TEMPO.CO, Jakarta - Sekilas jaket sukajan modelnya mirip bomber dan varsity, sama-sama gaya kasual. Tampilan corak jaket sukajan agak mirip varsity yang membedakan warna bagian lengan dan tubuh. Biasanya bagian punggung jaket sukajan bermotif naga, bunga sakura, harimau.

Mengutip Japan Today, kemunculan jaket sukajan tak lepas dari Perang Dunia II. Saat itu, para tentara Amerika yang bertugas di Jepang memakai jaket yang populer pada era 1930-an. Setelah peperangan selesai, para tentara itu ingin membawa oleh-oleh untuk keluarganya. Namun tidak cukup ruang untuk membawa banyak suvenir.

Para tentara itu akhirnya membawa jaket mereka untuk oleh-oleh. Tapi, supaya tak biasa saja mereka meminta para penjahit di Jepang untuk membuat bordiran di bagian punggung jaket, seperti dikutip dari situs web Hypebeast.

Adapun mula pembuatan jaket ini di Yokosuka, Jepang. Kota itu pula yang mempengaruhi penamaan jaket sukajan. Kata suka diambil dari Yokosuka, dan jan maksudnya janpaa pelafalan aksen Jepang untuk menyebut jumper.

Bermula dari cerita tentang oleh-oleh itu, sukajan mendapat sebutan lain, jaket suvenir. Seiring waktu semakin banyak tentara membawa jaket sukajan untuk oleh-oleh, akhirnya makin populer. Sampai sekarang jaket sukajan kian diminati banyak orang tak terbatas kalangan tertentu. Di Indonesia, banyak merek lokal yang menjual jaket sukajan.

VIOLA NADA HAFILDA

Baca: Jaket Bomber Diminati sebagai Tren Penampilan, Dulu Pakaian Khusus Pilot