Macam Pengobatan Stres Pascatrauma
Reporter
Bisnis.com
Editor
Yayuk Widiyarti
Selasa, 21 September 2021 09:35 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Gangguan stres pascatrauma atau post traumatic stress disorder (PTSD) merupakan salah satu gangguan mental akibat menyaksikan peristiwa yang tidak menyenangkan. Melansir dari psychologytoday.com, studi menyatakan ada lima bentuk pengobatan untuk pasien PTSD.
Untuk lebih jelasnya, berikut macam dan definisi setiap pengobatan yang disimpulkan oleh para peneliti.
Terapi paparan (exposure therapy)
Perawatan ini didasari pada asumsi gangguan stres pascatrauma pada dasarnya dipertahankan dengan menghindari pikiran, perasaan, dan ingatan yang terkait dengan trauma. Selama perawatan ini, gejalanya harus dikurangi dengan langsung menangani (menghadapi) kenangan akan pengalaman traumatis. Efektivitas pengobatan ini telah terbukti pada studi ilmiah. Secara garis besar, pengobatan tersebut efektif dan terbukti memiliki efek positif yang mampu bertahan lama. Dengan pengobatan ini, pasien mampu menghadapi kenangan yang traumatis.
Desensitisasi gerakan mata (EMDR)
Perawatan ini dinamai gerakan mata kanan-kiri, seperti gerakan bolak-balik dan dapat memiliki efek menenangkan dan mengintegrasikan. Efek ini juga dapat dicapai dengan sentuhan bergantian (kanan-kiri), misalnya tangan, atau mendengarkan musik bilateral (dengan suara bergantian antara telinga kanan dan kiri). Contohnya, terapis akan meminta pasien untuk mengikuti gerakan jarinya dengan mata sambil memikirkan kenangan trauma terburuk.
Sinyal berhenti disepakati, yang dengannya latihan dapat dihentikan kapan saja. Dalam sesi EMDR yang khas, terapis awalnya meminta pasien untuk memikirkan momen terburuk yang diingat, penyebab stres yang pasien alami. Setelah perhatian diarahkan pada perasaan dan sensasi tubuh, ruang diciptakan untuk gambaran batin, pikiran, perasaan, dan sensasi tubuh baru yang mungkin muncul secara spontan. Dengan demikian, setiap sesi diakhiri dengan pendalaman pemikiran yang positif, misalnya, "Hari ini, saya bisa membela diri". Perawatan ini tidak perlu berurusan dengan semua detail dari pengalaman traumatis.
Terapi perilaku kognitif (CBT)
Pengobatan ini akan menganalisis, yang dibantu terapis, tentang apa yang membuat stres terkait trauma. Orang-orang yang mengalami trauma seringkali mengalami distorsi pandangan menyedihkan seperti menyalahkan diri sendiri, misalnya, "Saya yang harus disalahkan atas pemerkosaan/penyerangan", "Saya tidak aman", dan "Hidup saya hancur selamanya".
Pikiran-pikiran ini mengarah pada perasaan bersalah, malu, ketakutan, dan lainnya. Karena pengobatan ini juga akan belajar mengenal dan menantang keyakinan untuk menemukan keyakinan yang lebih seimbang dan lebih tepat lagi. Prosedur ini biasanya mengarah pada pengurangan perasaan stres dan gejala gangguan stres pascatrauma.
Stabilisasi
Seringkali perawatan ini tidak secara langsung menangani pengalaman traumatis tetapi lebih bertujuan untuk menstabilkan keadaan psikologis pasien agar beban yang dirasa bisa dipikul. Dengan pengobatan jenis ini, terapi stabilisasi melibatkan stres dengan jumlah kecil karena tidak ada konfrontasi langsung dengan pengalaman traumatis. Hal ini dapat membuat lebih mudah untuk terlibat dalam perawatan.
Terapi psikodinamik
Tipe ini berfokus untuk mengidentifikasi dan mengobati efek trauma tidak sadar yang dialami pasien. Pengobatan terapi psikodinamik tersebar luas dan tidak memerlukan fokus rinci pada ingatan traumatis.
Baca juga: Tetap Tenang kala Stres dengan Kiat Berikut