Amat Penting Lakukan Trauma Healing Bagi Penyintas, Ini 3 Fasenya

Reporter

Tempo.co

Selasa, 16 November 2021 06:37 WIB

Ilustrasi trauma (pixabay.com)

TEMPO.CO, Jakarta - Trauma healing atau pemulihan trauma menjadi amat penting bagi Anda yang pernah mengalami peristiwa yang menakutkan atau mengganggu, Anda tahu bahwa trauma dapat bertahan lama. Faktanya, penderitaan psikologis dapat berlanjut berminggu-minggu, berbulan-bulan, bertahun-tahun, dan bahkan puluhan tahun setelah peristiwa traumatis terjadi.

Trauma memiliki kemampuan untuk secara serius mengganggu kejiwaan seseorang dan atau dapat menyesuaikan diri dengan baik. Meskipun penyebab trauma tidak akan pernah dilupakan tetapi pemulihan dari trauma mungkin dapat dilakukan.

Dalam ilmu kesehatan jiwa dan psikologi, trauma merupakan penyingkatan dari istilah PTSD (Post Traumatic Stress Disorder) atau gangguan stres pasca trauma. Menurut American Psychological Association, trauma adalah respons emosional terhadap peristiwa mengerikan seperti kecelakaan, pemerkosaan, atau bencana alam. Salah satu cara perawatannya, yakni dengan trauma healing.

Tujuan dari trauma healing adalah untuk memberikan korban penyembuhan pada perasaan bahwa mereka memiliki kendali atas hidup mereka kembali.

Seorang psikiater, Judith Lewis Herman pada bukunya berjudul Trauma and Recovery menyebutkan terdapat tiga tahap yang dilalui korban trauma sebagai bagian dari proses penyembuhan yaitu keselamatan, pengakuan, dan pemulihan. Proses ini telah memandu pembuatan banyak program penyembuhan trauma.

Advertising
Advertising

Dikutip dari laman resmi UPMC (University of Pittsburgh Medical Center) Pemulihan dari trauma dimulai dengan penilaian dan stabilisasi kondisi fisik dan mental Anda oleh para ahli di pusat trauma yang berkualitas.

Fase 1: Keamanan dan Stabilitas

Tim perawatan akan mendiskusikan dengan penyintas seperti apa kebutuhan berkelanjutan setelah penyintas dipulangkan. Penyintas nantinya akan mendapatkan konsultasi apoteker untuk mempelajari bagaimana obat-obatan, persediaan, atau peralatan medis yang diresepkan akan berkontribusi pada pemulihan penyintas. Untuk memastikan penyembuhan tetap pada jalurnya, penting untuk rajin mengikuti perintah dokter.

Pada fase trauma healing ini, penyintas akan belajar menangani emosi yang berlebihan, mengatur perasaan, dan mengelola ketakutan. Mungkin yang paling penting, Anda akan belajar bagaimana menstabilkan kembali ketika dihadapkan dengan pemicu.

Fase 2: Mengingat dan Berduka/ Pengakuan

Setelah penyintas memulihkan rasa aman dan stabilitas setelah peristiwa traumatis, spesialis kesehatan mental akan mendorong penyintas untuk memproses trauma dan mengakui apa yang telah hilang dari diri seorang penyintas. Pada fase tramu healing ini, pkiater tidak bermaksud untuk menghidupkan kembali peristiwa kelam yang menjadi penyebab traumatis tersebut, tetapi menjelajahi dan mengintegrasikannya daripada memisahkannya di lingkungan yang aman.

Perlu diketahui, bahwa rasa sakit atau kemunduran fisik dapat memperlambat pemulihan mental dan emosional, bahkan menjadi sumber pemicu.

Fase 3: Memulihkan Hubungan

Tahap terakhir dari trauma healing adalah tentang pemberdayaan. Penyintas mungkin khawatir bahwa mereka tidak akan pernah sama seperti sebelum kejadian traumatis, tetapi trauma yang penyintas alami tidak perlu mendefinisikan siapa mereka.

Pada fase ini, spesialis kesehatan mental, nantinya akan membantu penyintas mencapai dan merayakan resolusi kognitif sehingga dapat menerima dan bergerak maju dari trauma yang mereka alami. Tergantung pada kesiapan penyintas tersebut, mereka mungkin menyarankan untuk berpartisipasi dalam latihan masuk kembali ke komunitas untuk membantu kembali ke kehidupan normal dengan bimbingan ahli rehabilitasi.

WILDA HASANAH

Baca: Pentingnya Trauma Healing bagi Korban Gempa, ini Kata Psikolog

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Berita terkait

Jaga Kesehatan Mental dengan Hindari Pacaran di Usia Anak

9 jam lalu

Jaga Kesehatan Mental dengan Hindari Pacaran di Usia Anak

KemenPPPA meminta pacaran pada usia anak sebaiknya dihindari untuk menjaga kesehatan mental.

Baca Selengkapnya

Penyebab Sulit Redakan Kesedihan karena Kehilangan Orang Tersayang

1 hari lalu

Penyebab Sulit Redakan Kesedihan karena Kehilangan Orang Tersayang

Kehilangan orang yang disayangi memang berat. Tak jarang, kesedihan bisa berlangsung lama, bahkan sampai bertahun-tahun.

Baca Selengkapnya

Pernah Mengalami Kejadian Tidak Mengenakkan? Ini 3 Tanda Trauma yang Belum Sembuh Total

1 hari lalu

Pernah Mengalami Kejadian Tidak Mengenakkan? Ini 3 Tanda Trauma yang Belum Sembuh Total

Gejala trauma dari jejak trauma yang tidak sembuh seutuhnya ataupun belum diproses dengan baik, menunjukkan beberapa tanda.

Baca Selengkapnya

Alami Burnout karena Merawat Orang Tua Demensia, Begini Saran Pakar

3 hari lalu

Alami Burnout karena Merawat Orang Tua Demensia, Begini Saran Pakar

Merawat orang tua dengan demensia menyebabkan burnout, apalagi jika Anda harus merawat anak juga alias generasi sandwich. Simak saran pakar.

Baca Selengkapnya

Perkokoh Kesehatan Mental dengan 4 Tips Berikut

3 hari lalu

Perkokoh Kesehatan Mental dengan 4 Tips Berikut

Psikolog menyarankan empat praktik untuk menjaga kesehatan mental dan meningkatkan kekuatan mental, baik di tempat kerja maupun di rumah.

Baca Selengkapnya

Perlunya Ibu Jaga Kesehatan Mental saat Mengasuh Anak, Simak Saran Psikolog

4 hari lalu

Perlunya Ibu Jaga Kesehatan Mental saat Mengasuh Anak, Simak Saran Psikolog

Para ibu perlu menjaga kesehatan mental agar tetap nyaman ketika beraktivitas dan tenang ketika mengasuh anak.

Baca Selengkapnya

Kenali Dampak Stres pada Diabetes dan Cara Mengelolanya

5 hari lalu

Kenali Dampak Stres pada Diabetes dan Cara Mengelolanya

Stres fisik, seperti saat sakit atau cedera, gula darah juga bisa meningkat, yang dapat mempengaruhi penderita diabetes tipe 1 maupun tipe 2.

Baca Selengkapnya

Psikiater: Jangan Ukur Kebahagiaan Berdasar Standar Orang Lain

5 hari lalu

Psikiater: Jangan Ukur Kebahagiaan Berdasar Standar Orang Lain

Faktor penghambat kebahagiaan kerap berasal dari tekanan dalam diri untuk mencapai sesuatu dari standar mengukur kebahagiaan orang lain.

Baca Selengkapnya

Tips Psikiater untuk Mengusir Rasa Tak Bahagia

6 hari lalu

Tips Psikiater untuk Mengusir Rasa Tak Bahagia

Rutin menulis jurnal bersyukur atau gratitude journal, semacam buku harian, bisa menjadi salah satu cara mengusir perasaan tidak bahagia.

Baca Selengkapnya

12 Tips Bantu Cegah Kolesterol dan Gula Darah Tinggi

9 hari lalu

12 Tips Bantu Cegah Kolesterol dan Gula Darah Tinggi

Berikut 12 tips yang bantu mencegah kolesterol dan gula darah naik, termasuk pola makan dan kelola stres.

Baca Selengkapnya