Saran Epidemiolog agar Kasus Covid-19 Tak Naik Lagi

Reporter

Antara

Minggu, 31 Oktober 2021 19:50 WIB

Ilustrasi protokol kesehatan / menjaga jarak atau memakai masker. REUTERS/Edgar Su

TEMPO.CO, Jakarta - Epidemiolog lapangan dari Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) Purwokerto, dr. Yudhi Wibowo, mengingatkan disiplin menerapkan protokol kesehatan harus tetap diperkuat dan jangan sampai kendur guna mencegah kasus COVID-19 naik kembali.

"Saya khawatir ada penurunan kedisiplinan terhadap protokol kesehatan seiring peningkatan mobilitas masyarakat dalam beberapa waktu terakhir pascapelonggaran," katanya.

Dia mengatakan saat ini berbagai aturan yang dibuat pemerintah terkait pencegahan penyebaran COVID-19 sudah sangat baik.

"Namun perlu diiringi juga penguatan pada tataran implementasi dengan cara pengawasan dan penertiban jika ada pelanggaran protokol kesehatan," imbaunya.

Yudhi mengingatkan agar pemerintah daerah terus memperkuat sosialisasi dan edukasi kepada seluruh masyarakat hingga ke tingkat desa. Dengan demikian akan dapat mengingatkan dan memberikan pemahaman kepada masyarakat mengenai pentingnya protokol kesehatan selama pandemi belum berakhir.

Advertising
Advertising

Selain itu, penguatan protokol kesehatan juga perlu diiringi dengan peningkatan cakupan vaksinasi, terutama pada kelompok rentan seperti lansia. Yang juga tidak kalah penting adalah memperkuat praktik 3T, yaitu testing (pemeriksaan), tracing (pelacakan), dan treatment (penanganan) dalam rangka mendukung percepatan penanganan pandemi COVID-19. Dia juga menambahkan selama praktik 3T rendah, maka tren penurunan kasus dikhawatirkan menjadi indikator semu.

"Karena itu, mari perkuat protokol kesehatan dan juga praktik 3T dan ditambah lagi dengan meningkatkan cakupan vaksinasi," ujarnya.

Dia juga mengajak masyarakat untuk tetap membatasi mobilitas jika tidak ada keperluan yang mendesak. "Meski tren kasus COVID-19 sedang menurun, masyarakat perlu diingatkan untuk tetap mengurangi mobilitas di ruang publik. Jika harus mengunjungi ruang publik maka perlu mengoptimalkan aplikasi PeduliLindungi," katanya.

Menurutnya, aplikasi PeduliLindungi sangat efektif untuk kepentingan pelacakan dan menekan penyebaran COVID-19. "Aplikasi ini terbukti bisa mendata secara cepat aktivitas mobilitas penduduk dalam keadaan sehat maupun sakit, jadi sangat bermanfaat. Harus diimplementasikan di semua sektor yang terkait dengan aktivitas masyarakat," sarannya.

Baca juga: Pentingnya Menjaga Kesehatan Jiwa selama Pandemi

Berita terkait

Vaksin AstraZeneca Tidak Diedarkan Lagi di Dunia, Begini Dampaknya untuk Indonesia

3 hari lalu

Vaksin AstraZeneca Tidak Diedarkan Lagi di Dunia, Begini Dampaknya untuk Indonesia

Epidemiolog menilai penarikan stok vaksin AstraZeneca dari pasar global tak berpengaruh terhadap penanganan Covid-19 saat ini.

Baca Selengkapnya

Ramai soal Efek Samping Langka AstraZeneca, Begini Cara Cek Jenis Vaksin Covid-19 yang Pernah Diterima

3 hari lalu

Ramai soal Efek Samping Langka AstraZeneca, Begini Cara Cek Jenis Vaksin Covid-19 yang Pernah Diterima

Pengecekan status dan jenis vaksin Covid-19 bisa dicek melalui aplikasi SatuSehat

Baca Selengkapnya

Bukan Akibat Efek Samping, Ini Kata AstraZeneca yang Tarik Stok Vaksin Covidnya di Dunia

4 hari lalu

Bukan Akibat Efek Samping, Ini Kata AstraZeneca yang Tarik Stok Vaksin Covidnya di Dunia

Perusahaan farmasi AstraZeneca telah memutuskan menarik stok vaksin Vaxzefria dari seluruh dunia. Waktunya bareng dengan sidang gugatan.

Baca Selengkapnya

Viral Efek Samping Vaksin AstraZeneca, Guru Besar FKUI Sebut Manfaatnya Jauh Lebih Tinggi

7 hari lalu

Viral Efek Samping Vaksin AstraZeneca, Guru Besar FKUI Sebut Manfaatnya Jauh Lebih Tinggi

Pada 2021 lalu European Medicines Agency (EMA) telah mengungkap efek samping dari vaksinasi AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

9 hari lalu

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

Kemenkes mendapat beberapa laporan yang menunjukkan perubahan gejala pada penderita DBD pascapandemi COVID-19. Apa saja?

Baca Selengkapnya

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

9 hari lalu

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

Selain AstraZeneca, ini deretan vaksin Covid-19 yang pernah digunakan di Indonesia

Baca Selengkapnya

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

10 hari lalu

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

MUI sempat mengharamkan vaksin AstraZeneca. Namun dibolehkan jika situasi darurat.

Baca Selengkapnya

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

10 hari lalu

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

Sebanyak 453 juta dosis vaksin telah disuntikkan ke masyarakat Indonesia, dan 70 juta dosis di antaranya adalah vaksin AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Pembekuan Darah Usai Vaksinasi AstraZeneca, Epidemiolog: Kasusnya Langka dan Risiko Terkena Minim

10 hari lalu

Pembekuan Darah Usai Vaksinasi AstraZeneca, Epidemiolog: Kasusnya Langka dan Risiko Terkena Minim

Pasien pembekuan darah pertama yang disebabkan oleh vaksin AstraZeneca adalah Jamie Scott.

Baca Selengkapnya

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

10 hari lalu

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

Astrazeneca pertama kalinya mengakui efek samping vaksin Covid-19 yang diproduksi perusahaan. Apa saja fakta-fakta seputar kasus ini?

Baca Selengkapnya