Dokter: Hipertensi Tak Bisa Ditentukan dari Sekali Cek Tekanan Darah
Reporter
Antara
Editor
Yayuk Widiyarti
Jumat, 18 Februari 2022 14:25 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Tak hanya sekali, pemeriksaan tekanan darah perlu dilakukan berkali-kali untuk memastikan apakah seseorang menderita hipertensi atau tidak. Ketua Indonesian Society of Hypertension (InaSH), dr. Erwinanto, Sp.JP(K), mengatakan konfirmasi diagnosis tekanan darah tinggi tidak dapat hanya mengandalkan satu kali pemeriksaan di klinik.
"Perhimpunan Dokter Hipertensi Indonesia menganjurkan pemeriksaan tidak hanya dalam satu kali kunjungan. Jangan bapak ibu datang langsung dibilang hipertensi. Harusnya diperiksa beberapa kali kunjungan baru bilang iya hipertensi (jika tekanan darah memang tinggi)," katanya dalam konferensi pers virtual bertema "Apakah tatalaksana hipertensi di masa COVID-19 ada perbedaan?", Jumat, 18 Februari 2022.
Menurut Erwinanto, pemeriksaan tekanan darah yang dilakukan berkali-kali membantu mencegah orang dengan sebutan hipertensi jas putih dimasukkan dalam kelompok hipertensi. Hipertensi jas putih yakni mereka yang terukur tekanan darah tinggi saat pemeriksaan dilakukan di klinik atau rumah sakit tetapi saat pemeriksaan di rumah hasilnya menunjukkan normal.
"Rata-rata di Indonesia, mendiagnosis hipertensi dengan pemeriksaan sekali di klinik," jelasnya.
Dalam hal ini, pemeriksaan di luar klinik atau di rumah bisa menjadi alternatif, memanfaatkan ambulatory blood pressure monitoring (ABPM). Strategi pengukuran menggunakan ABPM untuk konfirmasi diagnosis hipertensi dianjurkan bila alat tersedia. Alat ini mulai banyak digunakan di Indonesia dan dapat menggambarkan dinamika pola tekanan darah pagi dan malam hari.
"Kita ingin mengetahui apakah pasien tertentu itu ternyata sudah hipertensi di rumah atau ketika memakai ambulatory blood pressure monitoring," ujar Erwinanto.
Pemeriksaan tekanan darah bisa dimulai sejak usia 18 tahun. Nantinya dokter akan memutuskan kapan sebaiknya orang melakukan pengukuran berikutnya. Ia dikatakan mengalami hipertensi saat tekanan darah 140/90 mm Hg atau lebih setelah pengukuran berkali-kali.
"Pemeriksaan tekanan darah sebaiknya kita punya patokan, misalnya kalau pasien sekali diperiksa 120/80 mmHg periksa lagi setahun lagi. Kalau 130/85 mmHg maka diperiksa enam bulan lagi. Periksalah sekali dulu," saran Erwinanto.
Anggota Pokja Panduan Konsensus Indonesian Society of Hypertension (InaSH), dr. Siska Suridanda Dany, Sp.JP, menambahkan gambaran kondisi tekanan darah tidak bisa hanya melalui pengukuran tekanan darah satu kali di klinik. Dia tak menampik pemeriksaan tekanan darah terkadang bisa memicu respons kewaspadaan pasien sehingga membuatnya cemas ada sesuatu yang salah dan meningkatkan hasil pengukuran tekanan darahnya.
"Padahal, kalau diperiksa di rumah tidak dalam keadaan was-was bisa jadi tekanan darahnya normal. Karena itu, tekanan darah tidak pernah bisa diperiksa satu kali untk mendapatkan gambaran tekanan darah seseorang bagaimana," tuturnya.
Baca juga: Kaget Tekanan Darah Naik, Mungkin 5 Hal Ini Sebabnya