Duet Milenial di Balik GPS Tracker

Reporter

Tempo.co

Editor

Mitra Tarigan

Kamis, 30 September 2021 22:08 WIB

Duo Milenial Pendiri GPS Tracker Fox Logger Alamsyah Cheung dan Darren Suciono/GPS Tracker Fox Logger

TEMPO.CO, Jakarta - Bicara keberadaan GPS tracker di Indonesia, tak akan bisa dilepaskan dari GPS Fox Logger. Peranti GPS berbasis IoT (internet of things) ini mengalami kenaikan penjualan di masa pandemi ini. Pada semester I/2021, unit yang terjual GPS Fox Logger melonjak 79,4 persen (mendekati 50 ribu unit), dibandingkan Januari-Juni 2020 yang terjua 25.530 unit).

Berkembang pesatnya Fox Logger dalam pasar GPS Indonesia tak bisa dilepaskan dari dua sosok pendirinya, Alamsyah Cheung dan Darren Suciono. Dua milenial ini bahu-membahu membangun produk ini dari titik nol hingga berkibar sebesar sekarang.

Sebelum menjadi entrepreneur, Alamsyah yang lahir pada 1987, adalah seorang salesman keliling sebuah produk GPS untuk kendaraan roda empat. Sambil kuliah di London School of Public Relations (LSPR) Jakarta, anak muda energik ini menjajakan produk GPS di pasar-pasar otomotif, terutama di seputaran pasar mobil Kemayoran dan ITC Fatmawati, Jakarta. “Saya tinggal pasarkan barang punya bos, nanti dapat cuan dari selisih harga jual,” katanya dalam keterangan pers yang diterima Tempo.co pada 27 September 2021.

Setelah beberapa tahun menjadi salesman, Alamsyah akhirnya terdorong untuk memberanikan diri menjadi entrepreneur. Dia ingin membiayai sendiri bisnisnya. Apalagi dia mencium peluang besar untuk memasarkan produk miliknya sendiri, alih-alih memasarkan produk milik orang lain. Saat itu dia melihat kian besarnya populasi kendaraan bermotor di Indonesia ternyata belum berjalan seiring dengan aspek keamanannya, terutama dalam menghindari aksi pencurian.

Meyakini besarnya potensi bisnis, akhirnya Alamsyah menggandeng Darren – seorang alumnus President University yang ahli online marketing – untuk bersama-sama meluncurkan produk GPS tracker kendaraan dengan menawarkan banyak manfaat: tidak hanya aspek keamanan tapi juga efisiensi dan produktivitas. “Sebab, data real time yang disajikan GPS tracker akan memberikan informasi posisi kendaraan secara presisi, yang tentunya bisa membantu melacak kendaraan seandainya terjadi pencurian. Selain itu, GPS tracker juga membantu produktivitas serta efisiensi kendaraan karena lewat tracking yang terpampang jelas, rute kendaraan bisa diatur,” ujar Alamsyah, CEO Fox Logger Indonesia.

Advertising
Advertising

Tahun 2015, mereka mengibarkan Fox Logger Indonesia, sementara produknya diberi merek Fox Logger GPS Technology. Sejak awal diluncurkan, produk GPS tracker milik kedua anak muda ini bisa dikatakan menjadi produk anak bangsa. Bersama dengan Darren beserta para teknisi lokal, Alamsyah menghadirkan produk yang software-nya digarap sendiri, tidak membeli atau menyewa dari provider luar negeri. “Ini murni produk anak bangsa,” ujar Darren penuh kebanggaan.

Menyadari kepercayaan pelanggan sangat penting, sejak awal Alamsyah dan Darren membangun sistem 24 jam untuk berkomunikasi dan merespons keluhan pelanggan. Mereka menyiapkan tenaga customer service yang andal untuk menanggapi setiap keluhan atau pertanyaan yang masuk. “Kami percaya, bisnis itu seringkali tumbuh dari word of mouth yang baik. Kalau pelanggan puas, mereka akan merekomendasikannya ke pihak lain,” kata Alamsyah.

Meski awalnya tertatih-tatih, Fox Logger GPS Technology akhirnya berhasil meraih banyak kepercayaan. Tidak sedikit yang datang menjadi klien lantaran rekomendasi pihak pengguna sebelumnya. “Kebahagiaan kami itu bertambah kalau yang datang bilang bahwa mereka dapat rekomendasi dari pihak lain,” kata Darren dengan mata berbinar.

Alamsyah mengatakan bertambahnya klien mengindikasikan bahwa produknya bisa memberikan manfaat dan keuntungan bagi para pengguna. "Sejak awal, kami memang berprinsip: make customer happy first, then profit will come to you. Tanda-tanda keberhasilan yang besar adalah saat konsumen kita dengan senang hati merekomendasikan produk kita kepada teman-teman mereka,” katanya.

Kebanyakan yang menjadi klien adalah perusahaan, juga pemerintah daerah. Fox Logger GPS Technology terutama digunakan oleh perusahaan transportasi dan logistik demi melacak serta mengatur rute kendaraan mereka. Adapun kalangan pemerintah daerah memanfaatkan tracker ini untuk membantu terciptanya smart city dan armada pelayanan sosial yang mumpuni. Salah satu penggunanya adalah Pemprov DKI yang memanfaatkan Fox Logger GPS Technology untuk truk sampah dan bus sekolah. Alamsyah dan Darren juga makin dipercaya para leasing company yang membutuhkan alat untuk perlindungan keamanan atau melacak keberadaan kendaraan jika terjadi pencurian. “Kami bangga produk anak bangsa ini menjadi kepercayaan perusahaan dan pemerintahan,” kata Alamsyah.

Setelah beberapa tahun berjalan, dengan basis teknologi IoT, duet Alamsyah dan Darren tidak berhenti pada GPS tracker. Sebagai startup, Fox Logger Indonesia mereka upayakan menjadi perusahaan yang lincah berinovasi. Di antaranya mereka memasarkan GPS tracker untuk jemaah umroh/haji, narapidana, termasuk juga untuk penderita Covid-19 yang tengah melakukan isolasi mandiri. Ini bisa dilakukan karena kemampuan tracking secara real time memang memungkinkan memberikan informasi tentang posisi yang tepat, bukan saja kendaraan tapi juga manusia sehingga bisa diketahui keberadaannya secara tepat.

Sebagai anak-anak muda yang telah berhasil mengibarkan bisnis dari titik nol, baik Alamsyah maupun Darren punya lima tips utama buat anak-anak muda lain yang ingin menjadi entrepreneur. Pertama, fokus pada bisnis yang digeluti dengan target pasar yang jelas. Kedua, memiliki team work yang kuat. Ketiga, jangan mudah puas. Keempat, rajin meluaskan jejaring. Kelima, jangan menampik rezeki hanya karena menganggap kecil. “Kami sering kali mendapat keuntungan besar yang bermula dari pintu masuk keuntungan yang kecil, alias rekomendasi,” ujar Alamsyah sambil tersenyum lebar.

Kini, setelah 6 tahun berjalan, baik Alamsyah dan Darren tak mau cerita Fox Logger berjalan stagnan. Mereka mengaku memiliki cita-cita besar. Dalam kurun 3-4 tahun ke depan, mereka ingin Fox Logger Indonesia bisa menjadi pemain terbesar di Asia Tenggara dan IPO di Bursa Efek Indonesia dengan valuasi Rp 1 triliun. Mereka ingin mengikuti jejak sejumlah perusahaan teknologi nasional seperti Bukalapak, Zyrex, Anabatic, Telefast Indonesia, dan perusahaan aggregator voucher diskon, PT Trimegah Karya Pratama Tbk, yang lebih dikenal dengan Ultra Voucher, yang belum lama IPO. “Kami mengarah ke sana. Semoga. Doakan saja,” kata Darren penuh optimisme.

Untuk menuju ke arah itu, keduanya kini terus berbenah dan meningkatkan skil SDM, juga memantapkan infrastruktur perusahaan. Salah satunya yang tengah disiapkan adalah membangun Fox Logger Tower di bilangan Cideng, Jakarta. Kelak, dari sinilah mereka akan mengoperasionalkan perusahaan, mulai dari memasarkan sampai memonitor segala hal yang terkait produk dan pelanggan.

Melihat ke belakang di tahun 2015, mereka mengaku tak menyangka Fox Logger bisa secepat ini. “Ini juga membuat kami harus makin waspada karena persaingan akan semakin keras,” Alamsyah.

Baca: Superspring Incar Kenaikan Penjualan GPS Tracker 350 Persen

Berita terkait

Terkini: Penjelasan Wamendag Aturan Impor Tiga Kali Direvisi, Derita Warga Sekitar Smelter Nikel PT KFI

1 hari lalu

Terkini: Penjelasan Wamendag Aturan Impor Tiga Kali Direvisi, Derita Warga Sekitar Smelter Nikel PT KFI

Pemerintah telah merevisi kebijakan impor menjadi Peraturan Menteri Perdagangan atau Permendag Nomor 8 Tahun 2024. Wamendag sebut alasannya.

Baca Selengkapnya

Wamenkeu: Tingkat Pengangguran 2024 Turun, Lebih Rendah dari Sebelum Pandemi

5 hari lalu

Wamenkeu: Tingkat Pengangguran 2024 Turun, Lebih Rendah dari Sebelum Pandemi

Wamenkeu Suahasil Nazara mengungkapkan, tingkat pengangguran 2024 telah turun lebih rendah ke level sebelum pandemi Covid-19.

Baca Selengkapnya

Vaksin AstraZeneca Tidak Diedarkan Lagi di Dunia, Begini Dampaknya untuk Indonesia

10 hari lalu

Vaksin AstraZeneca Tidak Diedarkan Lagi di Dunia, Begini Dampaknya untuk Indonesia

Epidemiolog menilai penarikan stok vaksin AstraZeneca dari pasar global tak berpengaruh terhadap penanganan Covid-19 saat ini.

Baca Selengkapnya

Alasan Perusahaan Tutup Pabrik Sepatu Bata di Purwakarta

10 hari lalu

Alasan Perusahaan Tutup Pabrik Sepatu Bata di Purwakarta

Tutupnya pabrik sepatu Bata di Purwakarta untuk menjaga kelangsungan bisnis jangka panjang usai merugi selama pandemi

Baca Selengkapnya

Senjata AS Digunakan dalam Serangan Israel ke Lebanon, Diduga Langgar Hukum Internasional

12 hari lalu

Senjata AS Digunakan dalam Serangan Israel ke Lebanon, Diduga Langgar Hukum Internasional

Sejak 7 Oktober, 16 pekerja medis tewas akibat serangan udara Israel di Lebanon, dan 380 orang lainnya tewas termasuk 72 warga sipil.

Baca Selengkapnya

Pabrik Sepatu Bata Tutup, Aprisindo: Pengetatan Impor Mempersulit Industri Alas Kaki

14 hari lalu

Pabrik Sepatu Bata Tutup, Aprisindo: Pengetatan Impor Mempersulit Industri Alas Kaki

Asosiasi Persepatuan Indonesia menanggapi tutupnya pabrik sepatu Bata. Pengetatan impor mempersulit industri memperoleh bahan baku.

Baca Selengkapnya

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca-Pandemi COVID-19

23 hari lalu

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca-Pandemi COVID-19

Langkah ini untuk menghindari kebingungan penularan wabah yang terjadi di awal pandemi COVID-19, yang menyebabkan korban jiwa yang cukup signifikan.

Baca Selengkapnya

Pasca-Pandemi, Gaya Belanja Offline Tetap Digemari Masyarakat

26 hari lalu

Pasca-Pandemi, Gaya Belanja Offline Tetap Digemari Masyarakat

Riset menyatakan bahwa preferensi konsumen belanja offline setelah masa pandemi mengalami kenaikan hingga lebih dari 2 kali lipat.

Baca Selengkapnya

Cara Mengecek Jalur One Way saat Mudik Lebaran 2024 dengan Google Maps

43 hari lalu

Cara Mengecek Jalur One Way saat Mudik Lebaran 2024 dengan Google Maps

Google maps dapat mendeteksi jalan one way saat mudik Lebaran 2024.

Baca Selengkapnya

Restrukturisasi Kredit Covid-19 Resmi Berakhir, BRI Optimistis Tak Berdampak Signifikan pada Kinerja

47 hari lalu

Restrukturisasi Kredit Covid-19 Resmi Berakhir, BRI Optimistis Tak Berdampak Signifikan pada Kinerja

BRI tetap optimistis atas keputusan OJK untuk menghentikan stimulus restrukturisasi kredit terdampak Covid-19.

Baca Selengkapnya