Pentingnya Regulasi Khusus untuk Kendalikan Peredaran Antibiotik

Reporter

Antara

Editor

Mitra Tarigan

Minggu, 7 November 2021 20:34 WIB

Ilustrasi minum obat. TEMPO/Subekti

TEMPO.CO, Jakarta - Penguatan implementasi regulasi merupakan salah satu cara untuk mengendalikan peredaran antibiotik di masyarakat. Hal itu disampaikan oleh Guru Besar Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat dan Keperawatan (FKKMK) Universitas Gadjah Mada, Tri Wibawa.

Pentingnya penguatan regulasi itu karena seringnya antibiotik diberikan tanpa resep atau petunjuk penggunaan yang benar di Indonesia, yang bisa menjadi pemicu angka resistensi antimikroba (AMR). "Untuk mengatasi hal tersebut, penguatan implementasi regulasi merupakan salah satu cara untuk mengendalikan peredaran antibiotik di masyarakat yang dapat berlaku sebagai pemicu resistensi antibiotik," kata Tri dalam seminar virtual bertajuk Urgensi Penerapan Kebijakan dalam Peresepan Penjualan dan Konsumsi Antibiotik pada Jumat 5 November 2021.t.

Namun, ia menambahkan bahwa upaya tersebut saja tidak cukup untuk menyelesaikan keseluruhan masalah resistensi antimikroba. Menurut Tri, pendekatan multi aspek perlu dilakukan untuk menyelesaikan persoalan ini. "Pendekatan multi aspek, dengan mempertimbangkan faktor-faktor yang menjadi pendorong praktik penjualan antibiotik tanpa resep ini. Tujuannya untuk memaksimalkan keuntungan dari toko-toko obat, tingginya permintaan antibiotik dari pelanggan, dan dorongan dari pemilik untuk bersaing dengan toko lainnya," katanya.

Di Indonesia, Tri mengatakan antibiotik dipercaya sebagai obat yang manjur untuk segala jenis penyakit; mulai dari demam sampai nyeri sendi. Antibiotik pun dapat dibeli di apotek, toko obat, dan bahkan warung yang tersebar di seluruh Indonesia. "Masyarakat seringkali membeli obat di tempat-tempat ini sebagai bentuk pertolongan pertama pada penyakit ringan karena letaknya yang strategis, terpercaya, dapat diperoleh pada malam hari, dan memberikan akses yang mudah kepada obat-obatan esensial seperti antibiotik," kata dia.

Selain itu, obat-obat ini seringkali dijual tanpa resep. Pasien menganggap bahwa pengobatan mandiri dengan membeli obat di apotek atau toko obat lebih mudah dan hemat biaya. "Hal ini merupakan salah satu faktor yang membuat permintaan antibiotik sangat tinggi. Di sisi lain, antibiotik dapat dibeli dengan mudah, sehingga dapat menjadi pemicu berkembangan Antimicrobial Resistance (AMR) di Indonesia," kata Tri.

Advertising
Advertising

Berdasarkan Studi Protecting Indonesia from the Threat of Antimicrobial Resistance (PINTAR) yang telah dilakukan pada apotek dan toko obat di daerah perkotaan dan pedesaan di Indonesia, menemukan bahwa masyarakat dapat membeli antibiotik tanpa resep (proporsinya dapat mencapai dua dari tiga kunjungan).

Meskipun antibiotik lini pertama seperti amoksisilin dan kotrimoksazol adalah antibiotik yang paling banyak diberikan, ada kekhawatiran bahwa antibiotik lini kedua termasuk sefalosporin juga diberikan tanpa resep.

Hasil penelitian yang dimuat di BMJ Global Health itu juga menunjukkan bahwa konsultasi di toko obat seringkali tidak memadai. Seringkali antibiotik diberikan tanpa petunjuk penggunaan yang benar. "Meskipun peraturan tentang penjualan antibiotik di Indonesia sudah jelas, tetapi dalam praktik, penjualan antibiotik tanpa resep ini masih banyak ditemukan di Indonesia, khususnya pada toko obat yang tidak resmi," kata Tri.

Baca: Mengapa Obat Antibiotik Harus Dihabiskan?

Berita terkait

Tuntutan dari Mahasiswa UGM, IPK 4,00 di Universitas Jember, serta Penyakit Akibat Polusi Mengisi Top 3 Tekno

22 jam lalu

Tuntutan dari Mahasiswa UGM, IPK 4,00 di Universitas Jember, serta Penyakit Akibat Polusi Mengisi Top 3 Tekno

Topik tentang mahasiswa UGM menggelar aksi menuntut tranparansi biaya pendidikan menjadi berita terpopuler Top 3 Tekno Berita Hari Ini.

Baca Selengkapnya

5 Kampus Kedokteran Terbaik di Indonesia Versi QS WUR by Subject 2024

16 hari lalu

5 Kampus Kedokteran Terbaik di Indonesia Versi QS WUR by Subject 2024

QS World University Rankings atau QS WUR by Subject 2024 kembali menghadirkan daftar kampus dengan jurusan kedokteran terbaik di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Resep Cheesy Rose Spageti ala Dikta

24 hari lalu

Resep Cheesy Rose Spageti ala Dikta

Penyanyi Dikta bagikan resep cheesy rose spageti. Caranya mudah, cocok untuk Anda yang jarang ke dapur.

Baca Selengkapnya

Menu Lebaran Tak Lengkap Tanpa Opor Ayam, Begini Resep dan Cara Membuatnya

24 hari lalu

Menu Lebaran Tak Lengkap Tanpa Opor Ayam, Begini Resep dan Cara Membuatnya

Salah satu menu lebaran yang selalu hadir adalah opor ayam. Jangan pernah bosan, begini cara membuatnya.

Baca Selengkapnya

Meriahkan Menu Lebaran dengan Sambal Goreng Kentang Ati, Ini Resepnya

24 hari lalu

Meriahkan Menu Lebaran dengan Sambal Goreng Kentang Ati, Ini Resepnya

Sambal goreng kentang ati merupakan salah satu sajian andalan dalam rangkaian menu lebaran. Begini resep dan cara membuatnya.

Baca Selengkapnya

Resep Putri Salju dengan Berbagai Varian Rasa, Ada Pandan dan Kacang Mede

26 hari lalu

Resep Putri Salju dengan Berbagai Varian Rasa, Ada Pandan dan Kacang Mede

Ada beberapa resep putri salju dengan berbagai varian rasa yang bisa Anda coba di rumah. Ada rasa original, pandan, hingga kacang mede.

Baca Selengkapnya

Peneliti UI Ungkap Tantangan Pemanfaatan Kecerdasan Buatan dalam Bidang Kedokteran

46 hari lalu

Peneliti UI Ungkap Tantangan Pemanfaatan Kecerdasan Buatan dalam Bidang Kedokteran

Pemanfaatan kecerdasan buatan (AI) di bidang kedokteran harus tetap memperhatikan prinsip etika.

Baca Selengkapnya

Jadi Salah Satu Menu Simulasi Makan Siang Gratis, Begini Resep Membuat Nasi Ayam Tepung

4 Maret 2024

Jadi Salah Satu Menu Simulasi Makan Siang Gratis, Begini Resep Membuat Nasi Ayam Tepung

Ada empat menu utama yang disediakan dalam simulasi makan siang gratis, salah satunya nasi ayam tepung.

Baca Selengkapnya

Masih Mogok Kerja, Polisi Korea Selatan Gerebek Kantor Ikatan Dokter

1 Maret 2024

Masih Mogok Kerja, Polisi Korea Selatan Gerebek Kantor Ikatan Dokter

Polisi Korea Selatan menggerebek kantor ikatan dokter karena mogok kerja masih berlangsung.

Baca Selengkapnya

Guru Besar FK UI Erlina Burhan Tawarkan SIG untuk Deteksi Kasus Aktif Tuberkulosis di Indonesia

21 Februari 2024

Guru Besar FK UI Erlina Burhan Tawarkan SIG untuk Deteksi Kasus Aktif Tuberkulosis di Indonesia

Erlina Burhan paparkan bahasan penanganan tuberkulosis di pidato pengukuhannya sebagai Guru Besar FK UI. Ia tawarkan SIG untuk deteksi TB.

Baca Selengkapnya