Beda Vaksin Booster Homolog dan Heterolog

Reporter

Antara

Jumat, 14 Januari 2022 11:03 WIB

Ilustrasi vaksinasi (Pixabay.com)

TEMPO.CO, Jakarta - Pemberian vaksin booster sudah dimulai 12 Januari 2021. Juru Bicara Kementerian Kesehatan RI, Siti Nadia Tarmizi, mengatakan vaksin booster homolog dan heterolog dibedakan atas platform pembuatan namun memiliki efikasi yang sama baiknya bagi daya tahan tubuh terhadap risiko penularan COVID-19.

"Vaksin booster diberikan setelah seseorang mendapatkan vaksin primer dosis lengkap, bertujuan untuk mempertahankan tingkat kekebalan serta memperpanjang masa perlindungan yang diberikan secara homolog dan heterolog," kata Siti Nadia.

Menurutnya, homolog artinya dosis ketiga menggunakan jenis vaksin yang sama dengan dosis pertama dan kedua. Sedangkan heterolog menggunakan vaksin jenis berbeda. Ia mengatakan perbedaan jenis vaksin terletak pada platform vaksin, misalnya Sinovac yang dibuat dengan platform virus yang dimatikan, AstraZeneca menggunakan adenovirus atau virus adeno hidup yang telah dimodifikasi sebagai pengirim protein khusus.

Vaksin lain adalah Moderna dan Pfizer yang sama-sama berplatform mRNA atau messenger RNA. Vaksin mRNA merupakan jenis vaksin baru.

"Jadi maksudnya jenis vaksin homolog atau heterolog adalah platformnya sama atau berbeda, bukan mereknya," jelasnya.

Advertising
Advertising

Nadia mencontohkan jika vaksin primer dosis pertama dan kedua yang diterima Sinovac, maka dosis ketiga homolognya juga bisa vaksin dengan jenis virus yang sudah dimatikan.

"Kalau vaksin Moderna atau Pfizer itu kan vaksin dengan platform mRNA, nanti bisa kalau homolog itu menggunakan jenis vaksin yang platformnya sama," katanya.

Nadia mengatakan vaksin booster heterolog adalah salah satu kebijakan dan menggunakan vaksin ketiga dengan jenis yang berbeda dengan vaksin primer dosis kesatu dan kedua.

"Misalnya vaksin Sinovac yang dibuat dari virus yang dimatikan diberikan untuk dosis satu dan dosis kedua tapi kemudian di dosis ketiga kita berikan vaksin dengan platform mRNA, yaitu Pfizer atau Moderna," ujarnya.

Pelaksanaan vaksinasi booster diperuntukkan bagi penerima booster minimal enam bulan pada periode Januari sampai Juni 2021. "Pada waktu itu kita menggunakan vaksin Sinovac dan AstraZeneca," katanya.

Oleh karena itu regimen vaksin booster yang dikeluarkan pemerintah adalah untuk sasaran masyarakat di atas usia 18 tahun yang mendapatkan vaksin Sinovac dan AstraZeneca.

"Kalau mendapatkan Sinovac dua kali, maka kemungkinan dosis ketiga itu bisa dengan vaksin AstraZeneca atau Pfizer, tergantung nanti yang ada di faskesnya," paparnya.

Untuk masyarakat yang mendapatkan suntikan dosis lengkap AstraZeneca maka untuk vaksin booster bisa menggunakan Moderna atau Pfizer.

"Apapun jenisnya hasil penelitian menyebutkan peningkatan titer antibodinya sama," katanya.

Baca juga: Ini Vaksin Booster yang Didapat Penerima Vaksin Dosis Utama Sinovac

Berita terkait

Jenis Vaksin yang Dianjurkan Pakar untuk Jemaah Haji

4 hari lalu

Jenis Vaksin yang Dianjurkan Pakar untuk Jemaah Haji

Empat jenis vaksin sangat penting bagi jemaah haji, terutama yang masuk populasi berisiko tinggi seperti lansia dan pemilik komorbid.

Baca Selengkapnya

Tak Disediakan Vaksinasi Meski Flu Singapura Merebak, Ini Penjelasan IDAI

23 hari lalu

Tak Disediakan Vaksinasi Meski Flu Singapura Merebak, Ini Penjelasan IDAI

Vaksin untuk menangkal penyebaran flu Singapura belum ada di Indonesia, padahal tingkat penyebaran dan infeksinya cukup signifikan mengalami lonjakan.

Baca Selengkapnya

Hari Tuberkulosis Sedunia, Kendalikan TB dengan Inovasi Vaksin

35 hari lalu

Hari Tuberkulosis Sedunia, Kendalikan TB dengan Inovasi Vaksin

Vaksinasi tuberkulosis sebagai penanganan imunologi diharapkan bisa perpendek durasi pengobatan, sederhanakan regimen atau perbaiki hasil pengobatan

Baca Selengkapnya

Jangan Cemas, Vaksin Tidak Sebabkan Autisme pada Anak

23 Februari 2024

Jangan Cemas, Vaksin Tidak Sebabkan Autisme pada Anak

Rumor vaksin dapat menyebabkan autisme pada anak tidak benar adanya. Dokter anak beri penjelasan.

Baca Selengkapnya

Vladimir Putin Bocorkan Ilmuwan Rusia sedang Membuat Vaksin untuk Obati Kanker

15 Februari 2024

Vladimir Putin Bocorkan Ilmuwan Rusia sedang Membuat Vaksin untuk Obati Kanker

Vladimir Putin mengkonfirmasi ilmuwan bidang medis di Rusia sedang berusaha membuat vaksin untuk melawan penyakit kanker.

Baca Selengkapnya

Jangan Khawatir bila Ketinggalan Jadwal Imunisasi, Nakes Siap Beri Solusi

12 Januari 2024

Jangan Khawatir bila Ketinggalan Jadwal Imunisasi, Nakes Siap Beri Solusi

Pakar mengatakan orang tua tidak perlu khawatir bila ketinggalan jadwal imunisasi karena tenaga kesehatan ada solusinya.

Baca Selengkapnya

Biaya Vaksinasi Covid-19 Sudah Bertarif, Tapi Belum Ada Kepastian Harganya dan Masih Ada yang Gratis

9 Januari 2024

Biaya Vaksinasi Covid-19 Sudah Bertarif, Tapi Belum Ada Kepastian Harganya dan Masih Ada yang Gratis

Mulai 1 Januari 2024, biaya vaksinasi Covid-19 tak lagi gratis. Vaksin bisa didapatkan secara gratis jika termasuk golongan rentan. Ini penjelasannya

Baca Selengkapnya

Kemlu Selesaikan 218 Ribu Kasus WNI Selama Kepemimpinan Retno Marsudi

8 Januari 2024

Kemlu Selesaikan 218 Ribu Kasus WNI Selama Kepemimpinan Retno Marsudi

Kemlu menyelesaikan total 218.313 kasus terkait WNI sejak 2014 hingga 2023 di bawah kepemimpinan Retno Marsudi.

Baca Selengkapnya

Dosen UPI Bandung Kembangkan Vaksin Matematika untuk Siswa SD-SMP

5 Januari 2024

Dosen UPI Bandung Kembangkan Vaksin Matematika untuk Siswa SD-SMP

Dosen peneliti di UPI mengembangkan dan memproduksi alat peraga Matematika yang disebut Vaksin Matematika.

Baca Selengkapnya

Epidemiolog Ungkap Varian Covid-19 JN.1 Menginfeksi dan Bermutasi Cepat karena Hal Ini

24 Desember 2023

Epidemiolog Ungkap Varian Covid-19 JN.1 Menginfeksi dan Bermutasi Cepat karena Hal Ini

Covid-19 varian JN.1 lebih cepat menginfeksi sehingga pertumbuhan kasus kian bertambah.

Baca Selengkapnya