Mengenal Varian Baru Virus Corona yang Muncul Di Afrika Selatan
Selasa, 31 Agustus 2021 20:10 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Ilmuwan di Afrika Selatan telah mendeteksi adanya varian baru virus corona sejak Mei lalu. Menurut laporan dari National Institute for Communicable Diseases (NICD), mereka belum dapat memastikan seberapa besar virus baru ini berpotensi untuk menular. Dapat tidaknya virus ini mengatasi kekebalan dari vaksin atau infeksi Covid-19 yang pernah terjadi juga belum dipastikan.
Varian baru virus corona yang dinamakan C.1.2 ini "hadir pada tingkatan yang sangat rendah" sehingga terlalu dini untuk memprediksi bagaimana varian ini dapat berkembang. Menurut laman Reuters, penelitian laboratorium masih dilakukan untuk memastikan bagaimana varian baru dapat dinetralisir oleh antibodi.
Kebanyakan kasus Covid-19 di Afrika Selatan disebabkan oleh varian Delta. Pada Juli lalu, terdapat sebanyak 3 persen sampel C.1.2 yang ditemukan, sementara varian Delta ditemukan sebanyak 89 persen. Namun, dikutip dari laman Al Jazeera, C.1.2 mencuri perhatian para peneliti karena mutasinya dua kali lebih cepat dibandingkan varian global lainnya.
Sejauh ini C.1.2 telah terdeteksi di sembilan provinsi di Afrika Selatan. Selain itu, varian ini juga ditemukan di Tiongkok, Mauritius, Selandia Baru, dan Britania Raya. Spesialis penyakit menular dan salah satu peneliti C.1.2, Richard Lessells, menegaskan virus masih mencari cara untuk tetap dapat menginfeksi tubuh manusia.
Lessells berasumsi C.1.2 mungkin lebih tahan terhadap imunitas ketimbang varian Delta dinilai dari pola mutasinya. Hipotesis ini telah dilaporkan ke World Health Organization.
"Lessells menghimbau masyarakat agar tidak terlalu panik," tulis Alexander Winning dikutip Tempo dari laman Reuters, Selasa, 31 Agustus 2021. Varian dengan mutasi yang lebih banyak memang diekspektasikan untuk muncul selama pandemi masih berlangsung. Hal serupa juga disampaikan oleh Al Jazeera yang menulis varian baru virus corona ini tidak banyak ditemukan seperti Delta dan Beta.
DINA OKTAFERIA
Baca juga: Covid-19 Varian C.1.2 Terdeteksi di Afrika Selatan, Lebih Menular?