Hari Kanker Anak Sedunia, Ini Tantangan Merawat Pasien di Masa Pandemi

Reporter

Tempo.co

Editor

Mitra Tarigan

Selasa, 15 Februari 2022 22:47 WIB

Pasien anak dengan kanker sedang bermain/Yayasan Onkologi Anak Indonesia (YOAI)

TEMPO.CO, Jakarta - Hari Kanker Anak Sedunia dirayakan setiap 15 Februari. Secara global, peringatan tahun ini fokus pada peran penting tenaga kesehatan dalam meningkatkan kelangsungan hidup dan kualitas hidup anak-anak dan remaja dengan kanker di seluruh dunia. “Tema internasional ini diambil karena dalam penanganan kanker pada anak, tenaga kesehatan memegang peran yang sangat besar dalam menyelamatkan dan meningkatkan kualitas hidup anak penderita kanker,” kata Ketua Yayasan Onkologi Anak Indonesia (YOAI), Rahmi Adi Putra Tahir dalam keterangan pers yang diterima Tempo pada 15 Februari 2022.

Presiden Childhood Cancer International (CCI), João de Braganca, mengapresiasi para profesional yang bekerja tanpa lelah untuk meningkatkan pengobatan pasien kanker anak. Ia mengingatkan bahwa penanganan kanker pada anak membutuhkan pendekatan multi-disiplin, mulai dari dokter, perawat, dan profesional terkait, seperti terapis bermain dan terapis fisik . "Mereka memberikan kontribusi yang tak tergantikan sehingga layak mendapatkan dukungan sepenuhnya,” katanya.

Presiden International Society of Pediatric Oncology (SIOP) Kathy Pritchard-Jones, juga menggarisbawahi bahwa ada pukulan berat dalam bidang penanganan kanker anak di seluruh dunia sejak pandemi COVID-19. Pandemi telah menyebabkan kelelahan emosional dan fisik yang substansial akibat berkurangnya staf kesehatan. Ia pun mengingatkan bahwa penting untuk masyarakat mengatasi masalah ini dan tetap meningkatkan ketersediaan obat dan pelayanan kanker anak, di tengah di sumber daya yang terbatas.

Rahmi setuju dengan pendapat Kathy. Pandemi membuat program pengadaan obat untuk anak penderita kanker sedikit terhambat. “Tetapi dengan kondisi yang terbatas, kami tetap harus menjalankan Program YOAI berupa bantuan pengobatan. Meskipun obat-obat untuk kanker anak sudah diganti BPJS, tetapi faktanya beberapa obat-obatan esensial yang sudah terdaftar di Formularium nasional, sulit didapatkan,” kata Rahmi.

Bantuan obat dari YOAI, lanjut Rahmi, biasanya disistribusikan ke rumah-rumah sakit di Jakarta maupun luar Jakarta yang merawat pasien kanker anak. Di awal tahun ini, YOAI mendapatkan sumbangan pembelian obat dari Prudential dan juga Bank Mandiri 200 juta rupiah. “Kebutuhan kami untuk pembelian obat selama 1 tahun adalah 600 juta rupiah. Kami mengucapkan terima kasih bagi para donatur, semoga anak-anak kanker di seluruh Indonesia, bisa memulai lagi pengobatannya,” kata Rahmi.

YOAI juga tengah membangun Graha YOAI yang akan dijadikan Childhood Cancer Support Center atau pusat dukungan untuk anak-anak penderita kanker selain program pembelian obat, edukasi, dan pendampingan anak dengan kanker. Nantinya Graha YOAI tidak hanya bisa menjadi area rumah singgah untuk anak penderita kanker dari seluruh Indonesia, namun juga menjadi sarana semua kegiatan YOAI beserta pilar-pilarnya, termasuk kegiatan para penyintas.

Advertising
Advertising

Kanker anak merupakan penyakit tidak menular dan menjadi penyebab nomor satu kematian anak-anak di seluruh dunia. Sekitar 80 persen anak-anak dengan kanker di negara-negara berpenghasilan tinggi akan bertahan hidup setidaknya 5 tahun setelah diagnosis. Sayangnya, hanya kurang dari 20 persen anak dengan kanker dari negara-negara berpenghasilan rendah yang berhasil sembuh.

Childhood Cancer International (CCI) dengan Inisiatif Global Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sudah melancarkan berbagai program untuk memerangi kanker anak, sejak September 2018. Tujuannya adalah untuk meningkatkan tingkat kelangsungan hidup penderita kanker anak secara global hingga setidaknya 60 persen pada tahun 2020, dan menghilangkan rasa sakit dan penderitaan terkait pengobatan. Rahmi mengatakan penanggulangan kanker tidak bisa dikerjakan sendiri. "Baik institusi kesehatan, dokter maupun para pasien, harus berkolaborasi dalam sebuah jalinan yang saling bersinergi sehingga menghimpun kekuatan yang dapat mengeliminasi kanker, atau setidaknya bisa mengendalikan penyakit itu," kata Rahmi.

Baca: 15 Februari Hari Kanker Anak Sedunia, Apa Tema Tahun ini?

Berita terkait

Pabrik Sepatu Bata Tutup, Aprisindo: Pengetatan Impor Mempersulit Industri Alas Kaki

1 hari lalu

Pabrik Sepatu Bata Tutup, Aprisindo: Pengetatan Impor Mempersulit Industri Alas Kaki

Asosiasi Persepatuan Indonesia menanggapi tutupnya pabrik sepatu Bata. Pengetatan impor mempersulit industri memperoleh bahan baku.

Baca Selengkapnya

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

10 hari lalu

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

Langkah ini untuk menghindari kebingungan penularan wabah yang terjadi di awal pandemi COVID-19, yang menyebabkan korban jiwa yang cukup signifikan.

Baca Selengkapnya

Pasca Pandemi, Gaya Belanja Offline Tetap Digemari Masyarakat

13 hari lalu

Pasca Pandemi, Gaya Belanja Offline Tetap Digemari Masyarakat

Riset menyatakan bahwa preferensi konsumen belanja offline setelah masa pandemi mengalami kenaikan hingga lebih dari 2 kali lipat.

Baca Selengkapnya

Restrukturisasi Kredit Covid-19 Resmi Berakhir, BRI Optimistis Tak Berdampak Signifikan pada Kinerja

35 hari lalu

Restrukturisasi Kredit Covid-19 Resmi Berakhir, BRI Optimistis Tak Berdampak Signifikan pada Kinerja

BRI tetap optimistis atas keputusan OJK untuk menghentikan stimulus restrukturisasi kredit terdampak Covid-19.

Baca Selengkapnya

BPS: Kunjungan Wisman Februari 2024 Naik 11,67 Persen, tapi Masih Lebih Rendah Dibandingkan Sebelum Pandemi

35 hari lalu

BPS: Kunjungan Wisman Februari 2024 Naik 11,67 Persen, tapi Masih Lebih Rendah Dibandingkan Sebelum Pandemi

Badan Pusat Statistik (BPS) menyatakan terjadi kenaikan jumlah kunjungan wisatawan mancanegara atau wisman pada Februari 2024.

Baca Selengkapnya

Jepang Waspadai Lonjakan Kasus Radang Tenggorokan, Berpotensi Pandemi?

38 hari lalu

Jepang Waspadai Lonjakan Kasus Radang Tenggorokan, Berpotensi Pandemi?

Otoritas kesehatan Jepang telah memperingatkan adanya lonjakan infeksi radang tenggorokan yang berpotensi mematikan

Baca Selengkapnya

Kementerian Kesehatan Diminta Sosialisasikan Apa Itu Penyakit X

4 Maret 2024

Kementerian Kesehatan Diminta Sosialisasikan Apa Itu Penyakit X

Masyarakat yang tidak paham mungkin berpikir penyakit X berarti ada virus baru yang sedang menyebar global seperti Covid-19 yang baru lalu.

Baca Selengkapnya

Kenali Penyebab dan Gejala Kanker pada Anak

19 Februari 2024

Kenali Penyebab dan Gejala Kanker pada Anak

Dokter mengatakan penyebab kanker pada anak dan orang dewasa berbeda. Kenali faktor penyebab dan gejala kanker pada anak.

Baca Selengkapnya

Banyak Gejala Kanker pada Anak, Orang Tua Perlu Mengenalinya

15 Februari 2024

Banyak Gejala Kanker pada Anak, Orang Tua Perlu Mengenalinya

Banyak gejala kanker pada anak yang perlu diperhatikan orang tua. Jika anak anak terlihat pucat dan tidak aktif, sebaiknya segera dibawa ke dokter.

Baca Selengkapnya

Donasi Rp 1,1 Miliar untuk Bantu Anak Pejuang Kanker, Ini Harapan Kim Yoo Jung

15 Februari 2024

Donasi Rp 1,1 Miliar untuk Bantu Anak Pejuang Kanker, Ini Harapan Kim Yoo Jung

Harapan Kim Yoo Jung yang mendonasikan Rp 1,1 miliar untuk membantu biaya pengobatan anak-anak pejuang kanker.

Baca Selengkapnya