan hanya sekadar berdampak menjadi pemalu, namun dapat menyebabkan anak merasa takut dan menghindari situasi sosial

Baca Selengkapnya

Tanda Ibu Hamil Alami Gangguan Mental

11 hari lalu

Tanda Ibu Hamil Alami Gangguan Mental

Gangguan mental pada ibu hamil perlu dikenali karena membuat perasaan tidak nyaman dan ada gangguan pada aktivitas sehari-hari.

Baca Selengkapnya

Faktor yang Tentukan Kondisi Kesehatan Mental Seseorang

16 hari lalu

Faktor yang Tentukan Kondisi Kesehatan Mental Seseorang

Psikolog mengatakan kondisi kesehatan mental seseorang ditentukan oleh berbagai faktor. Apa saja?

Baca Selengkapnya

Definisi Kesehatan Mental Menurut Psikolog, Perlu Dimiliki Setiap Orang

16 hari lalu

Definisi Kesehatan Mental Menurut Psikolog, Perlu Dimiliki Setiap Orang

Kesehatan mental lebih dari sekadar gangguan atau kecacatan mental yang diderita seseorang. Psikolog beri penjelasan.

Baca Selengkapnya

Karyawan Alami Burnout, Ini yang Perlu Dilakukan Atasan

18 hari lalu

Karyawan Alami Burnout, Ini yang Perlu Dilakukan Atasan

Jika karyawan mengalami burnout, bukan hanya ia sendiri yang harus mencari solusi mengatasinya. Atasan juga perlu memperhatikan hal ini.

Baca Selengkapnya