Waspadai Omicron meski Gejalanya Ringan, Lakukan Hal Ini
Reporter
Antara
Editor
Yayuk Widiyarti
Minggu, 13 Februari 2022 14:30 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Sebelumnya, perbincangan seputar varian Omicron di Indonesia diramaikan oleh pencegahan masuknya Omicron dari luar negeri. Tapi kini pembicaraan bergeser ke transmisi lokal. Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Prof. dr. Tjandra Yoga Aditama, SpP(K), mengingatkan masyarakat untuk tetap waspada terhadap varian Omicron meski gejalanya relatif lebih ringan.
"Karena tingkat penularannya tinggi sekali, tetap bisa membuat rumah sakit terbebani karena jumlah kasusnya tinggi, bukan karena beratnya," kata Tjandra.
Varian baru COVID-19 ini masih terus menular di berbagai belahan dunia. Meski sebagian yang mengalaminya tanpa gejala dan kasus ringan, tetap ada juga korban jiwa. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan dalam kurun 10 pekan, sudah ditemukan 90 juta kasus varian Omicron.
"Kurang lebih sama seperti seluruh kasus tahun 2020," ujar Tjandra.
Ia mengatakan kasus reinfeksi juga lebih sering terjadi pada varian ini dari bukti-bukti Omicron bisa menembus imunitas yang ada pada orang yang pernah sakit. Dia mengingatkan masyarakat yang sudah mendapatkan vaksinasi penuh untuk kembali menerima suntikan dosis penguat atau booster agar efikasi vaksin yang sudah turun menjadi naik.
Di berbagai negara, kasus Omicron sudah mulai turun setelah melewati waktu sekitar 1-2 bulan dari awal jumlah kasus mulai naik. Namun, ada juga negara-negara yang jumlah kasus masih terus bertambah.
"Kita berharap kalau naik tidak terlalu tinggi kasusnya dan bisa segera turun," ujarnya.
Dilihat dari kasus Omicron di RSUP Persahabatan, gejala yang banyak terlihat adalah batuk kering (63 persen), nyeri tenggorokan (54 persen), pilek (27 persen), sakit kepala (36 persen), letih dan nyeri otot (60 persen), nyeri perut (5 persen), dan demam (18 persen).
"Dulu orang-orang ke RS dalam keadaan menggigil, sekarang keluhannya lebih ke saluran napas atas," katanya seraya menambahkan dulu gejala yang lebih dominan adalah demam.
Dia mengingatkan masyarakat untuk tetap menerapkan protokol kesehatan, segera memeriksakan diri saat bergejala atau kontak dekat dengan orang yang terinfeksi. Bila terbukti positif, segera beri tahu orang-orang yang pernah kontak dekat.
Pemerintah pun diharapkan untuk meningkatkan serta mempermudah tes serta menggiatkan telusur. Vaksinasi juga penting dalam menghadapi COVID-19. Masyarakat diharap agar mau diberi vaksin yang tersedia sementara pemerintah diharapkan mempermudah vaksinasi dan meningkatkan vaksinasi lansia.
Baca juga: PPKM Level 3, Cara Pas Ingatkan Masyarakat Bahaya Omicron