Ini Risiko Terlalu Banyak Konsumsi Putih Telur Mentah

Reporter

Tempo.co

Editor

Nurhadi

Kamis, 28 Oktober 2021 19:30 WIB

Ilustrasi putih dan kuning telur. pixabay.com/Baljeet Singh

TEMPO.CO, Jakarta – Telur merupakan bahan makanan yang dikenal karena manfaat kesehatannya. Salah satu bagian yang dikenal menyehatkan adalah bagian putih telur. Namun, bagi sebagian orang, konsumsi putih telur menimbulkan gangguan kesehatan. Berikut risiko yang mungkin terjadi akibat mengonsumsi putih telur.

1. Alergi

Meskipun putih telur aman bagi sebagian orang, tetapi alergi telur dapat terjadi. Dilansir dari healthline.com, anak-anak menjadi kelompok yang rentan mengalami alergi telur. Biasanya, alergi ini akan hilang dengan sendirinya tatkala anak telah memaski usia lima tahun.

Alergi telur dapat terjadi karena sistem kekebalan tubuh salah mengidentifikasi beberapa protein dalam telur sebagai zat yang berbahaya. Gejala-gejala alergi putih di antaranya ruam, gatal-gatal, bengkak, pilek, dan mata berair. Namun, beberapa gejala alergi dapat menyebabkan reaksi alergi parah atau yang dikenal sebagai syok anafilaksis, meskipun kondisi ini jarang terjadi. Beberapa bentuk syok anafilaksis antara lain, mulai dari penurunan tekanan darah, wajah dan tenggorokan bengkak, hingga kematian.

3. Mengurangi Penyerapan Biotin

Advertising
Advertising

Mengutip laman onlymyhealth.com, konsumsi putih telur mentah dapat mengurangi penyerapan vitamin biotin atau vitamin H yang larut dalam air. Putih telur mentah mengandung protein avidin, yang mengikat biotin dan menghentikan penyerapannya. Padahal, biotin memainkan peranan penting perihal memproduksi energi. Kekurangan vitamin H menyebabkan gangguan kesehatan, seperti dermatitis seboroik, rambut rontok, dan kejang. Apabila mengonsumsi putih telur mentah dalam jumlah besar dapat menyebabkan penyerapan biotin. Namun, hal tersebut tidak berlaku ketika putih telur dikonsumsi dalam kondisi matang.

4. Keracunan Bakteri Salmonella

Putih telur mentah dapat memicu terjadinya risiko keracunan makanan dari bakteri Salmonella. Mengutip laman webmd.com, jenis bakteri ini dapat hadir dalam telur atau kulit telur, meskipun saat ini teknologi pertanian yang semakin canggih dan bersih dapat meminimalisir keberadaan bakteri ini dalam telur. Karena itu disarankan untuk memasak putih telur sampai matang guna mengurangi risiko bakteri salmonella.

NAOMY A. NUGRAHENI

Baca juga: Mengulik Kalori Putih Telur Sebagai Protein Hewani

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Berita terkait

Riset Ungkap 10 Penyebab Bersin Paling Umum, dari Dupa sampai Bunga

6 jam lalu

Riset Ungkap 10 Penyebab Bersin Paling Umum, dari Dupa sampai Bunga

Berikut 10 penyebab bersin terbanyak hasil riset pada 2.000 orang, bukan hanya karena alergi atau sedang flu.

Baca Selengkapnya

Mengapa Bayi Harus Diimunisasi?

1 hari lalu

Mengapa Bayi Harus Diimunisasi?

Bayi harus menjalani imunisasi karena beberapa alasan tertentu yang akan dibahas dalam artikel ini.

Baca Selengkapnya

6 Bahaya Bayi yang Tidak Diimunisasi

1 hari lalu

6 Bahaya Bayi yang Tidak Diimunisasi

Bayi penting untuk melakukan imunisasi secara rutin agar terhindar dari bahaya kesehatan mendatang. Lantas, apa saja bahaya bagi bayi yang tidak melakukan imunisasi?

Baca Selengkapnya

6 Alasan Bayi Tidak Boleh Menggunakan Produk Mengandung Parfum

3 hari lalu

6 Alasan Bayi Tidak Boleh Menggunakan Produk Mengandung Parfum

Paparan parfum pada kulit bayi bisa menyebabkan iritasi bahkan infeksi pernapasan.

Baca Selengkapnya

Penyakit Minamata Ditemukan di Jepang 68 Tahun Lalu, Ini Cara Merkuri Masuk dalam Tubuh

4 hari lalu

Penyakit Minamata Ditemukan di Jepang 68 Tahun Lalu, Ini Cara Merkuri Masuk dalam Tubuh

Penyakit Minamata ditemukan di Jepang pertama kali yang mengancam kesehatan tubuh akibat merkuri. Lantas, bagaimana merkuri dapat masuk ke dalam tubuh?

Baca Selengkapnya

Konimex dan Indordesa Luncurkan Produk Baru Makanan Nutrisi FontLife One, Bidik Pasar Dewasa Muda

9 hari lalu

Konimex dan Indordesa Luncurkan Produk Baru Makanan Nutrisi FontLife One, Bidik Pasar Dewasa Muda

PT Indordesa-- anak perusahaan PT Konimex, meluncurkan produk makanan nutrisi dan perawatan kesehatan, FontLife One, di Kota Solo, Jawa Tengah.

Baca Selengkapnya

Pengaruh Ras dan Keturunan pada Alergi Anak

10 hari lalu

Pengaruh Ras dan Keturunan pada Alergi Anak

Ada beberapa faktor yang ikut mempengaruhi terjadinya alergi pada anak selain alergen, termasuk ras dan keturunan.

Baca Selengkapnya

Aliansi Kecam Kehadiran Industri Plastik dan Kimia dalam Delegasi Indonesia untuk Negosiasi Perjanjian Plastik

10 hari lalu

Aliansi Kecam Kehadiran Industri Plastik dan Kimia dalam Delegasi Indonesia untuk Negosiasi Perjanjian Plastik

Kehadiran itu membahayakan tujuan perjanjian, yaitu mengatur keseluruhan daur hidup plastik untuk melindungi kesehatan manusia dan lingkungan.

Baca Selengkapnya

Gejala Rinitis Alergi pada Anak yang Perlu Dikenali Orang Tua

10 hari lalu

Gejala Rinitis Alergi pada Anak yang Perlu Dikenali Orang Tua

Kenali empat gejala khas rinitis alergi yang terlihat pada anak, yakni bersin berulang, hidung gatal, hidung meler, dan hidung tersumbat.

Baca Selengkapnya

Sejak 2021, Jokowi 6 Kali Sampaikan Keresahan WNI Pilih Berobat ke Luar Negeri

10 hari lalu

Sejak 2021, Jokowi 6 Kali Sampaikan Keresahan WNI Pilih Berobat ke Luar Negeri

Presiden Joko Widodo atau Jokowi acap menyampaikan keresahannya soal warga negara Indonesia yang berbondong-bondong berobat ke negara lain, alih-alih dalam negeri.

Baca Selengkapnya