5 Cara Mudah Mendeteksi Penipuan Online
Reporter
Tempo.co
Editor
Rini Kustiani
Selasa, 8 Februari 2022 12:52 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Modus penipuan online sejatinya bisa terdeteksi dari awal. Yang penting, kita tetap waspada dan berhati-hati saat mendapat informasi, penawaran, atau iming-iming yang tak masuk akal.
Mengutip informasi dari Kaspersky, penipuan online tak hanya menyasar orang-orang yang gagap teknologi alias gaptek. Bahkan para gamer online, investor mata uang kripto, sampai orang-orang yang terbiasa belanja online juga tak luput menjadi korban.
Ahli keamanan siber Kaspersky Roman Dedenok berbagi lima cara mudah mendeteksi penipuan online agar terhindar dari bahaya:
- Menawarkan hadiah menarik atau menakut-nakuti
Keserakahan atau ketakutan menjadi celah bagi para penipu online dalam mempermainkan perasaan manusia. Biasanya mereka akan menjanjikan hadiah yang luar biasa atau malah mengintimidasi. "Penipu berusaha membuat korban terdesak sehingga mereka kehilangan rasionalitas atas suatu keadaan," kata Roman Dedenok dalam keterangan tertulis.
Jika menerima surat elektronik yang menyatakan kamu ternyata ahli waris kerajaan antah berantah dengan harta yang banyak, jangan tergoda untuk mengirim identitas pribadi apalagi mentransfer uang. Segala syarat itu sejatinya adalah tanda peringatan. - Serba terburu-buru
Apabila mendapatkan pesan yang mengharuskan kamu melakukan sesuatu dalam durasi waktu tertentu, misalkan sekian jam atau menit, sehingga terburu-buru, maka itu adalah penipuan online. Lantaran tergesa, kamu tak akan sempat berpikir kritis, mempertanyakan situasi, dan pada akhirnya menuruti segala keinginan penipu online tersebut. - Desain amatiran
Penipuan online yang berbasis situs atau media sosial biasanya akan terlihat dari tampilan muka. Beberapa kesalahan yang mengindikasikan situs atau media sosial itu abal-abal adalah desain yang alakadarnya, ejaan keliru, atau ada huruf atau nomor yang tampak berbeda dari bentuk yang umum. - Minta data pribadi
Ketika calon korban akan mengakses situs penipuan dari email atau grup percakapan, maka dia tak bisa dengan mudah masuk. Penipu akan memanfaatkan tahap ini untuk meminta data pribadi dengan cara mengikuti survei atau memilih beberapa kotak yang diduga berisi hadiah. Tertarik dengan iming-iming hadiah tadi atau penasaran dengan survei, maka calon korban akan langsung memasukkan informasi yang penting. Jadilah dia korban. - Harus membayar
Trik penipuan lainnya adalah dengan meminta calon korban mentransfer uang demi keperluan verifikasi atau pembayaran pendaftaran. Tanpa itu, penipu akan berkeras calon korban tidak dapat menerima hadiah yang dijanjikan.
Supaya calon korban tidak curiga, jumlah yang diminta biasanya tidak terlalu besar dan ada janji pengembalian. Namun pada akhirnya tetap saja tidak ada hadiah apapun. Uang yang sudah ditransfer juga tak bakal kembali.
Baca juga:
6 Modus Penipuan Online, dari Belanja sampai Bajak WhatsApp
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik Tempo.co Update untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram lebih dulu.