Dampak Buruk Workaholic, dari Kesehatan Mental hingga Hubungan Sosial

Reporter

Tempo.co

Editor

Nurhadi

Selasa, 1 Maret 2022 16:14 WIB

Ilustrasi wanita duduk bekerja. Freepik.com/Lookstudio

TEMPO.CO, Jakarta - Sebagian orang mungkin menjadi workaholic. Apakah hal ini berdampak buruk?

Dikutip dari Asosiasi Psikologi Amerika (APA). istilah workaholism diciptakan psikolog Wayne Oates pada 1971 yang menggambarkan workaholism sebagai kecanduan kerja berupa paksaan atau kebutuhan tak terkendali untuk terus-menerus bekerja. Sementara pelakunya dikenal dengan sebutan workaholic.

“Obsesi ini tidak hanya terbatas pada tugas-tugas profesional tetapi orang-orang ini terus-menerus menyibukkan diri. Tidak ada yang seperti ‘waktu luang’ dalam kamus mereka,” tulis dokter di Rumah Sakit SRV Mumbai, Aradhya Binju, dalam laman tanya jawab Quora.

Melansir dari Britannica, umumnya workaholism ditandai dengan jam kerja berlebihan, baik di dalam atau di luar tempat kerja, dengan terus-menerus memikirkan pekerjaan, yang tidak terkait dengan tuntutan tempat kerja yang sebenarnya.

Sebagian orang mungkin melihat workaholism adalah prasyarat untuk sukses. Namun, konsekuensinya sebagian orang akan kesulitan melepaskan diri dari pekerjaan, bahkan ketika diberi kesempatan untuk melakukannya.

Advertising
Advertising

Binju melanjutkan, workaholism dalam jangka waktu yang lama berisiko meningkatkan penyakit berikut:

  • obesitas;
  • diabetes mellitus;
  • hipertensi;
  • gangguan obsesif kompulsif;
  • insomnia;
  • kecanduan, seperti kecanduan alkohol atau merokok untuk tetap bekerja lebih banyak;
  • gangguan hiperaktif seperti ADHD;
  • sindrom kelelahan kronis.

Selain berdampak buruk pada kesehatan, Binju menyebut workaholism juga dapat mempengaruhi hubungan sosial. Ini karena mereka tidak dapat menghabiskan cukup waktu dengan keluarga.

Selain itu, workaholism berdampak buruk bagi kesehatan mental. APA mengatakan orang yang workaholic tampak mengalami emosi negatif yang terpisah. Emosi itu adalah rasa bersalah, kecemasan, kemarahan dan kekecewaan yang dirasakan baik di tempat kerja atau di rumah.

Seorang workaholic dilaporkan merasa kurang percaya diri dan kurang riang di tempat kerja. Sebuah taksonomi kesejahteraan terkait pekerjaan yang disajikan Schaufeli pada 2013 juga menemukan pekerja workaholic mengalami emosi teraktivasi yang tidak menyenangkan, seperti jengkel, bermusuhan, dan tegang.

Seorang workaholic juga dikaitkan dengan gangguan kejiwaan, termasuk kecemasan, attention-deficit/hyperactivity disorder (ADHD), depresi, dan gangguan obsesif-kompulsif (OCD).

Itulah beberapa dampak buruk workaholic. Bekerja terus-menerus memang dapat membuat seseorang mengalami kelelahan fisik, emosional, dan mental yang bisa berdampak buruk bagi kondisi fisik dan kejiwaan, serta hubungan sosialnya.

AMELIA RAHIMA SARI

Baca juga: Suka Lembur, Termasuk Pekerja Keras atau Workaholic?

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Berita terkait

Tuntutan dari Mahasiswa UGM, IPK 4,00 di Universitas Jember, serta Penyakit Akibat Polusi Mengisi Top 3 Tekno

15 jam lalu

Tuntutan dari Mahasiswa UGM, IPK 4,00 di Universitas Jember, serta Penyakit Akibat Polusi Mengisi Top 3 Tekno

Topik tentang mahasiswa UGM menggelar aksi menuntut tranparansi biaya pendidikan menjadi berita terpopuler Top 3 Tekno Berita Hari Ini.

Baca Selengkapnya

Lima Besar Penyakit Akibat Polusi Udara di Indonesia, Apa Saja?

1 hari lalu

Lima Besar Penyakit Akibat Polusi Udara di Indonesia, Apa Saja?

Polusi udara yang erat kaitannya dengan tingginya beban penyakit adalah polusi udara dalam ruang (rumah tangga).

Baca Selengkapnya

Kalimat yang Pantang Diucapkan pada Bos meski Berteman

4 hari lalu

Kalimat yang Pantang Diucapkan pada Bos meski Berteman

Agar tak ada masalah dalam pekerjaan, cobalah hindari mengucapkan kalimat-kalimat berikut meski bos adalah teman sendiri.

Baca Selengkapnya

10 Negara dengan Lapangan Kerja Paling Banyak, Tertarik Pindah?

8 hari lalu

10 Negara dengan Lapangan Kerja Paling Banyak, Tertarik Pindah?

Berikut ini daftar negara dengan lapangan kerja paling banyak di dunia, didominasi oleh negara-negara Eropa. Tertarik untuk pindah?

Baca Selengkapnya

Alasan Bawang Merah Tetap Diburu Meski Mahal

10 hari lalu

Alasan Bawang Merah Tetap Diburu Meski Mahal

Bawang merah merupakan komoditi penting yang dibutuhkan masyarakat. Apa saja manfaatnya untuk kesehatan?

Baca Selengkapnya

Waspadai Cuaca Panas Ekstrem di Musim Pancaroba, Dampaknya Bisa Sampai Ginjal

12 hari lalu

Waspadai Cuaca Panas Ekstrem di Musim Pancaroba, Dampaknya Bisa Sampai Ginjal

Jika orang kehilangan kontrol temperatur internal karena cuaca panas ekstrem, mereka mungkin akan mengalami berbagai masalah kesehatan.

Baca Selengkapnya

Epidemiolog: Cacar Monyet Berpotensi Jadi Penyakit Endemik di Indonesia

13 hari lalu

Epidemiolog: Cacar Monyet Berpotensi Jadi Penyakit Endemik di Indonesia

Epidemiolog Dicky Budiman menyatakan, infeksi cacar monyet berpotensi menjadi penyakit endemik karena minimnya penanganan.

Baca Selengkapnya

Pemeriksaan Kehamilan Rutin Bantu Cegah Penularan Sifilis dari Ibu ke Janin

13 hari lalu

Pemeriksaan Kehamilan Rutin Bantu Cegah Penularan Sifilis dari Ibu ke Janin

Penyakit sifilis bisa menular dari ibu yang terinfeksi ke janinnya melalui plasenta. Pemeriksaan kehamilan bantu mencegah penularan itu.

Baca Selengkapnya

Terbukti KDRT, Suami Dokter Qory Divonis 2 Tahun Penjara

16 hari lalu

Terbukti KDRT, Suami Dokter Qory Divonis 2 Tahun Penjara

Suami dokter Qory itu juga mendapat hukuman tambahan berupa konseling kejiwaan.

Baca Selengkapnya

Tips Persiapkan Diri Bekerja di Perusahaan Terbaik

17 hari lalu

Tips Persiapkan Diri Bekerja di Perusahaan Terbaik

Berikut saran buat yang sedang mempersiapkan diri untuk membangun karir di perusahaan terbaik, baik domestik maupun internasional.

Baca Selengkapnya