2 Cara Mengidentifikasi Covid-19 Varian Omicron dan Mengenal Karakter Virus

Reporter

Antara

Editor

Rini Kustiani

Minggu, 6 Februari 2022 14:42 WIB

Ilustrasi virus flu. freepik.com

TEMPO.CO, Jakarta - Virus pada dasarnya adalah makhluk hidup yang dapat berkembang biak dan memiliki naluri bertahan hidup. Apabila menemukan tempat yang cocok untuk menetap, virus akan bertahan pada inangnya dan berevolusi melalui mutasi.

Ahli Virologi yang juga Direktur Laboratorium KalGen Innolab, Andi Utama mengatakan, selama virus memiliki kesempatan berkembang biak, maka proses mutasi itu akan terus terjadi. "Terlebih material genetik dari virus adalah RNA, di mana mutasi RNA jauh lebih cepat daripada DNA," kata Andi dalam keterangan tertulis, Minggu, 6 Februari 2022.

Ada bermacam mutasi yang menguntungkan dan merugikan virus. Apabila mutasi tersebut tidak menguntungkan, maka virus akan hilang. Sedangkan Omicron adalah mutasi yang berhasil membuat virus corona bertahan.

Kementerian Kesehatan telah menetapkan dua cara untuk mendeteksi varian Omicron. Pertama dengan tes S-Gene Target Failure atau STGF dan kedua dengan Single Nucleotide Polymorphism atau SNP. Cara kerja tes STGF adalah mencari gen S yang tidak bisa terdeteksi oleh metode semula yang memang didesain untuk virus original.

Dalam menerapkan tes STGF, menurut Andi Utama, ada kemungkinan akan menemukan varian selain Omicron. Sementara tes SNP langsung menjadikan titik mutasi sebagai target. Tes ini sangat mendekati varian Omicron. "Kami menyebut metode SNP sebagai PCR 0+ karena lebih spesifik pada target," ujar Andi Utama yang memimpin KalGen Innolab, salah satu anak usaha Kalbe Farma yang bergerak di bidang pemeriksaan diagnostik, bekerja sama dengan Toyota Tsusho Corpotation dan Health Scientific Intitute Jepang.

Advertising
Advertising

Proses pelacakan varian virus juga tidak sederhana. Andi Utama mengatakan, ada dua cara yang dapat dilakukan dalam mendeteksi material genetik seperti virus. Pertama, mencari bagian virus yang unik spesifik yang mendekati SARS-CoV-2. Kedua, memilih daerah yang tidak mudah berubah atau lestari.

Kecanggihan teknologi, termasuk bioinformatics, sangat berperan dalam membantu mendeteksi varian Omicron. Menurut dia, ada peranti lunak software yang mampu membandingkan ratusan ribu data genom virus dan mencari bagian genom yang lestari.

Jika Polymerase Chain Reaction atau PCR mendeteksi bagian-bagian kecil yang spesifik, metode Whole Genome Sequencing atau WGC mengidentifikasi semua genom virus. WGC membutuhkan waktu lama dan biaya besar, namun baik untuk mengidentifikasi varian virus. Sedangkan PCR hanya mencari bagian lestari.

Baca juga:
Ayo Tes Covid-19 untuk Deteksi Varian Omicron

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik Tempo.co Update untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram lebih dulu.

Berita terkait

Viral Efek Samping Vaksin AstraZeneca, Guru Besar FKUI Sebut Manfaatnya Jauh Lebih Tinggi

11 jam lalu

Viral Efek Samping Vaksin AstraZeneca, Guru Besar FKUI Sebut Manfaatnya Jauh Lebih Tinggi

Pada 2021 lalu European Medicines Agency (EMA) telah mengungkap efek samping dari vaksinasi AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

2 hari lalu

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

Kemenkes mendapat beberapa laporan yang menunjukkan perubahan gejala pada penderita DBD pascapandemi COVID-19. Apa saja?

Baca Selengkapnya

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

2 hari lalu

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

Selain AstraZeneca, ini deretan vaksin Covid-19 yang pernah digunakan di Indonesia

Baca Selengkapnya

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

2 hari lalu

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

MUI sempat mengharamkan vaksin AstraZeneca. Namun dibolehkan jika situasi darurat.

Baca Selengkapnya

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

2 hari lalu

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

Sebanyak 453 juta dosis vaksin telah disuntikkan ke masyarakat Indonesia, dan 70 juta dosis di antaranya adalah vaksin AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

3 hari lalu

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

Astrazeneca pertama kalinya mengakui efek samping vaksin Covid-19 yang diproduksi perusahaan. Apa saja fakta-fakta seputar kasus ini?

Baca Selengkapnya

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

8 hari lalu

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

KPK masih terus menyelidiki kasus korupsi pada proyek pengadaan APD saat pandemi Covid-19 lalu yang merugikan negara sampai Rp 625 miliar.

Baca Selengkapnya

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

9 hari lalu

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

Langkah ini untuk menghindari kebingungan penularan wabah yang terjadi di awal pandemi COVID-19, yang menyebabkan korban jiwa yang cukup signifikan.

Baca Selengkapnya

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

10 hari lalu

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

Perum Peruri mencatat lonjakan permintaan pembuatan paspor dalam negeri hingga tiga kali lipat usai pandemi Covid-19.

Baca Selengkapnya

Peneliti BRIN di Spanyol Temukan Antibodi Pencegah Virus SARS-CoV-2

13 hari lalu

Peneliti BRIN di Spanyol Temukan Antibodi Pencegah Virus SARS-CoV-2

Fungsi utama antibodi itu untuk mencegah infeksi virus SARS-CoV-2 yang menyebabkan pandemi Covid-19 pada 2020.

Baca Selengkapnya