Mengenal Broken Home, Dampak Buruk Bagi Perkembangan Anak

Reporter

Tempo.co

Sabtu, 11 September 2021 17:15 WIB

Thehealthage.com

TEMPO.CO, Jakarta - Broken home merupakan istilah yang cukup sering ditemui di media sosial akhir-akhir ini. Dalam penggunaannya, broken home biasanya merujuk pada masalah internal keluarga yang berdampak pada anak. Lantas, apa sebenarnya broken home itu?

Beberapa definisi broken home yang ditemui dari beberapa sumber merujuk pada peristiwa yang lebih spesifik daripada penggunaan istilah tersebut di Internet. Misalnya, dilansir dari merriam-webster.com, istilah broken home berarti kondisi ketika orang tua dalam sebuah keluarga telah bercerai. Definisi dari merriam-webster tersebut tidak menjelaskan secara lebih spesifik mengenai kondisi anak atau absennya peran orang tua.

Sementara itu, dalam definisi dictionary.com, peran orang tua lebih dimasukkan dalam definisi broken home. Merujuk dictionary.com, broken home berarti absennya peran salah satu atau dua orang tua dalam keluarga karena berbagai sebab. Perceraian bukan satu-satunya penyebab broken home. Menurut dictionary.com, broken home juga bisa terjadi karena orang tua yang terlibat konflik atau pertengkaran.

Apakah itu Broken Home?

Terlepas dari berbagai perbedaan definisi, broken home memiliki efek yang cukup serius pada anak. Berikut adalah beberapa dampak broken home pada anak:

  1. Ketidakstabilan Emosional
    Perceraian atau konflik orang tua yang disaksikan oleh anak, terutama ketika masih sangat muda, dapat menyebabkan ketidakstabilan emosional pada anak. Dilansir dari thenews.com, sebuah riset menemukan bahwa anak yang hidup dalam keluarga broken home cenderung memendam emosi mereka.

    Akibatnya, emosi anak pun sering meledak pada situasi yang tidak diinginkan. Selain itu, perkembangan psikologis dan emosional anak pun juga menjadi tidak normal karena emosi yang terus-menerus dipendam.

  2. Menurunnya Performa Akademik Anak
    Ketidakstabilan emosi yang ditimbulkan oleh perceraian atau konflik orang tua sebenarnya sudah membuat performa akademik anak mengalami penurunan. Namun, sebagaimana dilansir dari jstor.org, berbagai efek jangka panjang dari broken home, seperti ketidakstabilan kondisi ekonomi dan sosial keluarga, membuat performa akademik anak menjadi semakin merosot.

    Aktivitas belajar anak, baik di sekolah maupun di rumah, menjadi terganggu dari berbagai sisi sekaligus.

  3. Perilaku Agresif dan Interaksi Sosial yang Tidak Wajar
    Keluarga broken home membawa tekanan tersendiri bagi anak. Akibatnya, sebagaimana dilansir dari thenews.com, anak bisa jadi melampiaskan berbagai tekanan emosional yang ia alami ke lingkungan sosialnya. Wujud konkret dari kondisi tersebut adalah keterlibatan anak dalam aksi bullying dan beberapa tindakan agresif lain.
Advertising
Advertising

NAOMY A. NUGRAHENI

Baca: Perlukah Anak Tahu Alasan Orang Tua Bercerai? Simak Kata Ahli

Berita terkait

Upaya Wali Kota Zul Elfian Wujudkan Solok Kota Bersih dan Hijau

16 jam lalu

Upaya Wali Kota Zul Elfian Wujudkan Solok Kota Bersih dan Hijau

Solok berhasil kurangi sampah 10 persen

Baca Selengkapnya

Jadi Duta WWF Ke-10, Berikut Cara Cinta Laura Tingkatkan Partisipasi Masyarakat dalam Konservasi Air

1 hari lalu

Jadi Duta WWF Ke-10, Berikut Cara Cinta Laura Tingkatkan Partisipasi Masyarakat dalam Konservasi Air

Cinta Laura menjelaskan strategi untuk meningkatkan partisipasi masyarakat dalam upaya konservasi dan manajemen sumber daya air yang berkelanjutan.

Baca Selengkapnya

Upaya Pengelolaan dan Pengurangan Sampah di Daerah

2 hari lalu

Upaya Pengelolaan dan Pengurangan Sampah di Daerah

Masalah sampah bisa menjadi bencana jika penanganannya tidak komprehensif dan berkelanjutan.

Baca Selengkapnya

Kecewa karena Calon yang Didukung Kalah, Simak Saran Psikolog

3 hari lalu

Kecewa karena Calon yang Didukung Kalah, Simak Saran Psikolog

Psikolog mengatakan wajar bila orang kecewa karena harapan tidak menjadi kenyataan tetapi rasa kecewa itu mesti dikelola agar tak sampai memicu stres.

Baca Selengkapnya

Dokter Anak Sebut Penggunaan Gawai Terlalu Lama Bisa Picu Anak Tantrum

4 hari lalu

Dokter Anak Sebut Penggunaan Gawai Terlalu Lama Bisa Picu Anak Tantrum

Perhatian buat orang tua, bermain gawai dalam waktu lama dapat memicu perilaku negatif seperti tantrum pada anak.

Baca Selengkapnya

Pakar Lingkungan Anjurkan Penerapan Konsep Green Idul Fitri, Apa Maksudnya?

20 hari lalu

Pakar Lingkungan Anjurkan Penerapan Konsep Green Idul Fitri, Apa Maksudnya?

Pakar lingkungan Dr Latifah Mirzatika mengajak masyarakat untuk melaksanakan konsep Green Idul Fitri.

Baca Selengkapnya

Indonesia Urutan Kedua, Inilah Daftar 10 Negara Paling Berisiko Bencana di Dunia Versi World Risk Report (WRR) 2023, I

21 hari lalu

Indonesia Urutan Kedua, Inilah Daftar 10 Negara Paling Berisiko Bencana di Dunia Versi World Risk Report (WRR) 2023, I

Indonesia berada di urutan kedua dengan indeks risiko bencana sebesar 43,5 World Risk Report (WRR) 2023.

Baca Selengkapnya

Guru Besar ITS Gagas Teknologi Bioremediasi dan Fitoremediasi untuk Pemulihan Lingkungan

26 hari lalu

Guru Besar ITS Gagas Teknologi Bioremediasi dan Fitoremediasi untuk Pemulihan Lingkungan

Teknologi pemulihan lingkungan biologis membutuhkan biaya yang lebih rendah.

Baca Selengkapnya

Efek Emosional Menyaksikan Gerhana, Kagum sampai Cemas

30 hari lalu

Efek Emosional Menyaksikan Gerhana, Kagum sampai Cemas

Menyaksikan gerhana dapat membangkitkan berbagai emosi dan memiliki efek psikologis yang signifikan pada masing-masing orang.

Baca Selengkapnya

SMA Labschool Cibubur Selenggarakan Pentas Seni Cravier 2024 Usung Tema Peduli Lingkungan

35 hari lalu

SMA Labschool Cibubur Selenggarakan Pentas Seni Cravier 2024 Usung Tema Peduli Lingkungan

Acara tahunan SMA Labschool Cibubur akan mengusung tema lingkungan dalam kacamata anak muda di Cravier 2024.

Baca Selengkapnya